TENGGARONG – Seorang pelaku usaha asal Tenggarong Yoga membangun usaha kuliner yang fokus menjual camilan-camilan.
Bisnisnya tersebut ia beri nama Miyaya dengan jargon Makanan Ringan Enak dan Menyenangkan.
Kata dia, nama itu diambilnya dari panggilan akrab sang istri di dalam keluarga.
Menurutnya, nama Miyaya juga terkesan mudah diingat dengan menggunakan logo berwarna putih yang dipadukan dengan warna oren.
Yoga mengungkapkan, ide usaha ini berawal dari hobi istrinya yang gemar memasak serta telah memiliki basic berjualan sejak masih SMA.
Dia mengatakan, mereka mulai serius membangun bisnis tersebut di tahun 2019 melalui media sosial Instagram @Miyaya.tgr dan WhatsApp 085652171311.
“Jadi dari SMA itu sering jualan -jualan gitu. Akhirnya ayo bismillah Mah kita seriusin nih, biar enggak gini -gini aja gitu kan. Jadi kami seriusin lah,” ujarnya kepada media ini, Jumat (1/3/2024).
Ia menerangkan, mereka mulai menyewa tempat untuk dijadikan toko di tahun ke-4 menjalankan bisnis Miyaya.
Kini, toko Miyaya berada di Jalan Kartini dengan memiliki 7 pegawai yang dibagi menjadi tim produksi dan tim penjualan, dengan jam operasional dari pukul 11.00 -21.00 Wita.
Kata Yoga, penghasilan dari penjualan camilan Miyaya mereka putar untuk modal dan investasi peralatan yang diperlukan untuk pengembangan.
Dia mengaku, penghasilan dari Miyaya saat ini sudah bisa menutupi semua keperluan modal produksi, sewa tempat, gaji karyawan serta tabungan masa depan.
“Benar-benar modal awal keluar sudah balik modal. Enggak ada kita suntik modal lagi. Jadi alhamdulillah sebelum bisnis ini berdiri sudah ada kalkulasi perhitungannya,” jelas Yoga.
Dia menerangkan, bahan-bahan dasar yang digunakan untuk camilan Miyaya itu diambilnya dari pemasok lokal di Tenggarong.
Namun, untuk bahan-bahan khusus takoyaki itu mereka dapatkan dari luar Kalimantan.
Ia menyebut, Miyaya dalam sebulan bisa menghabiskan 200 kilogram tepung untuk produksi yang bekerja sama dengan tepung terigu Bogasari PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
“Alhamdulillah kami UMKM ya. Makanya UMKM ini kalau berdiri sendiri bisa, tapi berat. Harus ada teman -teman yang saling menggandeng gitu,” pungkas dia. (adv/nf/mt)