TENGGARONG – Pemilik batik motif Buceros Gasing khas Kukar Listiani Mugiyati menyebut nama yang dipakai pada karya seninya memiliki makna filosofis yang mendalam.
Dia mengungkapkan, nama gasing diambilnya dari sebuah permainan tradisional di Kutai.
Berdasarkan risetnya, permainan gasing memiliki filosofi dan terdapat pesan moral di dalamnya.
Gasing dimainkan menggunakan bantuan tali yang dililitkan di bagian kepalanya untuk memutar gasing.
Perempuan yang akrab disapa Listy ini menjelaskan bahwa gasing itu diibaratkan sebagai manusia yang akan berdiri sendiri.
Tali yang dipasang pada bagian kepala gasing ini diumpamakan sebagai pendukung dari luar.
Lalu, gerakan berputar gasing tersebut laksana perjalanan manusia.
Kata dia, pesan moral dari tiga unsur permainan tradisional ini ialah bahwa manusia hidup pasti membutuhkan orang lain.
Sedangkan nama Buceros diambilnya dari nama latin Burung Enggang yang berasal dari Kalimantan yang memiliki warna sangat indah dan beragam.
Listy menerangkan, warna unik buceros itu memiliki makna segala sesuatu yang konsisten dan setia.
Ia mengungkapkan, Buceros Gasing adalah singkatan dari Betapeh Unik Corak Etnis Refleksi Olah Seni Gasing.
“Bagi saya brand itu adalah motivasi untuk penjabaran dari diri saya sendiri. Karena juga kita mengangkat budaya lokal. Saya pengen banget mengenalkan Kukar. Makanya punya tagline tuh ‘Ingat Gasing, Ingat Kukar’ Buceros Gasing Tetap Bersinar,” beber dia kepada media ini, Sabtu (17/2/2024).
Ia menjelaskan bahwa batik khas Kutai ini dibuat karena keinginannya membuat sebuah karya saat dirinya aktif sebagai seorang ASN Kukat pada tahun 2017.
Namun, saat itu tidak serta-merta terpikir langsung membuat motif batik.
Listy mengaku terlebih dahulu mencari informasi melalui organisasi literasi yang di dalamnya terdapat tentang kesenian. Pasalnya, dia sangat menyukai seni, terutama membatik.
Keinginan menciptakan motif batik dengan nuansa budaya Kukar mendorong dia melakukan kunjungan ke Rumah Budaya Kutai (RBK) untuk mencari inspirasi.
Di sanalah ia mendapatkan banyak permainan tradisional asli dari Kutai. Listy pun melakukan riset.
“Awalnya riset gitu aja karena tertarik gitu loh. Kira-kira budaya apa yang bisa saya adaptasi gitu yang harus saya imajinasikan. Terus saya harus berkreativitas. Nah, dari RBK itulah saya tertariknya dengan gasing ini. Katanya permainan tradisional dari Kutai,” ungkapnya. (adv/nf/mt/fb)