Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari empat kecamatan di Kutai Kartanegara sudah diberikan pendampingan oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) Kabupaten Kutai Kartanegara terkait digitalisasi pemasaran.
Hal ini dijelaskan Kepala Diskop UKM Kukar H Tajuddin didampingi Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro H Dianto Raharjo.
“Tenggarong Seberang hari Jumat, kemarin Selasa di Marangkayu pendampingan ini sudah 4 Kecamatan, yaitu Kota Bangun, Muara Kaman, Tenggarong Seberang dan Marangkayu” jelas Tajuddin.
Dari 20 kecamatan yang ada di Kukar, tidak semuanya dilakukan pendampingan digitalisasi pemasaran. Hal ini dikarenakan melihat potensi masing-masing ke- camatan yang bisa dikembangkan untuk peningkatan ekonomi para pelaku UMKM.
“Kami melihat di mana potensi pelaku-pelaku usaha yang ada di kecamatan maka kami fasilitasi pertama bagi pelaku UMKM yang mempunyai legalitas seperti NIB, PRT dan sertifikasi halal, yang memiliki itu yang kita prioritaskan” sebutnya.
Program pendampingan digitalisasi pemasaran ini Diskop UKM Kukar mendatangkan narasumber dari Polnes Samarinda. Narasumber menyampaikan bagaimana memotret produk itu dan mendesain produk itu, sehingga punya sudut pandang yang bagus dalam penyajian.
“Sehingga itu bisa dilihat orang dan bagaimana masuk ke Mbiz market atau e-katalog dan itu belajar semua dengan narasumber dari Polnes Samarinda. Masyarakat kita selama ini sudah memasarkan masuk di WA sudah banyak dan Facebook sudah banyak, tapi sekarang ini bagaimana pendekatan kepada mereka bisa mengemas produk jadi produknya tidak hanya di-kenal di daerahnya tapi bisa keluar dan harapannya lebih besar nanti produksinya,” jelasnya.
Untuk program digitalisasi pe-masaran ini ditargetkan untuk jumlah pelaku UMKM yang bisa piawai dalam digitalisasi pemasaran per kecamatan minimal 30 UMKM. Selain telah menetapkan target, Diskop UKM Kukar juga berharap para UMKM ini bisa me-manfaatkan bahan baku lokal dari daerah masing-masing untuk bisa dimaksimalkan.
“Harapannya wirausaha baru bagaimana bisa me-manfaatkan produk-produk lokal itu untuk kita berdayakan sehingga disaat dibutuhkan mereka tidak sulit mencari bahan baku. Bahan baku sudah tersedia di tempat mereka, jadi mereka tinggal mengolah saja lagi, tinggal menjadikan apa bahan local itu agar termanfaatkan dan dimaksimalkan” tutup Tajuddin.