Koperasi Jasa Bina Tani Jaya Bersama Miliki Unit Usaha Pencucian Mobil

TENGGARONG – Koperasi Jasa Bina Tani Jaya Bersama memiliki unit usaha yang bergerak di bidang pencucian mobil.

Koperasi yang berada di Desa Bukit Pariaman, Kecamatan Tenggarong Seberang ini telah meraup penghasilan yang cukup signifikan dari usaha itu.

Ketua Koperasi Jasa Bina Tani Jaya Bersama, Mujiati menjelaskan bahwa unit usaha tersebut dibentuk tujuanya untuk menambah penghasilan demi menumbuhkan koperasi mereka.

Usaha pencucian mobil ini, lanjut dia, didirikan sejak tahun 2017. Unit usaha pencucian mobil ini berhasil dibentuk atas usaha bersama seluruh anggota koperasi.

Unit usaha tersebut dibentuk terinspirasi dari kendaraan yang lalu lalang di Kecamatan Tenggarong Seberang kian bertambah dari tahun ke tahun.

Debu yang disebabkan oleh jalan yang rusak tentu membuat para pengendara membutuhkan jasa pencucian mobil.

“Pencucian ini khusus untuk mobil. Alhamdulillah menjadi unit usaha pokok yang kami punya,” kata dia pada Selasa (30/4/2024).

Untuk setiap mobil yang dicuci di unit usaha Koperasi Jasa Bina Tani Jaya Bersama, pengendara dikenai biaya Rp 50 ribu.

Ia bersama rekan-rekannya saat ini tengah mendorong unit usaha tersebut agar dapat berjalan secara terstruktur.

Dia berpendapat, setiap usaha membutuhkan pengelola yang baik supaya dapat menjalankan usaha secara profesional dan berkelanjutan.

Mujiati berharap, mereka bisa meningkatkan unit usaha tersebut secara progresif serta dapat menghidupkan koperasi secara konsisten.

“Harapan untuk usaha yang dijalani ini dapat terus meningkat dan dipercaya masyarakat,” tutupnya. (adv/lt/mt)

Eka Sulistiyawati Bangun Usaha Akar Sampai dan Sale Pisang

TENGGARONG – Pelaku usaha asal Tenggarong Seberang Eka Sulistiyawati membangun bisnis olahan camilan akar sampai dan sale pisang di Desa Sukamaju.

Dia mengatakan, ide usaha tersebut bermula dari keluarganya yang menyukai camilan-camilan dari hasil olahan tangannya.

Ia juga kerap membagikan camilan olahannya itu kepada teman-temannya hingga membuatnya menerima banyak permintaan.

Eka pun memanfaatkan peluang tersebut menjadi sebuah bisnis yang bernilai ekonimis, serta mempromosikannya melalui media sosial Whatsapp.

Bahan dasar pisang untuk membuat camilan itu pun cukup mudah didapatkan, yakni dari hasil kebun sendiri yang memiliki kualitas unggul.

Ia mengaku, usaha tersebut dijalankan bersama ibu mertuanya yang membuat sale pisang, sedangkan dia membuat akar sampai.

Agar usaha cemilan ini bisa berkembang serta memiliki ciri khas, mereka sepakat untuk memberi nama brand produknya UMKM Kamila.

“Sebetulnya sale pisang itu mertua saya yang bikin. Saya hanya memasarkan dan membuatkan perizinan usaha,” jelasnya kepada awak media Berita Alternatif pada Rabu (28/2/2024).

Dia mengungkapkan, dalam waktu sepekan mereka bisa memproduksi 20-30 pcs sale pisang dan akar sampai.

“Mengikuti permintaan, kadang 20-30 pcs ada juga yang pesan kiloan,” ujar Eka.

Ia menerangkan, dalam membuat sale pisang tantangannya adalah cuaca karena harus melalui proses penjemuran sampai kering.

Sebab, apabila cuaca yang berubah secara tidak menentu bisa mengakibatkan penurunan kualitas sale pisang.

Berbeda dengan produk akar sampai yang bisa produksi sesukanya.

Eka mengatakan, mereka kerap kebanjiran pesanan saat hari-hari besar Islam.

Misalnya seperti Idulfitri dan Iduladha, mereka bisa mendapatkan pesanan sampai 300 pcs.

Selain itu, kata dia, produk mereka juga sering menjadi incaran saat kegiatan bazar UMKM.

Ia berharap usahanya bisa terus berkembang, terutama dalam pemasaran serta pengemasan yang lebih menarik yang membutuhkan keahlian khusus.

“Mau memperbaiki kemasan sesuai dengan standar kayak di toko-toko,” tutup Eka.

Bagi yang penasaran dengan rasa akar sampai dan sale pisang UMKM Kamila, bisa langsung ke tempat mereka di Desa Sukamaju, Kecamatan Tenggarong Seberang atau bisa menghubungi kontak 081347580109. (adv/lt/mt)

Penjual Kue Keroncong Diberi Puluhan Rombong, Kepala Desa Teluk Dalam Apresiasi Diskop-UKM Kukar

TENGGARONG – Kepala Desa Teluk Dalam Sopian mengapresiasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop-UKM) Kukar karena telah memberikan rombong kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desanya.

Pemkab Kukar melalui Diskop-UKM Kukar memberikan 42 rombong untuk para pelaku UMKM yang berjualan kue keroncong di Teluk Dalam.

Dia menyambut baik bantuan tersebut. Pasalnya, rombong-rombong itu sangat membantu warganya yang mengelola usaha kue keroncong.

“Kami Pemerintah Desa Teluk Dalam mengucapkan ribuan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara,” ucap dia usai Wabup Kukar Rendi Solihin menyerahkan puluhan rombong kepada para pelaku UMKM, Jumat (24/11/2023).

Ia berpesan kepada warganya agar mengelola dan menata dengan baik rombong saat berjualan kue keroncong.

Sopian juga berharap bantuan tersebut dapat mendukung pengembangan usaha para pelaku UMKM, sehingga kue keroncong semakin terkenal di publik.

Dia mengungkapkan bahwa kue keroncong merupakan produk di bidang kuliner andalan desa yang terletak di Kecamatan Tenggarong Seberang tersebut.

Di sepanjang jalan di Teluk Dalam, sambung Sopian, para pengguna jalan akan mendapati pelaku-pelaku UMKM berjualan kue keroncong.

“Jajak keroncong ini sampai terkenal di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Ia juga menyinggung masukan dari para pelaku UMKM kepada Pemkab Kukar, khususnya terkait lokasi untuk mereka berjualan kue keroncong.

Sopian mendukung penggunaan simpang Jembatan Mahakam dijadikan lokasi berjualan para pelaku usaha kue keroncong.

“Jajak keroncong khususnya, rencananya akan kami pusatkan di sini,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Tantangan Terbesar Budi Daya Jamur Tiram di Kaltim

TENGGARONG – Owner Pondok Hidayah Jamur Shobirin mengaku cuaca sebagai tantangan terbesar dalam budi daya jamur tiram di Kaltim.

“Cuacanya yang sangat-sangat menjadi tantanganlah untuk kita,” ucapnya sebagaimana dikutip kanal Youtube Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar pada Selasa (21/11/2023).

Tantangan itu dialaminya saat kemarau panjang yang melanda Kaltim pada Agustus hingga Oktober 2023. Hal ini berdampak pada produktivitas jamur tiram yang dibudidayakannya.

Kata dia, jamur tiram yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik pada suhu di bawah 28 derajat celcius.

“Kalau kemarin sempat panas-panas itu kan sampai 30 lebih cuaca kita di sini. Jadi, itu sangat mempengaruhi (budi daya jamur tiram),” ujarnya.

Ia menyebutkan bahwa hembusan udara yang sangat kuat dan kandungan oksigen yang sangat rendah membuat cuaca sangat panas, sehingga berpengaruh pada budi daya jamur tiram.

“Memang itu sangat berpengaruh… Tantangan kita sebenarnya di cuaca,” sebutnya.

Sementara itu, Shobirin mengaku tak mendapatkan tantangan berarti untuk mendapatkan bahan baku budi daya jamur tiram. Pasalnya, ia bisa mendapatkannya di Kukar.

Dia mengungkapkan bahwa bahan baku budi daya jamur tiram tersedia di Kecamatan Tenggarong, Tenggarong Seberang, dan beberapa kecamatan lain di Kukar.

Bahan baku utama dalam budi daya tersebut, sambung dia, hanya serbuk kayu atau limbah somil yang bisa didapatkannya dari para tukang kayu.

“Kalau saya ngambil kemarin ada dari Tenggarong Seberang dan ada dari Kecamatan Sebulu, khususnya di Dusun Sirbaya. Di situ masih ada dan masih banyak. Kadang juga ngambil di Jonggon,” pungkasnya. (adv/mt/fb)