Naficture Gunakan Konsep All Things You Need

TENGGARONG – Pemilik Naficture Anis Zahrotun Nafisah menggunakan konsep all things you need pada usaha yang dijalankannya.

Dia menyebut konsep itu diartikan bisa menyediakan segala kebutuhan pelanggan yang berkaitan dengan suvenir.

Namun, karena menjalankan bisnis sembari mengerjakan tugas akhir sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unikarta, ia mengalami kendala dalam membagi waktu.

Oleh karena itu, perempuan yang akrab disapa Nafis itu tak bisa menerima semua permintaan pelanggan.

Berkat promosi yang dilakukannya secara masif di akun Instagram usahanya, dia kerap mendapatkan pesanan dari luar Kaltim.

“Belum bisa stok buket banyak karena keterbatasan waktu karena sambil mengerjakan skripsi. Insyaallah setelah selesai (kuliah) bisa fokus ke usaha ini,” ucapnya kepada awak media beritaalternatif.com, Selasa (20/2/2024).

Ia mengaku ingin fokus mengembangkan usahanya serta bisa memiliki toko yang memiliki ciri khas tersendiri.

Lalu, di dalamnya akan diisi produk-produk karya buah tangannya dan juga stok bunga-bunga asli.

Dia mengaku belum pernah mendapatkan pembinaan dari pemerintah daerah walaupun telah menjalankan usaha sejak masih duduk di bangku SMK.

Program-program bantuan yang dibuat oleh Pemkab Kukar, kata Nafis, juga masih kurang gencar disosialisasikan sehingga tidak banyak diketahuinya.

Ia mencontohkan program pendampingan untuk pembuatan nomor induk berusaha.

“Saya rasa masih kurang banyak tahu info tersebut dan kalaupun ada tolong persyaratannya itu dipermudah untuk UMKM,” pungkasnya. (adv/nf/mt)

Anis Zahrotun Nafisah Bangun Usaha Suvenir

TENGGARONG – Seorang pelaku usaha asal Tenggarong Anis Zahrotun Nafisah membangun bisnis yang menyediakan berbagai macam suvenir seperti foto polaroid, stiker, hampers, dan buket.

Ia mengaku telah mulai berwirausaha sejak masih duduk di bangku kelas satu SMK tahun 2017. Kala itu, dia membuka jasa cetak foto polaroid yang tengah viral di kalangan anak muda.

Dia mengaku, modal awal yang digunakan untuk menjalankan bisnisnya tersebut adalah dari uang beasiswa.

Perempuan yang karib disapa Nafis itu memberi nama Nfsapolaroid sebagai nama brand-nya. Ia melakukan promosi melalui aplikasi WhatsApp, serta bersambung lidah dari teman ke teman lainnya.

Setelah menjalankan bisnis itu cukup lama, dia pun mengembangkan usahanya.

Ia tidak hanya menyediakan jasa cetak foto polaroid saja. Nafis juga mengganti nama brand-nya itu menjadi Naficture atau gabungan dari Nafisah dan Picture pada tahun 2019.

“Banyak Olshop (Online Shop) bermunculan. Jadi, akhirnya buka jasa cetak stiker. Berkembang lagi cetak foto bisa ditambah pakai bingkai. Terus juga ada hampers,” terangnya kepada awak media beritaalternatif.com, Selasa (20/2/2024).

Pada pertengahan tahun 2021, ada seorang teman yang memintanya untuk membuatkan buket bunga sebagai hadiah.

Padahal, ia tidak memiliki kemampuan dasar untuk membuat buket.

Karena temannya merupakan pelanggan setianya, dia pun mencoba untuk memenuhi permintaan temannya.

Setelah berhasil, Nafis pun mulai menekuni usaha itu. Dengan menjual mulai dari harga Rp 20 ribu, dia bisa memperoleh omset sebesar Rp 17 juta per bulan.

“Kalau foto polaroid mulai dari harga Rp 700 rupiah; stiker dari 500 rupiah. Sementara buket itu dari Rp 20 ribu sampai harga yang tidak bisa ditentukan. Karena kadang isinya ada money buket atau barang-barang yang harganya lumayan mahal, misalnya rokok,” jelasnya.

Perempuan yang juga merupakan mahasiswi semester akhir di Unikarta ini mengatakan, perbedaan buket Naficture dengan buket dari brand lain terletak pada perpaduan warna kertas dan isi buket.

“Dari kata customer itu lebih cocok dan sinkron antara isi buketnya sama warna kertasnya. Kalau kata anak-anak sekarang tuh lebih estetik,” pungkasnya.

Sebagai informasi tambahan untuk masyarakat yang sedang mencari hadiah berupa foto, stiker, hampers, maupun buket, bisa mengunjungi Instagram Naficture atau mengunjungi tokonya di Jalan Gunung Pegat, Beringin 5, Gang Karya, RT 40, Kelurahan Melayu, Tenggarong. (adv/nf/mt)