Kembangkan Usaha Make Up, Dini Wulandari Kantongi Sertifikat dan Ijazah Kompetensi

TENGGARONG – Dini Wulandari pernah mengikuti sekolah khusus make up di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.

Langkah ini diambilnya untuk mengembangkan usahanya di bidang tata rias wajah yang diberinya nama Dini Bridal.

Ia termotivasi mengikuti sekolah tersebut karena pernah diminta oleh temannya untuk merias wajah dalam acara akad nikah. Padahal, saat itu ia hanya berani merias wajah para undangan.

“Aku mikir dong ya, make up akad. Kubilang, ini kalau orang nanti jadinya jadi badut. Jadi kayak apa,” ucap Dini sebagaimana dikutip dari kanal Youtube Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar pada Rabu (29/11/2023).

Pengalaman itu membuat ia memutuskan untuk mengikuti sekolah tata rias khusus paket make up dalam acara pernikahan. “Tapi ikut ujian dulu kalau untuk make up,” ujarnya.

Setelah mengikuti sekolah tersebut, ia memberanikan diri membuka jasa merias wajah dalam acara pernikahan (wedding).

Dini menyebutkan bahwa usaha tata rias dalam pernikahan di Kukar masih tergolong bebas dilakukan oleh siapa pun meskipun belum mengantongi sertifikat dan ijazah.

Sementara di Pulau Jawa, ungkap dia, orang-orang yang menjalankan usaha di bidang make up akan dirazia serta dilarang membuka usaha tata rias apabila belum memiliki sertifikat dan ijazah kompetensi di bidang tersebut.

“Minimal kita itu punya 5. Jadi, beda sertifikat sama ijazah kompetensi. Itu beda. Itu tadi sertifikat lain. Ijazah uji kompeten lain,” terangnya.

Berkat kemampuan dan keahliannya, Dini telah membuka cabang usaha make up, dekorasi, dan kosmetik di sejumlah daerah.

Ia pun merencanakan untuk melebarkan usahanya. “Pengen punya kafe. Pengen punya wedding lagi. Terus bisa menciptakan lapangan pekerjaan ke orang banyak,” tuturnya.

Dia berpesan kepada para pengusaha yang sedang merintis usahanya dari bawah agar tidak pantang menyerah. Pasalnya, dalam dunia usaha semua orang pernah mengalami kegagalan.

Namun, ketika seseorang bisa bangkit serta mengambil pelajaran dari kegagalan sebelumnya, potensi kesuksesan akan jauh lebih besar.

“Enggak ada kalau usaha itu yang langsung sukses. Itu enggak ada,” tegasnya. (adv/mt/fb)

Harapan Penyedia Jasa Sound System kepada Pemerintah Kukar

TENGGARONG – Pemilik jasa penyewaan sound system Bumi Sekar Audio Tengarong Kusnadi berharap pemerintah meningkatkan perhatian dan bantuan kepada para penyedia jasa sound system di Tenggarong.

Ia mencontohkan pemberdayaan penyedia jasa sound system dalam kegiatan-kegiatan di Tenggarong. Dia mendorong pemerintah menggunakan jasa pelaku usaha lokal.

“Tidak hanya mendatangkan sistem luar,” ucap dia sebagaimana dikutip dari kanal Youtube Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar pada Rabu (29/11/2023).

Kusnadi juga menginginkan pemerintah memberdayakan penyedia jasa sound system di acara-acara besar dan kecil.

Ia mendorong pemerintah tak mendatangkan penyedia jasa sound system dari luar daerah.

“Di Tenggarong ini banyak sound system. Jadi, majukanlah semuanya demi rakyat Tenggarong,” sarannya.

Menurut Kusnadi, penyedia jasa sound system di Tenggarong juga sanggup mengisi kegiatan-kegiatan besar yang diselenggarakan pemerintah dan swasta.

Apalagi komunitas penyedia jasa sound system juga berada di Tenggarong, yang menggabungkan kelas atas hingga kelas bawah.

Dalam komunitas itu, sambung dia, mereka saling membantu satu sama lain saat mengisi acara-acara yang diadakan pemerintah dan swasta.

Misalnya, sebut dia, saat ada undangan untuk mengisi suatu acara, jika salah satu di antaranya tak menyanggupinya, mereka akan memberikannya kepada penyedia jasa sound system lain.

Kusnadi mengungkapkan, komunitas penyedia jasa sound system di Tenggarong memiliki cukup banyak anggota.

Saat salah satu anggota komunitas penyedia jasa kekurangan alat, pemilik sound system lain akan membantunya.

“Saling melengkapi kekurangan kami. Pas kita main, ada kekurangan, nanti teman itu untuk melengkapi,” terangnya.

Anggota komunitas tersebut, lanjut dia, hanya beranggotakan para penyedia jasa sound system di Tenggarong.

Anggota-anggota komunitas tersebut diharapkannya bisa merangkul penyedia-penyedia lain di pelosok Tenggarong.

“Kita bergabung jadi satu dan sama-sama memajukan dan memperbesar dunia sound system ini,” tutupnya. (adv/mt/fb)

Tantangan Jasa Penyewaan Sound System, Kusnadi: Cuaca dan Lokasi yang Sempit

TENGGARONG – Pemilik usaha jasa penyewaan sound system asal Kukar Kusnadi menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya, di antaranya akses terhadap lokasi dan cuaca.

Ia mencontohkan lokasi kegiatan penyewa jasa sound system yang bermukim di dalam gang sempit.

Hal itu terkadang membuat mereka kebingungan meletakkan sound system di lokasi yang dapat didengar oleh para tamu.

Selain itu, saat hujan mereka harus meletakkan sound system di tempat yang benar-benar aman.

Ketika hujan turun, mereka tak perlu memindahkan alat secara mendadak. Hal ini juga untuk menghindari potensi alat-alat elektronik mengalami kerusakan karena terkena hujan.

“Kendalanya yaitu tadi. Segala kita ada job di medan-medan sempit dan cuaca itu,” ucap Kusnadi sebagaimana dikutip dari kanal Youtube Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar pada Rabu (29/11/2023).

Ia juga menghadapi tantangan saat memasang sound system dalam jumlah banyak serta berukuran besar.

Tak sedikit tetangga penyewa mengajukan komplain karena getaran suara sound system yang tinggi.

Saat acara diadakan di area yang sempit, warga sekitar merasa terganggu dengan suara sound system yang terlalu nyaring.

Namun di sisi lain, kata Kusnadi, penyewa menginginkan sound system dengan suara tinggi.

Anak Kusnadi, Khusnul Yadaini menyebut, hal ini semakin membuat mereka kebingungan saat di sekitar lokasi kegiatan terdapat tetangga penyewa yang memiliki anak kecil.

Meski menghadapi tantangan, ia termotivasi untuk terus menjalankan jasa penyewaan sound system karena dia ingin menyenangkan dan memuaskan klien.

Dengan begitu, Yadaini mengatakan, biaya yang dikeluarkan oleh penyewa untuk menggunakan jasa mereka sebanding dengan hasilnya. “Harapan ke depan….semakin banyak mengenal,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Jajak Khas Kutai Jual Ragam Kue dan Roti, Layani Pemesan untuk Hajatan

TENGGARONG – Fatmah dan keluarganya merupakan pelaku usaha yang menjual kue khas Kutai di Tenggarong.

Anak perempuan Fatmah, Nur Hasanah menceritakan, kue khas Kutai yang mereka buat pertama kali adalah roti gembong.

Setelah usahanya berjalan dan berkembang, mereka membuat roti balok dan cincin. Saat itu, belum ada satu pun orang di Tenggarong yang menjual kue cincin selain Fatmah.

“Makanya itu coba-coba pertama bikin 2 kilo, habis itu 5 kilo, makin lama, makin banyak,” ucap dia sebagaimana dikutip dari kanal Youtube Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar Rabu (29/11/2023).

Kata dia, kue cincin semula dijual Fatmah adalah titipan dari orang-orang dari wilayah Hulu Kukar.

Pengiriman dari Hulu ke Tenggarong, sambung Hasanah, memiliki kekurangan. Sesampai di Tenggarong, kue tersebut berminyak.

Karena itu, mereka berinisiatif membuat sendiri kue cincin. “Sampai sekarang alhamdulillah laku,” ujarnya.

Bagi Anda yang ingin mencoba berbagai jenis kue khas Kutai buatan Fatmah bisa mendatangi tempat usahanya di Jalan Mangkurawang, RT 1, Nomor 3, Kelurahan Mangkurawang, Kecamatan Tenggarong.

Usaha yang diberi nama Jajak Khas Kutai Hj. Fatmah ini menjual roti gembong, roti balok, tole-tole, elat sapi, jajak cincin dan lain-lain.

Mereka juga melayani pemesanan katering kue kering dan kue basah untuk acara perkawinan dan hajatan lainnya. Jika berminat memesannya, Anda bisa menghubungi melalui nomor telepon 081353378248 dan 081331785555. (adv/mt/fb)

Penjual Kue Keroncong Diberi Puluhan Rombong, Kepala Desa Teluk Dalam Apresiasi Diskop-UKM Kukar

TENGGARONG – Kepala Desa Teluk Dalam Sopian mengapresiasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop-UKM) Kukar karena telah memberikan rombong kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desanya.

Pemkab Kukar melalui Diskop-UKM Kukar memberikan 42 rombong untuk para pelaku UMKM yang berjualan kue keroncong di Teluk Dalam.

Dia menyambut baik bantuan tersebut. Pasalnya, rombong-rombong itu sangat membantu warganya yang mengelola usaha kue keroncong.

“Kami Pemerintah Desa Teluk Dalam mengucapkan ribuan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara,” ucap dia usai Wabup Kukar Rendi Solihin menyerahkan puluhan rombong kepada para pelaku UMKM, Jumat (24/11/2023).

Ia berpesan kepada warganya agar mengelola dan menata dengan baik rombong saat berjualan kue keroncong.

Sopian juga berharap bantuan tersebut dapat mendukung pengembangan usaha para pelaku UMKM, sehingga kue keroncong semakin terkenal di publik.

Dia mengungkapkan bahwa kue keroncong merupakan produk di bidang kuliner andalan desa yang terletak di Kecamatan Tenggarong Seberang tersebut.

Di sepanjang jalan di Teluk Dalam, sambung Sopian, para pengguna jalan akan mendapati pelaku-pelaku UMKM berjualan kue keroncong.

“Jajak keroncong ini sampai terkenal di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Ia juga menyinggung masukan dari para pelaku UMKM kepada Pemkab Kukar, khususnya terkait lokasi untuk mereka berjualan kue keroncong.

Sopian mendukung penggunaan simpang Jembatan Mahakam dijadikan lokasi berjualan para pelaku usaha kue keroncong.

“Jajak keroncong khususnya, rencananya akan kami pusatkan di sini,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Pelaku UMKM Teluk Dalam Minta Wabup Kukar Fasilitasi Pembuatan Label Produk

TENGGARONG – Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin menerima aspirasi para pedagang kue keroncong Desa Teluk Dalam pada Jumat (24/11/2023).

Aspirasi tersebut disampaikan kepada Wakil Bupati saat menyerahkan bantuan rombong kepada para pelaku usaha di Teluk Dalam, Kecamatan Tenggarong Seberang.

Kata Rendi, salah satu aspirasi pelaku-pelaku usaha tersebut adalah mereka meminta difasilitasi pembuatan label produk UMKM.

Dia menyatakan bahwa Pemkab Kukar bisa menjawab aspirasi tersebut lewat pelatihan pembuatan label dan kemasan produk.

Para pelaku usaha diminta untuk berkoordinasi dengan Klinik Wirausaha Pemuda Mandiri yang di bawah Dispora Kukar.

“Itu bisa nanti difasilitasi untuk pelatihan-pelatihan, baik pemasaran ataupun kemasan,” terangnya.

Para pelaku UMKM juga meminta Pemkab Kukar membantu pengembangan produk kerupuk dan amplang dari sarang burung walet.

Rendi pun mempersilakan mereka membuat proposal yang ditujukan kepada Pemkab Kukar.

“Kalau nanti di kecamatan bisa, kecamatan yang akan mengurus. Kalau tidak bisa, nanti dari dinas terkait yang akan urus,” tuturnya.

Rendi mengaku belum mengetahui pasti dinas yang mengurus produk yang berasal dari sarang burung walet.

Ia mengungkapkan bahwa Pemkab dan DPRD Kukar hanya mengatur pengelolaan sarang burung walet.

“Baru retribusi. Kalau enggak salah waktu itu terkait dengan sumber bahan bakunya yaitu sarang walet,” tutupnya.

Koordinator pelaku UMKM Desa Teluk Dalam Patmiwati mengaku selain berjualan kue keroncong, pihaknya sudah meluncurkan produk baru berbahan dasar sarang burung walet.

Mereka memberi nama produk tersebut kerupuk dan amplang walet. Produk baru ini sudah dipasarkan dan dikirim ke luar negeri.

Pihaknya mengirimnya ke mancanegara setelah mendapatkan bantuan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kukar dan Disperindag Kukar.

Dia mengungkapkan, para pembuat kerupuk dan amplang walet memiliki sejumlah tantangan untuk memproduksi produk baru tersebut, salah satunya mereka belum mempunyai mesin penggiling.

“Kami sangat membutuhkan mesin untuk menggilingnya. Kami sangat mohon dukungannya,” ujar dia. (adv/mt/fb)

Wabup Rendi Terima Aspirasi Para Pelaku UMKM Desa Teluk Dalam

TENGGARONG – Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin menerima banyak aspirasi dan masukan dari para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Desa Teluk Dalam.

Aspirasi dan masukan tersebut disampaikan para pelaku UMKM saat ia menyerahkan bantuan rombong di Teluk Dalam pada Jumat (24/11/2023).

Salah satu aspirasi mereka adalah meminta difasilitasi lapak berjualan, label produk, dan bantuan untuk pengembangan produk baru mereka yang diberi nama keripik dan amplang walet.

Rendi menyampaikan bahwa penempatan lapak untuk berjualan di pinggir jalan umum sejatinya tidak diperbolehkan.

Meski begitu, ia menyarankan para pelaku UMKM mengirimkan surat izin penggunaan pinggir jalan umum kepada Pemkab Kukar untuk dijadikan lokasi berjualan.

“Siapa tahu memang nanti kita bisa, karena memang belum padat,” ucap Rendi.

Ia menyebutkan bahwa setiap sore hari di sepanjang jalan umum Teluk Dalam selalu ramai penjual dan pembeli.

Pinggir jalan umum tersebut, sambung dia, masih tergolong jarang digunakan oleh para pengguna jalan.

Karena itu, Rendi membuka kemungkinan bagi Pemkab Kukar mengeluarkan izin penggunaannya untuk berjualan.

Apabila diizinkan, ia mendorong para pelaku usaha kue keroncong membuat kesepakatan dengan para pedagang lain di Teluk Dalam.

Kata dia, Pemkab Kukar akan selalu mendukung keputusan bersama para pedagang. Hal ini bertujuan meningkatkan pendapatan para pelaku UMKM.

“Nanti gini aja Pak Sekcam, tolong difasilitasi. Nanti dirundingkan di tingkat kecamatan. Siapa tahu memang ini jalan dilalui dan sore selalu banyak pedagang di sini,” ujarnya.

“Nanti akan difasilitasi dari kecamatan, Bu. Nanti silakan koordinatornya Bu Kades bertemu sama Pak Sekcam, biar nanti langsung dibikinkan berita acara; kira-kira kesepakatannya seperti apa,” ucapnya saat berdialog dengan para pedagang Teluk Dalam. (adv/mt/fb)

Pelaku UMKM Desa Teluk Dalam Luncurkan Produk Baru

TENGGARONG – Koordinator pelaku UMKM Desa Teluk Dalam Patmiwati mengaku selain berjualan kue keroncong, pihaknya sudah meluncurkan produk baru berbahan dasar sarang burung walet.

Mereka memberi nama produk tersebut kerupuk dan amplang walet. Produk baru ini sudah dipasarkan dan dikirim ke luar negeri.

Pihaknya mengirimnya ke mancanegara setelah mendapatkan bantuan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kukar dan Disperindag Kukar.

Dia mengungkapkan, para pembuat kerupuk dan amplang walet memiliki sejumlah tantangan untuk memproduksi produk baru tersebut, salah satunya mereka belum mempunyai mesin penggiling.

“Kami sangat membutuhkan mesin untuk menggilingnya. Kami sangat mohon dukungannya,” ujar dia pada Jumat (24/11/2023).

Pelaku UMKM Desa Teluk Dalam, Ningsih menambahkan, pihaknya juga aktif memproduksi kue keroncong.

Kue tersebut sudah memiliki label yang dipasang di dalam kemasan. Label itu berasal dari Pemerintah Kabupaten Kukar.

Pemasangan label dalam kemasan, lanjut dia, bertujuan memperkenalkan kue keroncong kepada masyarakat. Selain itu, ia berharap kue tersebut bisa teridentifikasi sebagai makanan khas kukar.

“Jadi, untuk teman-teman masing-masing ada namanya, tapi minimal ada yang lebih untuk Desa Teluk Dalam. Intinya ada yang lebih. Identitas kami yang lebih dari itu,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Pelaku UMKM Desa Teluk Dalam Minta Bantuan kepada Wabup Rendi Solihin

TENGGARONG – Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin menerima saran dan masukan dari pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Desa Teluk Dalam.

Saran dan masukan tersebut disampaikan pelaku UMKM saat Rendi menyerahkan rombong kepada para pelaku UMKM Teluk Dalam pada Jumat (24/11/2023).

Koordinator pelaku UMKM Desa Teluk Dalam Patmiwati menyampaikan, selain membutuhkan rombong, para pelaku usaha di desa tersebut berharap memiliki lapak untuk berjualan.

Rombong, sambung dia, memang dapat digunakan untuk berjualan. Namun, para pelaku usaha di desa tersebut belum memiliki tempat khusus untuk berjualan kue keroncong.

Sebagian besar pelaku UMKM, ungkap Patmiwati, berjualan kue tersebut di depan rumah mereka. Sebagian dari mereka pun masih menggunakan tempat yang disewa dari warga sekitar.

“Siapa tahu di sini bisa (berjualan di simpang Jembatan Mahakam dari arah Tenggarong). Di sana rombongnya, di sini tempat parkirnya. Kalau memang dibolehkan, kami sangat memerlukan, Pak,” ucapnya kepada Rendi.

Menurut dia, lokasi tersebut sangat strategis untuk para pelaku usaha menjual kue keroncong. “Kami sangat membutuhkan itu,” ujarnya. (adv/mt/fb)

Rendi Solihin Dorong Pelaku UMKM Teluk Dalam Lestarikan Kue Keroncong

TENGGARONG – Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin berpesan kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Desa Teluk Dalam mempertahankan dan melestarikan kue keroncong.

Kata dia, kue keroncong adalah salah satu produk unggulan destinasi wisata di Kukar, khususnya di bidang kuliner.

Ia menyebutkan bahwa keberadaan kue khas Kukar tersebut menjadi daya tarik sendiri bagi para pengunjung Kukar.

Warga Kaltim yang berasal dari wilayah pantai yang ingin berkunjung ke Tenggarong, sambung dia, sebagian besar dari mereka akan membeli kue keroncong di Teluk Dalam.

“Jajak keroncong sudah dikenal oleh masyarakat Kalimantan Timur. Kalau berkunjung ke Kota Tenggarong, itu pasti melewati jajak-jajak keroncong,” ucap Rendi dalam sambutannya saat menyerahkan bantuan rombong kepada para pelaku UMKM Desa Teluk Dalam, Jumat (24/11/2023).

Ia mengungkapkan, ide pemberian bantuan rombong kepada para pelaku UMKM tercetus pada Juli hingga Agustus 2023.

Lewat bantuan tersebut, dia menginginkan para pelaku UMKM yang berjualan kue keroncong di Teluk Dalam tertata rapi.

Atas dasar itu, ia menghubungi Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop-UKM) Kukar Tajuddin untuk memberikan bantuan rombong kepada para penjual kue keroncong.

“Kebetulan waktu itu belum pengesahan bersama DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara untuk anggaran tahun perubahan,” sebutnya.

Hal itu disambut baik oleh Kepala Diskop-UKM Kukar. Tajuddin pun mengeksekusinya dengan cara melakukan pendataan.

Setelah itu, DPRD dan Pemkab Kukar menyepakati pemberian bantuan rombong kepada para pelaku UMKM yang berjualan kue keroncong di Teluk Dalam.

“Akhirnya hari ini kita bisa realisasi dan kita lihat alhamdulillah rombongnya bagus,” ujar Rendi.

Dia berharap Diskop-UKM Kukar melengkapi bantuan berupa peralatan untuk para pelaku usaha yang berjualan kue keroncong.

“Mudah-mudahan nanti bisa difasilitasi. Disampaikan ke Kepala Dinasnya. Mumpung belum pengesahan (APBD Kukar tahun 2024). Segera dikomunikasikan biar bisa menjadi anggaran prioritas untuk tahun 2024,” pungkas Rendi. (adv/mt/fb)