TENGGARONG – Pemilik Kentucky Ayam Ka Juna Muhammad Junaidi mengaku memanfaatkan sumber daya yang ada dalam mengelola usaha.
Misalnya, mulai dari tugas memasak, melayani pelanggan dan lain-lainnya, dia kerjakan secara mandiri.
Bahkan, sampai pada pemasaran serta promosi melalui media sosial Facebook dan Whatsapp, ia bisa tangani dengan baik.
“Alhamdulillah lancar-lancar aja segalanya,” katanya, Sabu (16/3/2024).
Untuk bahan dasar ayam mentah, pria yang karib disapa Ajun ini mengungkapkan juga memanfaatkan salah satu pedagang di pasar Sebulu.
Pedagang tersebut sudah menjadi langganannya untuk membeli ayam mentah.
“Nah kebetulan langganan itu ibaratnya mau dibayarnya nanti aja kalau sudah laku jualanku. Jadi dia mandik repot dah urusan itu,” sebut dia.
Ia mengatakan, sebagian besar bahan dasar untuk membuat ayam kentucky dibeli di pedagang yang ada di Sebulu.
Namun, untuk bahan tepung ia ambil di daerah Tenggarong. “Karena kalau tepung itu murahnya di Tenggarong,” terang Ajun.
Dia menerangkan bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk membuat ayam kentucky itu antara lain ada tepung terigu, bumbu-bumbu rempah pilihan, dan tepung perenyah.
“Nah tepung perenyah ini yang molah ayam kami beda dengan yang lain. Biasanya kalau ayam yang lain ndik pakai perenyah itu dia kerupuknya itu agak keras,” jelasnya.
Ajun mengatakan, di awal membuka ayam kentucky ini dalam sehari bisa menghabiskan 30 kilogram ayam.
Akan tetapi, lambat laun karena banyak pesaing yang menjual dagangan yang sama serta dengan jarak tidak terlalu jauh, ia paling mentok menghabiskan 5 sampai 10 kilogram ayam dalam sehari.
Sebab, masing-masing lidah orang dalam menilai makanan ini berbeda-beda.
“Ya jadi masyarakat bebas mau milih makan di mana. Macam-macam lah penilaian sida. Ada yang suka bumbunya, ada jua yang melihat ukurannya. Kalau kami ya ukurannya standar aja dari harga Rp 6 ribu sampai Rp 15 ribu,” pungkas Ajun. (adv/mt)