Kelompok UMKM Desa Sukamaju Aktif Ikuti Kegiatan Pengembangan Produk

TENGGARONG – Ketua Kelompok UMKM Desa Sukamaju Kecamatan Tenggarong Seberang Eka Sulistiyawati mengungkapkan bahwa mereka selalu aktif dalam mengikuti kegiatan untuk pengembangan produk.

Seperti pelatihan ketahanan pangan yang difasilitasi Pemerintah Kecamatan Tenggarong Seberang pada bulan Februari tahun 2023 dan pelatihan-pelatihan lainnya.

Dia menyebut, hal itu dilakukan demi meningkatkan kualitas produk serta mengasah kemampuan para pelaku UMKM agar memiliki progresivitas dalam mengembangkan usaha.

Selain itu, mereka juga aktif mengikuti workshop sertifikasi halal agar produknya memiliki legalitas yang jelas dan layak dipasarkan.

“Jadi kami itu berinisiatif, ibu-ibu ini pinter masak, kalau diolah dengan sedemikian rupa ada nilai jualnya,” jelasnya kepada media ini, Rabu (28/2/2024).

Ia mengungkapkan, para pelaku UMKM di desanya juga kerap mengikuti kelas memasak secara mandiri.

Bahkan, untuk meningkatkan penjualan mereka selalu turut berpartisipasi dalam mengisi bazar yang dilaksanakan oleh Diskop-UKM Kukar.

Kata dia, para pelaku UMKM di Desa Sukamaju menghasilkan berbagai macam produk olahan seperti singkong, pisang, kacang dan lain-lainnya dengan berbagai macam kreativitas.

“Puasa tetap produksi teman-teman yang lain, seperti keripik pisang. Terus teman saya tuh ada yang kacang sembunyi itu sampai 25 kilo,” ungkap Eka.

Dia berharap Kelompok UMKM Desa Sukamaju akan tetap konsisten dalam memberdayakan produk pelaku usaha di sana secara intensif.

“Karena mendorong ibu-ibu ini tadi. Akhirnya saya ya ayo bareng-bareng.
Jadi moto saya itu sukses bersama itu lebih indah, dari pada sukses sendiri,” pungkas dia. (adv/lt/mt)

UMKM Kamila Telah Penuhi Semua Legalitas Usaha

TENGGARONG – Pemilik UMKM Kamila Eka Sulistiyawati mengaku telah memenuhi semua legalitas usaha seperti Nomor Induk Berusaha, Pangan Industri Rumah Tangga dan sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal.

Dia mengatakan, untuk mendapatkan sertifikasi halal pada produknya itu melalui proses yang cukup panjang.

Dalam mengurus sertifikasi halal, ia didampingi oleh Relawan Sertifikasi Halal Produk mulai dari proses pendaftaran sampai dengan verifikasi di web Sihalal.

Eka menyebut, memiliki legalitas usaha sangatlah penting bagi para pelaku UMKM.

Pasalnya, selain bisa meningkatkan kepercayaan pelanggan, perizinan usaha juga menjadikan produk UMKM teridentifikasi layak pangan.

“Alhamdulillah kita udah urus semua berkaitan dengan legalitas usaha,” jelasnya kepada awak media Berita Alternatif, Rabu (28/2/2024).

Dalam dunia usaha, dia mengungkapkan telah melalui pasang surut dalam penjualan.

Namun, hal tersebut ia jadikan motivasi untuk terus membangun UMKM Kamila dalam melakukan inovasi.

Untuk meningkatkan penjualan, Eka bersama para pelaku UMKM di Desa Sukamaju juga bergerak ke bazar UMKM.

“Karena saya juga ketua UMKM di Desa Sukamaju, kita rangkul Ibu-ibu yang memiliki UMKM untuk ikut bazar-bazar,” ungkap dia.

Untuk meningkatkan produktivitas produksi, ia memaksimalkan bantuan dari Diskop-UKM Kukar berupa alat penggorengan dan spinner di tahun 2023.

Namun, Eka masih terkendala dalam bentuk kemasan yang masih menggunakan tempelan stiker dan belum sesuai standar produk UMKM.

Ia berharap, bisa mendapatkan bimbingan dalam hal mengelola kemasan yang lebih menarik.

“Karena kemasan masih jadul bahasanya, jadi butuh pembimbingan lebih lanjut,” pungkasnya.

Bagi masyarakat yang ingin menikmati produk sale pisang dan akar sampai dengan harga bersahabat, bisa hubungi kontak Eka Sulistiyawati 081347580109 atau bisa ke tempatnya di Desa Sukamaju, Tenggarong Seberang. (adv/lt/mt)

Eka Sulistiyawati Bangun Usaha Akar Sampai dan Sale Pisang

TENGGARONG – Pelaku usaha asal Tenggarong Seberang Eka Sulistiyawati membangun bisnis olahan camilan akar sampai dan sale pisang di Desa Sukamaju.

Dia mengatakan, ide usaha tersebut bermula dari keluarganya yang menyukai camilan-camilan dari hasil olahan tangannya.

Ia juga kerap membagikan camilan olahannya itu kepada teman-temannya hingga membuatnya menerima banyak permintaan.

Eka pun memanfaatkan peluang tersebut menjadi sebuah bisnis yang bernilai ekonimis, serta mempromosikannya melalui media sosial Whatsapp.

Bahan dasar pisang untuk membuat camilan itu pun cukup mudah didapatkan, yakni dari hasil kebun sendiri yang memiliki kualitas unggul.

Ia mengaku, usaha tersebut dijalankan bersama ibu mertuanya yang membuat sale pisang, sedangkan dia membuat akar sampai.

Agar usaha cemilan ini bisa berkembang serta memiliki ciri khas, mereka sepakat untuk memberi nama brand produknya UMKM Kamila.

“Sebetulnya sale pisang itu mertua saya yang bikin. Saya hanya memasarkan dan membuatkan perizinan usaha,” jelasnya kepada awak media Berita Alternatif pada Rabu (28/2/2024).

Dia mengungkapkan, dalam waktu sepekan mereka bisa memproduksi 20-30 pcs sale pisang dan akar sampai.

“Mengikuti permintaan, kadang 20-30 pcs ada juga yang pesan kiloan,” ujar Eka.

Ia menerangkan, dalam membuat sale pisang tantangannya adalah cuaca karena harus melalui proses penjemuran sampai kering.

Sebab, apabila cuaca yang berubah secara tidak menentu bisa mengakibatkan penurunan kualitas sale pisang.

Berbeda dengan produk akar sampai yang bisa produksi sesukanya.

Eka mengatakan, mereka kerap kebanjiran pesanan saat hari-hari besar Islam.

Misalnya seperti Idulfitri dan Iduladha, mereka bisa mendapatkan pesanan sampai 300 pcs.

Selain itu, kata dia, produk mereka juga sering menjadi incaran saat kegiatan bazar UMKM.

Ia berharap usahanya bisa terus berkembang, terutama dalam pemasaran serta pengemasan yang lebih menarik yang membutuhkan keahlian khusus.

“Mau memperbaiki kemasan sesuai dengan standar kayak di toko-toko,” tutup Eka.

Bagi yang penasaran dengan rasa akar sampai dan sale pisang UMKM Kamila, bisa langsung ke tempat mereka di Desa Sukamaju, Kecamatan Tenggarong Seberang atau bisa menghubungi kontak 081347580109. (adv/lt/mt)

Bangun Bisnis Kopi Station Koffie, Rustam Haji Lalui Banyak Perjuangan

TENGGARONG – Seorang pelaku usaha asal Tenggarong Rustam Haji yang membangun bisnis kopi dengan nama Station Koffie itu mengungkapkan perjuangan panjangnya mendirikan bisnis tersebut.

Dia yang juga merupakan musisi dari grup band Thtry Seven itu mengatakan, membangun bisnis kopi tersebut pada saat pandemi Covid-19.

Kala itu, mereka terpaksa harus menutup semua agenda yang akan dilaksanakan oleh bandnya.

Oleh karenanya, ia bersama tim Thtry Seven tersebut harus menganggur selama 2 tahun.

Selama masa menganggur, kata dia, mereka kerap berdiskusi untuk mencari ide kegiatan yang bisa menghasilkan pundi-pundi ekonomi.

Pria yang karib disapa Utam Arivin itu mengaku, ide yang mereka hasilkan yakni bisnis kopi Station Koffie.

Sebelum Station Koffie berdiri, ia melakukan riset terlebih dahulu dengan mendatangkan teman seorang konsultan dari Jakarta selama 2 pekan.

“Gua panggil temen temen gua yang konsultan di Jakarta. Gua bayar dengan profesional datang kesini untuk ngeriset ide gua,” ucap dia pada Senin (27/2/2024).

Utam menerangkan, hasil riset oleh temannya menilai untuk mendirikan Station Koffie di Tenggarong peluangnya hanya 0.01 persen. “Artinya gua tidak direkomendasikan untuk melanjutkan konsep yang ada di kepala gua,” katanya.

Namun, hasil riset oleh temannya tersebut tidak membuatnya mengurungkan niatnya untuk mendirikan Station Koffie.

Pasalnya, konsultan yang didatangkannya dari Jakarta tersebut hanya 2 minggu tinggal di Tenggarong, sedangkan dia telah menetap di Kota Raja selama 8 tahun.

Menurutnya, ada banyak hal tersembunyi yang tidak mereka ketahui di Tenggarong walaupun telah melakukan riset.

“Gak papa, gua tidak menyesal membayar mereka. Itu sebagai cerminan gua gitu. Harus ada yang mengargumentasi gagasan gua sebenernya, tapi keyakinan gua jauh lebih besar dari data riset yang mereka lakukan,” ungkap Utam.

Setelah itu, dia pun melakukan riset berbagai macam racikan kopi bersama temannya seorang barista selama 6 bulan.

“Gua sampai asam lambung lo karena setiap hari gua meminum beberapa gelas kopi untuk mencoba kopi yang lagi kita buat ini supaya layak jual,” ujarnya.

Utam mengungkapkan, tujuanya melakukan riset adalah karena ingin masyarakat yang membeli kopinya dengan harga mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu itu bisa merasa puas dan bahagia membeli di Station Koffie.

“Gua mau mereka ngeluarin uang untuk beli kopi habis tu bahagia. Jadi gua enggak mau disumpahin orang ‘kopi apaan ini’ gua enggak mau begitu,” ucap dia.

Selain melakukan riset berbagai racikan kopi, ia juga menganalisa pasar dan menu-menu yang akan disajikannya kepada konsumen.

Setelah 6 bulan melakukan riset, mereka pun melakukan launching Station Koffie pada 9 Januari 2023.

Setahun berjalan, mereka kembali membuka cabang Station Koffie di Jalan Danau Murung, Kelurahan Loa Ipuh, Kecamatan Tenggarong pada 19 Februari 2024.

Kata dia, riset yang dilakukannya selama ini terbukti berhasil serta bisa diterima oleh masyarakat Tenggarong

“Saat ini kami berhasil mengembangkan bisnis kita menjadi 2 cabang. Insya allah nanti ke 3, 4 dan seterusnya,” tutupnya. (adv/ha/mt)

Station Koffie Sajikan berbagai Varian Menu

TENGGARONG –  Chief Executive Officer Station Koffie Utam Arivin mengatakan mereka menyajikan berbagai macam varian kopi yang bisa dinikmati oleh masyarakat.

Dia menjelaskan, berbagai macam varian kopi itu dibuat menggunakan bahan dasar utama biji kopi robusta jenis kopi dampit dari Malang, karena paling cocok untuk meniptakan rasa nikmat yang khas Station Koffie.

“Tapi kalau stoknya lagi kosong, akhirnya kita harus membuka peluang untuk jenis kopi yang lain, tapi kita tetep mencari itu yang paling utama. Karena dari riset kita selamat 6 bulan (biji kopi dampit sangat cocok),” jelasnya pada Senin (26/2/2024).

Ia mengungkapkan selain menu kopi, Station Koffie juga menyediakan pilihan menu lainnya seperti signature, frape, non coffe dan mocktail.

Kata Utam, menu kopi best seller Station Koffie saat ini yaitu kopi susu harat dan kopi susu gula merah. Sedangkan untuk menu non coffe adalah choco crunchy dengan coklat yang khas.

“Karena gua memiliki report (laporan) penjualan yang di mana kopi susu harat dan kopi susu gula merah selalu menduduki peringkat pertama dan untuk menu best seller non coffe ya choco crunchy karena coklat kita berbeda,” ucap dia.

Utam menyebut, letak outlet Station Koffie yang strategis di Jalan Panjaitan yang berseberangan dengan Jalan Kartini membuat usaha kopinya selalu ramai pengunjung.

Ditambah, kedua jalan tersebut kerap dilalui oleh masyarakat seteampat yang ingin menuju ke daerah Timbau.

“Sehingga orang yang di sana mungkin harini dia enggak beli, tapi hari ini dia terpaksa mau enggak mau, suka enggak suka dia melihat outlet gua. Mungkin dalam hatinya ‘besok gua kesana ah’,” pungkas Utam.

Bagi masyarakat Tenggarong yang ingin merasakan nikmatnya kopi dengan rasa yang khas, bisa langsung ke Station Koffie atau bisa kepoin Instagram @stationcoffe.id. (adv/ha/mt)

Kula Kopi Sajikan Ragam Kopi yang Nikmat dan Berkualitas

TENGGARONG – Dalam upaya memberikan pengalaman meminum kopi yang tak terlupakan, Kula Kopi menyajikan berbagai macam varian kopi yang tak hanya nikmat tetapi juga menghadirkan keunikan dalam setiap cangkirnya.

Menyasar pecinta kopi sejati, Kula Kopi menawarkan atmosfer yang nyaman dan kopi berkualitas tinggi.

Pemilik Kula Kopi Salehuddin Muhammad menjelaskan bahwa pihaknya menyajikan beragam menu kopi yang inovatif dan berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau.

Kata dia, Kula Kopi menggunakan dua jenis biji kopi dalam produknya: kopi arabica dan robusta.

“Menu best seller dan diminati konsumen dari Kula Kopi ini ialah kopi kula dan kopi aren,” ungkap pria yang akrab disapa Ale ini pada Senin (26/2/2024).

Selain menyajikan kopi, Kula Kopi juga menawarkan variasi minuman non-kopi yang segar dan menggugah selera. Berbagai pilihan minuman seperti choco classicchoco cheese, dan strawberry milk cheese tersedia di Kula Kopi.

Hal ini memberikan alternatif yang menarik bagi para pelanggannya yang ingin mencoba ragam variasi minuman yang tersedia di kafe tersebut.

“Yang sering diminati konsumen untuk non-kopi yaitu choco cheese dan strawberry milk cheese,” ungkapnya.

Ia mengaku telah membangun kerja sama dengan Grab Food. Langkah ini untuk memperluas jangkauan dan memudahkan akses bagi para konsumen Kula Kopi.

Dia juga memanfaatkan media sosial untuk menunjang strategi pemasaran usahanya.

“Saya biasanya memasarkan produk minuman kami melalui media sosial kayak Instagram dan WhatsApp,” ungkapnya.

Selain itu, Ale memasarkan produknya secara langsung dari mulut ke mulut kepada kenalan dan teman-temannya.

Strategi tersebut berdampak secara langsung kepada para konsumen Kula Kopi.

Dia berharap Kula Kopi dapat berkembang pesat sehingga bisa bersaing dengan kedai kopi lain di Kutai Kartanegara.

“Semoga Kula Kopi dapat berkembang lebih baik lagi,” pungkasnya.

Jika ingin merasakan kenikmatan kopi yang disajikan Kula Kopi dengan berbagai macam menu kopi dan non-kopi, Anda bisa langsung ke tokonya atau cek Instagram @kulakopi.tgr(adv/ha/jt)

Hobi Menjadi Peluang Usaha

TENGGARONG – Seorang pelaku usaha kecil dan menengah yang berlokasi di Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Salehuddin Muhammad menjadikan hobi meminum kopi sebagai peluang usaha.

Pemilik Kula Kopi tersebut menjelaskan bahwa motivasi awalnya membangun usaha tersebut karena hobi dan kegemarannya terhadap minuman yang berjenis kopi-kopian.

“Awalnya saya suka minum kopi dan sering keluar malam sendiri untuk ngopi,” katanya saat diwawancarai oleh wartawan media ini pada Sabtu (26/02/2024).

Dia juga menjelaskan awal mula tercetusnya nama Kula Kopi. Nama tersebut berasal dari bahasa Kutai yang berarti “kamu kopi”. Hal itu bermakna menawarkan orang untuk meminum kopi.

“Jadi, orang Kutai kalau pagi biasanya nanya dan menawari orang untuk ngopi dengan bahasa Kutai (kopi kula?),” ucapnya.

Pria yang karib disapa Ale ini juga menerangkan logo Kula Kopi yang berbentuk biji kopi dengan lingkarannya. Logo itu bermakna sebagai lingkaran khusus kepada pelanggan, jika ingin meminum kopi maka ia akan mendatangi Kula Kopi.

Sebelum membangun usaha tersebut, dia bersama istrinya melakukan riset dalam rentan waktu yang cukup lama, seperti tempat, pemasaran, bahan, dan sebagainya.

Saat memutuskan mendirikan usaha tersebut, dia sempat menghadapi kendala tempat untuk membangun usahanya.

Namun, hal itu tidak menggugurkan niatnya untuk membangun usaha. Ale dan istrinya dengan cerdas mengakali keterbatasan itu dengan menggunakan strategi pemasaran take away.

Kula Kopi memiliki target pasar tersendiri. “Target pembeli Kula Kopi ini ialah karyawan dan wisatawan dari luar Tenggarong,” jelasnya.

“Sejauh ini penjualan di Kula Kopi per harinya sebanyak 70 hingga 100 gelas,” ungkapnya.

Sebagai penutup, ia menyampaikan saran kepada siapa pun yang ingin memulai usaha.

“Membuka usaha diperlukan inisiatif diri untuk memulai, tidak takut dan berani ketika melihat peluang,” tutupnya. (adv/ha/jt)

Koperasi di Bawah Naungan PT MGRM Kembangkan Kafe dan Mini Market

BERITAALTERNATIF.COM – Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda) PT Mahakam Gerbang Raja Migas (MGRM) tengah mengembangkan usaha koperasi berupa kafe dan mini market.

Pengembangan usaha ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mendiversifikasi usaha serta memberikan kontribusi positif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Direktur Utama Perseroda PT MGRM Efri Novianto menilai pengembangan koperasi sebagai langkah strategis yang dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dan memberikan dampak positif.

Kata dia, koperasi tersebut sengaja menjalankan usaha kafe karena mayoritas karyawan PT MGRM menyukai kopi.

Hal ini menjadi awal tercetusnya pendirian kafe yang mendorong pemberdayaan dan kesejahteraan anggota koperasi tersebut.

“Koperasi biasanya mengandalkan pihak ketiga. Kalau di MGRM kita upayakan bisa diperdayakan secara mandiri,” ujarnya saat diwawancarai wartawan Berita Alternatif pada Senin (26/2/2024).

Dalam upaya memberdayakan usaha koperasi di bidang mini market, sambung dia, PT MGRM menggunakan sistem yang seimbang dan adil.

Dana yang didapatkan koperasi dari insentif anggota setiap bulan Rp 125 ribu dialokasikan untuk pengadaan sembako.

Ia menegaskan bahwa sistem ini digunakan untuk menyejahterakan anggota. Karena itu, keuntungan yang diambil hanya 5 persen per bulan.

“Sebagian kecil kita alokasikan beli barang di koperasi. Semisal ada insentif tersebut kita ambil sekitar Rp 100 ribu, lalu kita konversi ke sembako,” ujarnya.

Efri mengungkapkan langkah PT MGRM sebagai badan usaha milik daerah dalam pengendalian inflasi melalui pengelolaan pangan.

Dia mengatakan bahwa bahan pokok seperti beras di mini market berasal dari petani lokal yang bekerja sama dengan MGRM.

“Beras tersebut kualitasnya unggul. Sebanding dengan beras-beras yang berada di super market,” paparnya.

Ia berharap koperasi ini bisa menyejahterakan anggotanya, sebab prinsip utama koperasi adalah dari anggota untuk anggota.

“Dari keuntungan yang kita ambil sekitar Rp 5 ribu kita menginginkan sistem ini ideal. Tentunya dengan koperasi harus tetap hidup,” tutupnya.

Keuntungan dari pengelolaan mini market dan kafe ini dibagi antara koperasi sebagai pengelola dan MGRM sebagai pemodal. (adv/lt/jt/fb)

Dirut PT MGRM Bangun Koperasi untuk Tingkatkan Kesejahteraan Anggota

TENGGARONG – Direktur Utama Perseroda PT Mahakam Gerbang Raja Migas (MGRM) Efri Novianto mengambil langkah progresif dengan menerapkan model koperasi yang dianggap ideal sebagai strategi untuk menyejahterakan para anggotanya.

Dia memaparkan bahwa koperasi yang ideal ialah koperasi yang sifatnya gotong royong dengan mengandalkan iuran anggota.

Gotong royong yang dimaksudnya ialah saling bersinergi membangun koperasi. Hasil iuran anggota akan dialokasikan untuk belanja kebutuhan pokok demi mengembangkan usaha koperasi.

“Kemudian jika ada keuntungan akan diadakan Rapat Anggota Tahunan atau RAT. Jika ada dividen yang didapat akan dibagikan ke anggota,” jelas Efri saat ditemui di Kantor PT MGRM pada Senin (26/2/2024).

“Idealnya koperasi hidup dari iuran anggota. Di kita, koperasi sinergi dengan MGRM dalam hal permodalan dengan sistem bagi hasil,” sambungnya.

Kata dia, bisnis utama MGRM terbatas pada hulu dan hilir Migas, sehingga koperasi dengan sistem bagi hasil didorongnya untuk mengembangkan bisnis di luar itu, misalnya penyediaan bahan pokok atau sembako melalui mini market, kafe, bahkan tour and travel yang dibangun melalui bekerja sama dengan beberapa OPD.

“Saat ini kita juga mengembangkan bisnis suplly ayam beku di beberapa outlet seperti Ayam Setia dan Arkys,” terangnya.

Dalam mengembangkan usaha koperasi di bidang peternakan, pihaknya membangun sinergi antara BUMD dengan para peternak lokal, sehingga usaha tersebut dapat dikelola secara optimal.

“Tentunya koperasi harus tetap hidup sehingga kita bergerak di bidang peternakan juga,” ungkapnya.

Barang koperasi, khususnya sembako, diharapkannya bisa terjual. Ia pun mendorong pengalokasian insentif bulanan karyawan dalam bentuk sembako.

“Ada 10 karyawan tetap dan 5 karyawan kontrak. Setiap bulan mereka mendapatkan insentif berupa sembako kurang lebih Rp 150 ribu,” terangnya. (adv/lt/fb)

Lisbakery Miliki NIB untuk Tingkat Usahanya

TENGGARONG – Pemilik Lisbakery Lilis mengaku telah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) demi meningkatkan usahanya.

Walaupun usahanya masih skala rumahan, ia menyebut NIB sangat diperlukan jika nanti ada pengecekan legalitas usaha maupun untuk pengembangan bisnis

Meski sering terlewatkan oleh sebagian wirausaha, kata dia, memiliki legalitas seperti NIB ini sangatlah penting bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar bisnis yang dijalankan tersebut memiliki izin serta terdaftar secara resmi di database.

“Alhamdulillah kita sudah punya NIB. Dari NIB terdaftar di database. Terus juga kita dapat bantuan kemarin dari Diskop Provinsi (Kaltim),” jelasnya pada Kamis (22/02/2024).

Ia mengungkapkan, ada kejadian unik dibalik bantuan alat masak yang didapatnya dari Diskop-UKM Provinsi Kaltim.

Lilis mengatakan, hal itu berawal dari seorang pelanggan yang membeli kue Lisbakery bertanya tentang usahanya.

Setelah itu, dia pun diminta untuk mengisi formulir yang disodorkannya dan melengkapi administrasi untuk mengajukan bantuan ke Diskop-UKM Kaltim.

“Tanya-tanya dan cek peralatan, alhamdulillah dapat bantuan,” ungkap Lilis.

Dia berharap bantuan yang diterimanya itu juga bisa didapatkan oleh para pelaku UMKM lainnya.

Oleh karenanya, sangatlah penting bagi pelaku usaha untuk memiliki legalitas seperti NIB serta sertifikat-sertifikat usaha lainnya sebagai penunjang.

“Lisbakery Insyallah kedepannya akan mengurus sertifikat halal dan terus meningkatkan kualitas untuk pelanggan,” tutupnya. (adv/lt/mt)