Usaha Jajanan Berkonsep Suka-Suka Konsumen

TENGGARONG – Pemilik Sidoyanjajan.trg Debi Putri menerangkan bahwa usaha jajanannya berkonsep suka-suka pelanggan.

Ide tersebut muncul dari dirinya sendiri yang menyukai beragam jajanan.
Dia menjelaskan, suka-suka pelanggan berarti bisa menyediakan order sesuai keinginan mereka, selagi bahan bakunya tersedia.

Ia mengaku kerap mendapatkan order berupa bingkisan atau hadiah. Bahkan, Debi pernah menerima pesanan 80 boks nasi.

“Pernah dapat orderan itu mencapai 80 tampahan (pesanan). Akhirnya dibantu suami,” ucapnya kepada beritaalternatif.com, Kamis (15/2/2024).

Dalam sebulan dia bisa menghasilkan omset Rp 1 juta hingga Rp 2 juta, yang kemudian dikelolanya kembali untuk membuat menu Sidoyanjajan.trg.

Selama ini, Debi telah menghadapi pasang surut dalam menjalankan usaha tersebut.

Dia tak patah arang. Ia tetap gencar melakukan promosi usahanya.

Salah satu cara promosi yang kerap digunakannya adalah membagikan jualannya kepada teman-teman terdekatnya sebagai tester.

Ia berharap pemerintah lebih memperhatikan para pelaku UMKM di Kukar, khususnya pelaku-pelaku usaha yang kekurangan modal.

Debi juga meminta pemerintah membantu dan membina para pelaku usaha di Kukar.

“Enggak usah yang besar-besar, yang penting ada. Terus juga kalau buka stan, semoga UMKM lain bisa diikutsertakan juga,” harapnya. (adv/lt/mt/fb)

Debi Putri Jalankan Usaha Jajan-jajanan

TENGGARONG – Seorang pelaku usaha asal Kecamatan Tenggarong Debi Putri mengaku sangat gemar membeli jajan-jajanan.

Bermodal hobi tersebut, dia mencetuskan ide untuk membuka usaha penjualan berbagai jenis jajan.

Ia pun memulai usaha tersebut pada tahun 2020. Debi memberinya nama Sidoyanjajan.trg.

Dia menyebut jajanan yang dijualnya tidak terpaku pada satu ataupun dua produk saja, melainkan menyesuaikan dengan minat konsumen.

Ia mencontohkan anaknya yang kerap memintanya membuat makanan secara acak.

“Dari anak suka kayak ‘bu bikin ini dong’. Saya lihat resepnya, saya suka, saya jual,” ucapnya kepada beritaalternatif.com pada Kamis (15/2/2024).

Debi menjelaskan, menu utama Sidoyanjajan.trg saat ini adalah rujak jambu biji, rujak rambutan, pudding, dan es kopi.

Dia tak kesulitan mendapatkan bahan baku untuk pembuatan jajan-jajan tersebut.

Ia bisa mendapatkan buah-buahan segar dari kebun milik ayahnya yang berlokasi di Tenggarong.

Kata Debi, menu yang paling banyak diminati oleh masyarakat ialah rujak jambu biji berbumbu khas Sidoyanjajan.trg.

“Bumbu khas ya kayak umum aja. Limau lawar khas urang kutai, cabai, garam. Terus yang khas itu di belacannya (terasi). Ini bumbu rahasia,” sebutnya.

Dia mengungkapkan bahwa dalam sehari Sidoyanjajan.trg mampu memproduksi menu rujak rambutan, rujak jambu, dan pudding masing-masing 20 boks. Ia juga menyediakan es kopi sebanyak 20 botol.

Walaupun menjalankan usaha bersamaan dengan kesibukannya sebagai karyawan di salah satu kantor di Tenggarong, ia tetap berusaha secara maksimal membagi waktu agar tetap konsisten menjalankan tugasnya sebagai karyawan dan pelaku usaha.

Debi berharap usaha Sidoyanjajan.trg bisa lebih dikenal oleh masyarakat. “Dan bisa bikin orang senang karena jajan di tempat kami,” tutupnya. (adv/lt/mt)

Marina Khovivah Bangun Usaha Berkonsep Italy Style

TENGGARONG – Pemilik Foma Marina Khovivah membangun dan menjalankan usaha di bidang fashion menggunakan konsep Italy Style.

Sebelum mendirikan usaha tersebut, dia pernah menempuh pendidikan di Alvera Fashion Surabaya, sebuah lembaga yang menerapkan 80 persen praktik secara langsung dalam metode pembelajarannya.

Di Alvera Fashion Surabaya inilah ia banyak belajar tentang ilmu fashion dari berbagai negara, salah satunya Italia.

Selama 3 tahun menempuh pendidikan secara disiplin di lembaga tersebut, Marina mempelajari banyak hal di sekolah khusus mode tersebut.

Dia mencontohkan cara membentuk pola fashion yang belum pernah dibayangkannya.

“Setiap daerah itu punya ciri khas fashion-nya. Akhirnya coba keluarin arah baru di fashion, yaitu Italy Style,” terangnya pada Rabu (14/2/2024).

Seiring waktu berjalan, selain membuat scrunshies, ia juga menjahit baju dan memayet.

Marina kerap mendapatkan 4-5 order setiap bulan. Baju yang dijahitnya dibanderol dengan harga Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Harga baju bergantung tingkat kesulitan pembuatannya.

Dia berharap bisa terus konsisten menghasilkan produk dari hasil karya tangannya sendiri.

Hal itu menjadi penyemangatnya untuk terus mempelajari tren fashion yang berkembang di tengah masyarakat Indonesia.

“Insyaallah (saya) akan buka clothing brand untuk terus menumbuhkan hal baru di Foma,” tutupnya. (adv/lt/mt/fb)

Marina Khovivah Bangun Bisnis Self Manufacturing Menggunakan Konsep Unik

TENGGARONG – Marina Khovivah berhasil membangun bisnis self manufacturing dengan mengusung konsep unik dan menarik.

Bisnis itu diberinya nama Foma, karya tangannya dari kain perca yang dibuatnya menjadi scrunchies atau ikat rambut yang bisa menjadi gelang tangan.

Dia memulai bisnis Foma pada saat menjalani masa studinya pada tahun 2020. Kala itu, dia menjual masker kain.

Sebelum mendirikan Foma, ia mencoba mempelajari ketertarikan masyarakat Tenggarong di bidang fashion.

Setelah membuat masker kain, Marina melihat banyak sisa kain bekas jahitan masker.

Hal itu memberikannya ide dalam melakukan inovasi untuk memanfaatkan kain perca menjadi barang yang bernilai jual.

“Melihat arah fashion luar negeri, ada scrunchies, ini ikat rambut sekaligus bisa jadi gelang tangan. Lihat di Tenggarong belum ada. Coba bikin dan laku banyak. Alhamdulillah,” ungkapnya, Rabu (14/2/2024).

Scrunchies berukuran kecil dijual Rp 2.500, ukuran sedang Rp 6 ribu, dan bando Rp 15 ribu. Dengan harga tersebut, setiap konsumen mampu memesan kain perca 20 pcs.

Dia kerap menerima order scrunchies untuk dijadikan souvernir hingga 300 pcs.
Meski banjir order, ia masih bisa memenuhi permintaan tersebut walaupun dikerjakan secara mandiri.

Marina sangat mementingkan kualitas atas hasil karyanya.

“Karena self manufactured. Jadi, semua ini asli hasil karya sendiri, bahkan sampai foto katalog juga dikelola secara pribadi,” ujarnya.

Dia berpesan kepada generasi muda yang ingin mendirikan usaha agar tak kehabisan ide.

Ia mencontohkan dirinya yang bisa memanfaatkan sisa kain yang sebagian orang menganggapnya sebagai sampah yang tak berguna.

Padahal, sampah yang tidak berguna itu bisa bernilai ekonomis apabila dikelola secara maksimal.

Marina juga berpesan kepada generasi muda Kabupaten Kutai Kartanegara agar tak malu untuk memulai usaha. “Buktikan kalau kita juga bisa menghasilkan brand sendiri,” tutupnya. (adv/lt/mt/fb)

Tenggarong Foodies Jadi bagi Wadah Para Pelaku UMKM Promosikan Usaha

TENGGARONG – Para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bisa mempromosikan usaha kuliner mereka melalui media sosial Instagram (IG) Tenggarong Foodies.

Saat ini, promosi melalui media sosial IG merupakan salah satu cara yang mudah bagi para pelaku usaha untuk menjangkau konsumen.

Pemilik akun IG Tenggarong Foodies, Adi menjelaskan, para pelaku UMKM sudah bisa mempromosikan usaha kuliner mereka kepada 18,3 ribu pengikutnya dengan biaya sekitar Rp 150 ribu.

Dia mengungkapkan, akun IG Tenggarong Foodies sengaja dibuat untuk para pelaku UMKM, khususnya di Kota Raja, mempromosikan usaha mereka.
Pembuatan akun tersebut bersamaan dengan saat ia merilis usaha Kawa Kopi miliknya.

Kala mendirikan Kawa Kopi, Adi mengaku belum memiliki wadah untuk mempromosikan usaha kopinya.

Dia pun mencetuskan ide untuk mempromosikan usaha kopinya melalui media sosial IG. Ia membuat akun Tenggarong Foodies pada tahun 2019.

Adi mengusung konsep konsumen bukan sebagai penilai rasa karena setiap orang memiliki perbedaan dalam menentukan rasa.

Sejalan dengan kegemarannya pada bidang kuliner, setiap mendatangi tempat usaha pelaku UMKM, dia selalu meminta izin untuk mempromosikan jualan pelaku usaha di akun IG Tenggarong Foodies.

Tren pemasaran melalui sosial media itu pun dikemasnya secara lengkap dan apik.

“Saat ini bisa menghasilkan (iklan berbayar),” bebernya kepada media ini, Rabu (14/2/2024).

Ia menyebut proses pembangunan media sosial sebagai wadah promosi tak semudah membalikkan telapak tangan.

Namun, kata Adi, konsistensi untuk membangun UMKM dan rekomendasi para wisatawan berburu kuliner di Tenggarong membuatnya mampu memberikan kepercayaan kepada ribuan pengikut IG miliknya.

Kegemarannya pada kuliner membuat dia bisa membantu mengiklankan banyak produk makanan dan minuman para pelaku UMKM di Kota Tenggarong.
Ia berpesan kepada generasi muda yang ingin memulai usaha agar menjalankan usaha berdasarkan bidang yang disukainya.

Apabila seseorang menjalankan usaha sesuai minatnya, sambung Adi, maka hal itu akan mudah dikembangkan.

“Yang penting mulai dari apa yang kita sukai, komitmen, dan terus belajar meski harus melewati proses yang panjang,” tutupnya. (adv/lt/mt/fb)

Filosofi Kawa Kopi, Kafe yang Menyediakan Kopi Bercita Rasa Lidah Warga Tenggarong

TENGGARONG – Kawa Kopi memiliki filosofi tersendiri dalam menyuguhkan kopi untuk masyarakat Kutai Kartanegara yang gemar meminum kopi.

Pemilik Kawa Kopi, Adi menjelaskan, filosofi usaha yang dibangunnya mengusung konsep bisnis yang mendalam.

Kawa Kopi, kata dia, berasal dari bahasa Jepang yang berarti sungai.
Ia menyebut filosofi ini sejalan dengan lokasi Kawa Kopi yang berlokasi di dekat Sungai Mahakam.

Adi menerangkan bahwa Kawa Kopi memiliki logo yang berfilosofi shape of diamond, yang berarti sesuatu yang mempunyai nilai baik.

Logo Kawa Kopi juga bermakna shape of unity, sesuatu yang menyatu dan tidak berpihak, serta siluet of coffee beans, yang berarti produk utamanya berupa kopi.

Enam bulan pertama saat menjalankan Kawa Kopi, dia mengaku pembeli kopi di kafe tersebut tergolong minim. Dalam sehari hanya terjual 2-3 gelas.

Meski begitu, ia tak patang arang. Adi giat mempelajari pemasaran dan selera warga Tenggarong.

Dia pun menyuguhkan kopi robusta tamanggu dengan rasa manis. Usaha ini membuahkan hasil. Kopi yang disuguhkannya disukai oleh kalangan tua dan muda di Kota Raja.

“Seiring berjalannya waktu, mulai nih rame, bahkan pernah ya kita didatangi polisi, ‘Kenapa ni rame-rame.’ Ternyata lagi beli kopi,” ungkapnya, Rabu (14/2/2024).

Ia menginginkan produk yang dijualnya melekat dalam ingatan para konsumen dan pelanggaran setianya.

Meskipun hanya menjalankan satu toko, Adi menginginkan para wisatawan yang berkunjung ke Tenggarong menyimpan ingatan kuat terhadap produk yang dijual Kawa Kopi.

Dia menyadari bahwa setiap bisnis akan mengalami pasang surut.
Ia pun giat menjajakan kopi yang dijualnya lewat media sosial.

Di media sosial, Adi menampilkan penilaian jujur dari para konsumen.
Hal ini terbukti menambah daya tarik konsumen terhadap kopi yang dijual Kawa Kopi.

Dia menegaskan bahwa setiap usaha yang dijalankan seseorang harus diketahui pangsa pasarnya.

Setelah menentukan pangsa pasar, ia menyarankan pelaku usaha untuk menekuni usahanya.

“Yang penting mau belajar, jaga kualitas rasa, branding sosial media, komitmen secara terus-menerus,” tutupnya. (adv/lt/mt/fb)

Pemilik Yumashawl Terima Bantuan dari Kemenpora RI

TENGGARONG – Pemilik Yumashawl Risma Amalia telah “dilirik” oleh pemerintah pusat setelah membangun dan menjalankan bisnis hijab premium sejak tahun 2021.

Dia pernah mendapat bantuan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI sehingga dapat membuka pop up store.

Ia menerima bantuan Kemenpora yang dinamakan Wirausaha Muda Pemula lewat aspirasi Anggota DPR RI Dapil Kaltim, Hetifah Sjaifudian.

Bantuan tersebut tak diberikan secara cuma-cuma, tetapi melalui seleksi dan beberapa tahap administrasi, pengecekan berkas yang dikirim ke Kemenpora, hingga proses pencairan.

Bantuan itu pun digunakan Risma untuk memperbanyak koleksi hijab terbaru, rak, hingga display.

Setelah menerima bantuan tersebut, dia harus membuat laporan pertanggungjawaban, yang di dalamnya berisikan nota bukti pembelian, foto-foto barang yang dibeli, perbaikan tempat usaha, dan pengiklanan.

“Karena bantuan ini jumlahnya Rp 10 juta, tentu hati-hati dalam membeli karena ada laporan dan peninjauan,” jelasnya, Selasa (13/2/2024).

Demi membuktikan penggunaan dana tersebut sudah tepat sasaran, ia menerapkan pengiklanan dengan cara melakukan pop up store atau pameran kecil yang bertempat di Kawa Kopi selama 2 hari.

Hal ini untuk memperlihatkan warna asli dan kualitas hijab premium yang dijual Yumashawl.

Pop up store yang dijalankan Risma mendatangkan teman-teman dan kerabatnya untuk melihat hijab premium.

Dia berharap bantuan dari Kemenpora ini bisa menginspirasi para pelaku usaha di Kabupaten Kutai Kartanegara agar mereka dapat memulai dan menjalankan usaha yang mereka minati.

Ia berpesan kepada calon pengusaha untuk memperkuat tekad dan mental karena memulai serta menjalankan usaha tak semudah membalikkan telapak tangan.

“Kita jangan berharap dapat bantuan dulu baru memulai usaha, tetapi mulai saja dulu, lalu komitmenkan diri untuk terus memasarkan barang berkualitas,” tutupnya. (adv/lt/fb)

Risma Amalia Bangun Bisnis Hijab Premium Berkonsep Autentik

TENGGARONG – Risma Amalia membangun bisnis hijab premium sejak tahun 2021. Dia memberinya nama Yumashawl.

Ia terinspirasi dari selebgram Malaysia dan Australia, yang membangun bisnis hijab dengan konsep autentik.

Risma menjalankan bisnis tersebut melalui online shop, yang kebanyakan peminatnya berasal dari pengguna media sosial Instagram yang menyukai warna-warna kalem.

“Kita sistemnya PO. Jadi, kita update dulu di Instagram, baru kita rekap dan kita pesankan,” ungkapnya, Selasa (13/2/2024).

Dia mengaku bisnis ini masih tergolong kecil, namun order yang diterimanya bisa mencapai 117 pcs dengan harga satuan Rp 26 ribu.

Hijab segi empat yang diberinya nama Ivy dijual dengan harga Rp 26 ribu per pcs, sedangkan hijab pashmina kaos yang dinamainya Haisya berharga Rp 79 ribu per pcs.

Ia mengungkapkan bahwa Yumashawl menjaga kualitas bahan, mencari penjahit yang terpercaya, hingga kemasan produk yang menarik bagi pelanggan.

“Karena kita menjaga kualitas agar terus dipercaya customer,” jelasnya.

Meski bertempat di Kabupaten Kutai Kartanegara, Risma sering kali menerima konsumen dari Kota Samarinda dan Kota Bontang, yang pesanan mereka dikirim dengan cara ekspedisi.

Demi menjaga kualitas, dia menjalankan taktik pemasaran dengan terus memperbarui model hijab yang tren di kalangan anak muda.

Ia menambahkan hijab model terbaru di Instagram sehingga cara demikian membuat pembeli ingin kembali membeli hijab darinya.

Gelombang online shop memang mengalami naik turun dari segi minat. Namun, Risma tak kehabisan strategi dan taktik dalam menjual produknya.

Dia menjaga kualitas bahan serta membangun komunikasi intens dengan para pelanggan setianya.

Ia berharap Yumashawl bisa membantu generasi muda yang ingin berkerudung tanpa terbebani dengan harga.

Risma pun mengaku senang menjalankan bisnis tersebut. “Apalagi dengar review jujur dari customer yang katanya sangat membantu mereka di lapangan. Hijab Yumashawl enggak bikin gerah,” tutupnya. (adv/lt/fb)

Konsistensi Usaha Pendiri Kawa Kopi Berbuah Manis

TENGGARONG – Adi mendirikan Kawa Kopi pada tahun 2019. Dari tahun ke tahun usaha tersebut terus berkembang. Saat ini, setiap hari dia dapat menjual 100 kelas kopi.

Kawa Kopi bertempat di Jalan Akhmad Muksin, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Lokasinya tergolong strategis dan nyaman bagi para penikmat kopi.
Pada tahun pertama dibuka, Kawa Kopi hanya dapat menjual 2-3 gelas kopi per hari.

Meski begitu, ia tetap konsisten menjalankan bisnis yang digemarinya tersebut.
Adi menjalankan bisnis kopi karena terdorong untuk menyuguhkan sensasi berbeda bagi para penyuka kopi di Tenggarong.

Pada umumnya, kata dia, kafe menyediakan kopi bercita rasa asem dan pahit.
Ia menyebut Kawa Kopi melakukan kombinasi baru sehingga banyak konsumen yang tertarik meminum kopi.

Adi mengungkapkan bahwa tak semua warga Tenggarong menyukai kopi dengan rasa asam dan pahit.

Dia pun tekun mempelajari selera warga Kota Raja. Belakangan, muncul ide untuk menjual kopi dengan rasa dominan manis.

“Karena saya itu mau ketika orang datang ke Tenggarong punya ciri khas, salah satunya Kawa Kopi,” ucapnya, Rabu (14/2/2024).

Ia menjelaskan, Kawa Kopi menjual setiap gelas kopi dengan harga yang sangat terjangkau. Kopi dengan varian berbeda dijualnya dengan harga Rp 8 ribu hingga Rp 18 ribu per gelas.

“Kita ingin ciptakan rasa yang nendang tapi yang semua kalangan bisa merasakan,” tutupnya. (adv/lt/fb)

ASN di Diskop-UKM Kukar Dituntut untuk Profesional

TENGGARONG – Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk profesional dalam menjalankan tugasnya di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menegah (Diskop-UKM) Kukar.

Sekretaris Diskop-UKM Kukar, Thaufiq Zulfian Noor menjelaskan, ASN bekerja dalam sektor profesional di birokrasi pemerintahan sehingga dituntut untuk menjalankan tugasnya secara profesional.

Kata dia, ASN dituntut untuk profesional karena tak hanya bertugas dalam menjalankan tugasnya, melainkan juga harus mengabdi dan melayani masyarakat.

Ia menyebut apabila ASN tak maksimal dalam menjalankan tugasnya, hal itu tak berarti profesinya yang salah, tetapi kepribadian dan kinerja yang bersangkutan yang mesti diperbaiki.

“Kami tidak bisa membiarkan itu,” tegasnya sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Alternatif Talks pada Selasa (13/2/2024).

Profesionalitas ASN dalam menjalankan tugas, kata Thaufiq, merupakan tuntutan regulasi. Karena itu, setiap ASN yang tak menjalankan tugas dengan baik akan menerima sanksi.

Evaluasi terhadap kinerja ASN, sambung dia, dapat dilakukan melalui pendekatan kinerja, sistem, hingga manajemen ASN.

Ia menegaskan bahwa Undang-Undang ASN menuntut setiap aparatur negara tersebut untuk mengembangkan diri sesuai bidang tugasnya.

“Pengembangan ini bisa dilakukan secara online maupun offline agar bisa mencapai profesionalitas dalam bekerja dan bisa dibuktikan,” tutupnya. (adv/lt/fb)