Meriana Masuk 10 Besar Lomba Tingkat Nasional tanpa Persiapan

TENGGARONG – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) asal Kukar Meriana berhasil masuk 10 besar lomba Enterpreneuer Development.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan Kemenkop-UKM RI di bidang kriya tersebut, ia mengaku dipanggil secara mendadak untuk menghadiri undangan di Bandung.

Saat itu, dia sedang mengikuti pameran di Jakarta serta akan segera kembali ke Kaltim.

Saat pameran selesai, ia secara mendadak dipanggil oleh jajaran Kemenkop-UKM RI untuk pergi ke Bandung.

Meri pun mengurungkan niatnya untuk kembali ke Kaltim. Dia harus meneruskan perjalanan ke Bandung untuk memenuhi panggilan tersebut.

“Enggak ada persiapan karena saya polisi kan lagi pameran di Jakarta. Saya acara pameran selesai hari Minggu, Senin kami rencana pulang. Ternyata Selasa saya harus ke Bandung,” ungkapnya baru-baru ini.

Sesampai di lokasi kegiatan, sambung dia, setiap peserta diminta untuk memperlihatkan produknya.

Owner Bymerr Collection tersebut mengaku hanya membawa barang keperluannya sehari-hari.

Sebelumnya, ia tidak diberi tahu harus membawa produk untuk ditampilkan dalam lomba karena produk Meri sudah dikirim terlebih dahulu ke Kaltim.

“Bawa badan aja istilahnya. Barang-barang saya dibawa pulang duluan,” terangnya.

Panitia juga tidak memberikan arahan untuk mengambil terlebih dahulu produk yang sudah dikembalikannya ke Kaltim untuk ditampilkan dalam Enterpreneuer Development.

Dengan sangat terpaksa ia pun memberikan barang yang dipakainya untuk diserahkan sebagai produk display.

Meri mengaku pesimis bisa masuk 10 besar karena hanya memberikan barang bekas yang dipakainya, bukan produk baru yang terbaik. Sedangkan peserta lain memberikan produk terbaiknya.

“Namanya barang kita pakai, pertama bekas, kedua otomatis kan yang akhiran, bukan yang terbaik,” imbuhnya.

Namun saat pengumuman lomba, namanya masuk dalam 10 besar terbaik dalam lomba di bidang kriya.

Dia terkejut serta merasa bangga atas hasil yang didapatkannya dalam lomba tingkat nasional tersebut.

Meri juga tidak mengetahui sistem penilaian panitia sehingga ia masuk dalam 10 besar lomba di bidang kriya.

“Kita enggak berpuas diri. Cuman ada rasa kebanggaanlah. Istilahnya bisa bersama dengan orang-orang yang maksudnya yang wah gitu. Maksudnya yang produk mereka itu yang lebih dibandingkan dengan kita ini,” tutup dia. (adv/mt/fb)

Meriana Masuk 10 Besar Lomba Tingkat Nasional yang Diadakan Kemenkop-UKM RI

TENGGARONG – Pelaku UMKM asal Kukar berhasil masuk dalam 10 besar nasional dari ribuan peserta pada lomba Enterprenuer Development yang diselenggarakan Kemenkop-UKM RI di bidang kriya.

Dia adalah Meriana, seorang pelaku UMKM dari Kukar, yang menekuni usaha produk-produk kerajinan tangan dengan teknik Sulam Tumpar yang diberinya nama Bymer Collection.

Sulam Tumpar merupakan kerajinan yang berasal dari suku Dayak Benuaq. Kerajinan ini berhasil membawa Meriana mendapatkan penghargaan di tingkat nasional.

Wanita yang akrab disapa Mery itu menceritakan bahwa ia mengikuti lomba setelah mendapatkan informasi dari media sosial Instagram Kemenkop-UKM RI yang mengumumkan kegiatan lomba Enterprenuer Development.

“Nah, di situ ada diumumkan lomba untuk pendampingan usaha. Dia ada 3 sektor dan saya ngambil di sektor kriya,” ungkap dia, Kamis (2/11/2023).

Ada 3 bidang yang dilombakan, salah satunya bidang kriya. Dari tiga bidang tersebut, ada ribuan peserta yang mendaftarkan diri.

Pada tahapan awal penyisihan di 3 bidang yang diikuti ribuan peserta tersebut panitia menyaringnya menjadi 500 peserta.

Setelah itu, panitia menyeleksinya kembali menjadi 300 peserta. Ratusan peserta itu dibagi menjadi 100 orang di setiap bidang.

“Saya masuk sektor kriya; masuk di 100 orang itu,” ungkapnya.

Ia mengikuti proses pendampingan selama satu bulan serta mengerjakan tugas-tugas lomba tersebut secara daring.

Setelah sebulan mendapatkan pendampingan, mereka dipanggil ke Kota Bandung Provinsi Jawa Barat untuk mengikuti pendampingan secara tatap muka.

Kemudian, kata Mery, di Bandung terdapat penyeleksian dari 100 orang ke 10 besar.

“Dari situ, ada penyeleksian lagi untuk ke 10 besar; dari 100 ke 10 besar,” terangnya.

Dia pun kembali ke Kukar tanpa memikirkan berhasil untuk masuk ke 10 besar dalam lomba tersebut.

Berhasil mengikuti pendampingan di Bandung merupakan penghormatan baginya. Apalagi produk-produk yang bersaing dengan produknya tergolong bagus dan berkualitas karena diproduksi dengan teknologi canggih.

Sedangkan Mery hanya membawa produk kerajinan tangan yang dibuat secara manual.

“Ternyata diumumkan saya masuk di 10 besar dan di antara 10 besar itu, hanya saya yang di luar. Sisanya dari Pulau Jawa semua,” imbuhnya.

“Jakarta pun enggak ada. Jadi, semuanya dari Jawa. Semua yang 10 orang itu hanya saya yang di luar Pulau Jawa; yang paling jauh,” pungkasnya. (adv/mt)