Endri Rosandi: Koperasi Harus Diurus oleh Orang-Orang yang Memiliki Kesabaran Tingkat Tinggi

Contoh koperasi binaan Diskop-UKM Kukar yang dikelola dengan sabar dan profesional. (Istimewa)

TENGGARONG – Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi Diskop-UKM Kukar Endri Rosandi menyebutkan bahwa para pengelola koperasi harus memiliki kesabaran dalam mengurus koperasi.

Jika pengurusnya tidak memiliki kesabaran, menurut dia, koperasi akan dirundung beragam masalah.

“Mengelola orang banyak ini, kalau enggak sabar, ya itu tadi (koperasi akan bermasalah),” ujarnya di Kantor Diskop-UKM Kukar, Jumat (10/11/2023).

Ia menjelaskan, ada dua hal yang bisa menyebabkan koperasi hancur: Pertama, pendirian koperasi tidak disertai tujuan dan perencanaan yang matang.

Di awal pendiriannya, koperasi belum menghasilkan apa-apa. Bila pengelolanya tidak sabar, koperasi tersebut akan ditutup.

Padahal, kata dia, merintis usaha membutuhkan proses panjang. Karena itu, tidak semua hal bisa berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang instan.

Kemudian, koperasi adalah milik orang banyak, bukan perorangan. “Namanya orang banyak, timbul perselisihan, ndik sabar, hancur. Makanya sabar itu penting,” ujarnya.

Kedua, koperasi berhasil serta menghasilkan omzet miliaran. Dengan begitu, koperasi tersebut akan dikerumuni dan didatangi banyak orang.

Endri mencontohkannya seperti gula yang akan selalu dikerumuni banyak semut karena rasanya yang manis.

Saat koperasi menghasilkan sesuatu, sambung dia, maka akan semakin banyak orang yang tergiur untuk mendapatkan hasilnya.

Akhirnya, sebut Endri, saat koperasi tidak dikelola oleh orang-orang yang tidak berintegritas, maka akan mempercepat kehancurannya.

“Jadi, memang perlu kesabaran. Kesabaran, kejujuran, integritas dari pengelola itu penting,” tegasnya.

Selain itu, ungkap dia, koperasi hancur karena kapasitas SDM yang mengelolanya tidak profesional. Apalagi, pengurus koperasi akan selalu berganti.

Jika orang-orang yang menggantikan pengurus sebelumnya tidak memiliki kapasitas dan tidak berintegritas, koperasi akan hancur dan harus mengulang lagi pengelolaannya dari nol.

“Ini milik orang banyak. Namanya, orang banyak pasti berganti-ganti,” tutupnya. (adv/mt/fb)