TENGGARONG – Bermodal pengalamannya sebagai tukang dan molding, Suparman bisa menghasilkan semua produk furnitur berbahan kayu asal Kalimantan.
Ia mengawali usahanya yang diberinya nama Jati Borneo pada tahun 2019. Empat tahun berjalan, Jati Borneo kian berkembang seiring pemesan produk furnitur yang kian menjamur di Kaltim.
“Furnitur apa aja. Perabotan rumah tangga yang berhubungan sama kayu itu saya kerjain,” ucapnya saat ditemui di tempat usaha Jati Borneo pada Rabu (22/11/2023).
Sebelum mendirikan Jati Borneo, ia pernah menjalankan usaha molding yang menerima pemesanan pembuatan pintu, kursi, meja dan lain-lain.
Usaha itu telah dijalankannya sejak tahun 1990-an. Ia merupakan orang pertama yang membuka usaha molding di Tenggarong.
Setelah berjalan selama puluhan tahun, ia memutuskan untuk menutup usaha tersebut karena dia mengalami musibah kecelakaan.
“Enggak bisa kerja lagi. Terus aset saya, saya jual semua,” ungkapnya.
Setelah itu, ia memutuskan untuk bekerja dengan orang lain. Kala itu, dia menjaga toko dan membantu istrinya berjualan.
Seiring waktu berjalan, Suparman mendapatkan peluang untuk kembali membuka usaha, yang berhubungan dengan kompetensinya di bidang pertukangan.
Dia memulai usaha tersebut dari nol. Sebelum membeli alat, ia meminjam alat pertukangan dari temannya yang juga berprofesi sebagai tukang. “Pertama itu kan enggak punya alat, minjam teman,” ungkapnya.
Belakangan, Suparman secara perlahan membeli dan melengkapi peralatan-peralatan yang dibutuhkannya untuk menjalankan usaha barunya.
Bermodal kompetensinya sebagai tukang yang dapat membuat berbagai produk furnitur, usaha Jati Borneo pun secara perlahan berkembang.
“Alhamdulillah karena memang sudah ada basic-nya (sebagai tukang kayu). Jadi, enggak terlalu repot lagi. Terus saya bikin kayak kitchen set, lemari segala macam. Nah, itu sudah biasa, enggak belajar dari awal dari nol lagi,” pungkasnya. (adv/mt/fb)