Dini Wulandari Buat Orang Tampil Mempesona dengan Harga Terjangkau

TENGGARONG – Dini Wulandari termotivasi untuk membuat seseorang cantik dalam acara pernikahan (wedding) dengan harga yang tak terlalu mahal.

Acara pernikahan, kata dia, bagi sebagian orang merupakan momentum yang hanya ada satu kali dalam seumur hidup.

Ia pun ingin mewujudkan harapan pengantin yang ingin tampil cantik di hari istimewanya, tetapi dengan biaya yang tak terlalu mahal.

“Pengen cantik, tapi terkendala dengan biaya. Gimana caranya supaya walaupun bajunya murah, bisa dapat yang cantik. Makanya baju-bajuku sebagian mulai dari paket ABC, itu pasti ada,” beber dia sebagaimana dikutip dari kanal Youtube Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar pada Rabu (29/11/2023).

Dia menerangkan bahwa pelanggannya berasal dari semua kalangan karena harganya bisa dijangkau oleh kalangan atas, menengah, hingga bawah.

Meskipun telah mematok daftar harga dalam setiap paket yang ditawarkannya, ia masih membuka diri untuk bernegosiasi untuk membicarakan harga dalam setiap paket rias pengantin.

“Enggak bisa kita tentukan harga sekian-sekian. Enggak. Jadi, sesuai kemampuan aja,” terangnya.

Dini menggunakan bahan-bahan yang hanya dapat digunakan satu kali pakai saat merias wajah pengantin dalam acara pernikahan.

Sementara baju pernikahan, sambung dia, merupakan pakaian yang dapat digunakan dalam jangka panjang. Baju-baju tersebut didatangkannya dari Jakarta, Jogja, Probolinggo, dan Surabaya.

Sedangkan baju untuk pengantin non-muslim diimpornya dari Korea dan China.

Sebagian bahan dekorasi untuk acara pernikahan diproduksinya secara mandiri. Namun bisa dipakai dalam jangka panjang. “Itu enggak habis walaupun enggak dipakai,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Kembangkan Usaha Make Up, Dini Wulandari Kantongi Sertifikat dan Ijazah Kompetensi

TENGGARONG – Dini Wulandari pernah mengikuti sekolah khusus make up di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.

Langkah ini diambilnya untuk mengembangkan usahanya di bidang tata rias wajah yang diberinya nama Dini Bridal.

Ia termotivasi mengikuti sekolah tersebut karena pernah diminta oleh temannya untuk merias wajah dalam acara akad nikah. Padahal, saat itu ia hanya berani merias wajah para undangan.

“Aku mikir dong ya, make up akad. Kubilang, ini kalau orang nanti jadinya jadi badut. Jadi kayak apa,” ucap Dini sebagaimana dikutip dari kanal Youtube Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar pada Rabu (29/11/2023).

Pengalaman itu membuat ia memutuskan untuk mengikuti sekolah tata rias khusus paket make up dalam acara pernikahan. “Tapi ikut ujian dulu kalau untuk make up,” ujarnya.

Setelah mengikuti sekolah tersebut, ia memberanikan diri membuka jasa merias wajah dalam acara pernikahan (wedding).

Dini menyebutkan bahwa usaha tata rias dalam pernikahan di Kukar masih tergolong bebas dilakukan oleh siapa pun meskipun belum mengantongi sertifikat dan ijazah.

Sementara di Pulau Jawa, ungkap dia, orang-orang yang menjalankan usaha di bidang make up akan dirazia serta dilarang membuka usaha tata rias apabila belum memiliki sertifikat dan ijazah kompetensi di bidang tersebut.

“Minimal kita itu punya 5. Jadi, beda sertifikat sama ijazah kompetensi. Itu beda. Itu tadi sertifikat lain. Ijazah uji kompeten lain,” terangnya.

Berkat kemampuan dan keahliannya, Dini telah membuka cabang usaha make up, dekorasi, dan kosmetik di sejumlah daerah.

Ia pun merencanakan untuk melebarkan usahanya. “Pengen punya kafe. Pengen punya wedding lagi. Terus bisa menciptakan lapangan pekerjaan ke orang banyak,” tuturnya.

Dia berpesan kepada para pengusaha yang sedang merintis usahanya dari bawah agar tidak pantang menyerah. Pasalnya, dalam dunia usaha semua orang pernah mengalami kegagalan.

Namun, ketika seseorang bisa bangkit serta mengambil pelajaran dari kegagalan sebelumnya, potensi kesuksesan akan jauh lebih besar.

“Enggak ada kalau usaha itu yang langsung sukses. Itu enggak ada,” tegasnya. (adv/mt/fb)