Filosofi Kawa Kopi, Kafe yang Menyediakan Kopi Bercita Rasa Lidah Warga Tenggarong

TENGGARONG – Kawa Kopi memiliki filosofi tersendiri dalam menyuguhkan kopi untuk masyarakat Kutai Kartanegara yang gemar meminum kopi.

Pemilik Kawa Kopi, Adi menjelaskan, filosofi usaha yang dibangunnya mengusung konsep bisnis yang mendalam.

Kawa Kopi, kata dia, berasal dari bahasa Jepang yang berarti sungai.
Ia menyebut filosofi ini sejalan dengan lokasi Kawa Kopi yang berlokasi di dekat Sungai Mahakam.

Adi menerangkan bahwa Kawa Kopi memiliki logo yang berfilosofi shape of diamond, yang berarti sesuatu yang mempunyai nilai baik.

Logo Kawa Kopi juga bermakna shape of unity, sesuatu yang menyatu dan tidak berpihak, serta siluet of coffee beans, yang berarti produk utamanya berupa kopi.

Enam bulan pertama saat menjalankan Kawa Kopi, dia mengaku pembeli kopi di kafe tersebut tergolong minim. Dalam sehari hanya terjual 2-3 gelas.

Meski begitu, ia tak patang arang. Adi giat mempelajari pemasaran dan selera warga Tenggarong.

Dia pun menyuguhkan kopi robusta tamanggu dengan rasa manis. Usaha ini membuahkan hasil. Kopi yang disuguhkannya disukai oleh kalangan tua dan muda di Kota Raja.

“Seiring berjalannya waktu, mulai nih rame, bahkan pernah ya kita didatangi polisi, ‘Kenapa ni rame-rame.’ Ternyata lagi beli kopi,” ungkapnya, Rabu (14/2/2024).

Ia menginginkan produk yang dijualnya melekat dalam ingatan para konsumen dan pelanggaran setianya.

Meskipun hanya menjalankan satu toko, Adi menginginkan para wisatawan yang berkunjung ke Tenggarong menyimpan ingatan kuat terhadap produk yang dijual Kawa Kopi.

Dia menyadari bahwa setiap bisnis akan mengalami pasang surut.
Ia pun giat menjajakan kopi yang dijualnya lewat media sosial.

Di media sosial, Adi menampilkan penilaian jujur dari para konsumen.
Hal ini terbukti menambah daya tarik konsumen terhadap kopi yang dijual Kawa Kopi.

Dia menegaskan bahwa setiap usaha yang dijalankan seseorang harus diketahui pangsa pasarnya.

Setelah menentukan pangsa pasar, ia menyarankan pelaku usaha untuk menekuni usahanya.

“Yang penting mau belajar, jaga kualitas rasa, branding sosial media, komitmen secara terus-menerus,” tutupnya. (adv/lt/mt/fb)