Ririn Rahmahdini Berwirausaha sejak 2019

TENGGARONG – Pemilik Naturls.id Ririn Rahmahdini mengaku telah menggeluti dunia usaha perawatan perempuan sejak tahun 2019.

Kala itu, dia baru berusia 18 tahun serta masih duduk di bangku sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kukar.

“Cuman waktu itu masih jual pupur (bedak) basah daun kokang aja,” bebernya, pada Jumat (15/3/2024).

Setelah 2 tahun hanya menjual produk pupur basah, perempuan yang mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kutai Kartanegara ini pun mulai melakukan inovasi membuat masker dari daun kokang.

Inovasi tersebut datang lantaran Ririn ingin menarik minat para kawula muda sekarang yang lebih senang melakukan perawatan menggunakan masker.

“Jadi tanggal 7 Maret 2021 saya melaunching masker daun kokang ini,” tutur dia.

Daun kokang sebagai bahan dasar membuat masker didapat dari nenek maupun kakeknya yang mencarikan di sekitar kebun mereka.

Namun, karena termasuk dalam kategori tumbuhan liar, daun kokang ini sangat sulit dicari.

Selain itu, daun tersebut juga tidak ada yang memperjualbelikannya.

“Termasuk untung-untungan kalau ketemu daun kokang ini. Sejauh ini belum ada ketemu penjual daun itu,” katanya.

Ia mengungkapkan, untuk membuat masker daun kokang itu bisa memakan waktu sampai 7 hari dalam cuaca panas.

Dia mengatakan bahwa masker tersebut bisa bertahan selama 3 bulan.

Ririn menjual masker daun kokang tersebut mulai dari harga Rp 7 ribu untuk kemasan menggunakan cup ukuran kecil, kemasan botol Rp 15 ribu dan kemasan saset Rp 20 ribu.

Untuk memasarkan produk, ia memanfaatkan media sosial Instagram dan Shopee.

Selain itu, dia juga memasarkan di pasar malam serta melalui reseller.

Untuk memasarkan produk, ia memanfaatkan media sosial Instagram dan Shopee.

Selain itu, dia juga memasarkan di pasar malam serta melalui reseller.

Ririn bisa melakukan pengiriman masker daun kokang ini ke beberapa daerah di Kalimantan. (adv/mt)

Seorang Mahasiswi Unikarta Bangun Bisnis Perawatan

TENGGARONG – Seorang Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kutai Kartanegara Ririn Rahmahdini membangun usaha Perawatan Perempuan.

Produk perawatan tersebut yang dijualnya ialah masker dari daun kokang.

Usaha itu ia beri nama Naturls.id yang diambil dari kata natural atau alami.

“Agar mengikuti standar nama bisnis modern sekarang. Katanya (natural) saya singkat menjadi naturls,” katanya, Jumat (15/3/2024).

Kata natural tersebut berkaitan langsung dengan produk yang dibuatnya yang menggunakan 100 persen dari bahan-bahan alami tanpa pengawet.

Dia mengatakan, bagi warga suku Kutai pasti sangat mengenal tumbuhan daun kokang serta khasiatnya.

Tumbuhan itu kerap dipakai orang-orang tua zaman dahulu untuk merawat wajah mereka sebagai pupur basah.

Namun, di zaman sekarang tumbuhan daun kokang ini sangat sulit ditemukan serta jarang anak-anak muda menggunakannya.

“Sekarang udah hampir punah deh kayaknya buat anak muda gunain pupur basah dari daun kokang ini,” ucap Ririn.

Maka dari itu, demi tetap melestarikan budaya zaman dahulu, Ririn menggunakan daun kokang sebagai bahan dasar utama masker.

ia sengaja mengolah daun tersebut menjadi masker untuk menarik minat para kawula muda.

Supaya lebih menarik, dia menghadirkan beberapa varian, seperti green tea yang dibuat menggunakan teh hijau asli. Lalu, ada varian taro yang diolah memakai ubi ungu.

“Untuk varian greentea dan taro selain manfaatnya yang baik untuk kulit dan juga sebagai acuan menarik minat remaja sekarang dengan warna dan wangi khasnya,” tutur dia.

Untuk diketahui, banyak khasiat jika menggunakan masker daun kokang dari Naturls.id.

Diantaranya, mengatasi jerawat dan kulit berminyak, mengencangkan kulit, menyamarkan garis-garis halus di wajah, melembabkan kulit dan membantu meredakan kulit kemerahan serta dapat melawan penuaan dini.

Informasi pemesanan bisa melalui akun Instagram @naturls.id dan Whatsapp 0895705114576. (adv/mt)

Uhuy Keripik Tempe telah ada sejak 2021

TENGGARONG – Pemilik Uhuy Keripik Tempe Iksan Adi Saputro mengaku telah berwirausaha sejak tahun 2021.

Selama dalam waktu 3 tahun ini, usahanya secara perlahan terus mengalami perkembangan.

Sebelum menjual keripik tempe, ia pernah menjalankan usaha pembuatan rak bunga di tahun 2021.

Namun, bisnisnya itu hanya bertahan selama 4 bulan.

Ide usaha itu Iksan dapatkan karena pernah juara 1 pada lomba pembuatan rak bunga saat masih menempuh pendidikan di SMA.

“Iseng-iseng lah saya posting ke sosial media. Dan terus tu ada yang mau minta buatkan rak bunga. Cuma sebentar aja bikin itu, habis itu beralih ke keripik tempe,” terang dia pada Kamis (14/3/2024).

Ia mengungkapkan, menggunakan media sosial Whatsapp dan Instagram untuk memasarkan produk.

Selain itu, Iksan juga menitipkan ke warung-warung di daerah Loa Kulu.

“Keripik tempe saya ini sudah dibeli selain di daerah Loa Kulu, ada juga pelanggan di Tenggarong dan Samarinda,” katanya.

Dalam seminggu, dia bisa memproduksi 3 sampai 7 kilogram keripik tempe.

Akan tetapi, ia juga dalam seminggu pernah tidak melakukan produksi karena sepi pembeli.

Iksan kerap mendapatkan banjir pesanan saat menjelang hari besar agama Islam.

“Biasanya di hari raya pesanan itu 7 kilo sampai 15 kilo. Dan di tahun ini sudah ada orang 1 orang pesan 3 kg. Biasanya orang pesan itu seminggu sebelum hari raya,” tutur dia.

Bagi masyarakat Kukar yang ingin membeli keripik tempe untuk acara-acara ataupun camilan di rumah dengan rasa yang berkualitas asli dari Loa Kulu, bisa langsung menghubungi kontak Iksan Adi Saputro 085248361300. (adv/mt)

Produk Keripik Tempe Asli Loa Kulu

TENGGARONG – Seorang pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) asal Kecamatan Loa Kulu Iksan Adi Saputro membuat produk keripik dari tempe.

Olahan dari bahan dasar tempe tersebut dia beri nama Uhuy Keripik tempe.

Nama Uhuy di produknya itu diambil dari ucapan spontan yang sering diucapkan saat bercanda sesama teman.

Selain itu, ia mengaku dapat masukan dari sang pacar untuk menggunakan nama Uhuy. Karena, dianggapnya sangat menarik serta mudah diingat.

“Terus tu rame lagi ibaratkan ngomong secara langsung misalkan uhuy leh diganti uhuy ada keripik tempe ni rasanya gurih dan lezat. Disitu namanya langsung saya cantumkan menjadi Uhuy Keripik Tempe,” katanya pada Kamis (14/3/2024).

Laki-laki yang masih menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Pertanian Unikarta ini mengungkapkan bahwa tertarik menjalankan bisnis tersebut karena bergerak di bidang agroindustri pengolahan hasil pertanian.

Pasalnya, bahan baku untuk membuat tempe yang paling utama ialah dari kedelai.

Lalu, bahan dasar untuk membuat keripik tempe itu juga berasal dari produksi tempe milik ibunya.

“Terus ibu saya kerja sama dengan temannya. Jadi saling kolaborasi misalkan di tempat saya habis stoknya, itu ambil stok tempat teman ibu,” terang Iksan.

Selain itu, sambung dia, usaha itu dijalankannya sembari mengisi waktu kosong di perkuliahan.

Kemudian, keuntungan yang didapatnya menjual keripik itu bisa digunakan untuk membayar praktikum, persiapan penelitian serta mengerjakan skripsi.

“Supaya tidak terlalu membebani orang tua dalam pembiayaan tersebut,” ungkap dia.

Iksan menyebut bahwa keripik tempe tersebut diproduksi bersama ibunya.

Dalam sekali produksi, kata dia, bisa memakan waktu yang cukup lama karena melalui berbagai proses.

Pertama, kedelai yang dicampur dengan ragi serta tepung akan dimasukkan ke dalam plastik lontong dan dijemur didalam ruangan untuk proses fermentasi menjadi tempe.

Proses fermentasi itu bisa cepat selesai dalam 1 hari jika cuaca dalam kondisi panas.

Namun, apabila dalam kondisi hujan maka bisa memakan 2-3 hari.

Kedua, setelah proses fermentasi selesai, tempe itu akan dipotong tipis-tipis agar memiliki kualitas rasa yang renyah serta langsung dilakukan penggorengan. Untuk expirednya bisa taha sampai 14 hari,” jelasnya. (adv/mt)

Camilan Kerupuk Berbahan Dasar Nasi

TENGGARONG – Seorang Pelaku Usaha asal Desa Mulawarman Kecamatan Tenggarong Seberang Muginem menjual camilan kerupuk dari bahan dasar nasi.

Usaha ini dijalankan karena hobinya yang suka memasak.

Dia menjelaskan kerupuk nasi itu difermentasi dengan campuran adonan tepung kanji serta dikukus serta dilakukan penjemuran.

Untuk bahan-bahan yang diperlukannya untuk membuat kerupuk nasi tergolong mudah dicari. Ia bisa mendapatkan di Desa Separi dan Samarinda.

Muginem pernah dibantu pendampingan oleh Bumdes bersama perusahaan batu bara PT. Pama untuk melakukan inovasi pangan yang termasuk jarang ada.

“UMKM Kerupuk Nasa nasi, dituntut dari perusahaan untuk mengembangkan produk kuliner lain. Jadi ada kue basah dan kering,” jelasnya pada Rabu (13/3/2024).

Menurut pengakuan dari beberapa pelanggan yang mengatakan bahwa kerupuk nasinya itu memiliki ciri khas rasa yang unik.

Hal tersebut membuat kerupuk nasinya berhasil menarik banyak minat dari masyarakat.

“Dari beberapa (pelanggan) khususnya ada juga dari pendampingan Unmul (Universitas Mulawarman) menyebut seperti ada rasa dagingnya. Padahal tidak menggunakan daging,” terang dia.

Berhasil menarik banyak minat pelanggan serta dengan harga yang kurang dari Rp 10 ribu, membuat produk kerupuk nasinya mudah didagangkan ke banyak toko.

Sedangkan melalui agen grosirnya, untuk kemasan 500 gram dihargai Rp 27 ribu.

“Alhamdulillah produk kita juga sudah dijualkan di Bandara Sepinggan sebagai oleh-oleh khas Kalimantan,” ungkap Muginem.

Dalam proses produksi, ia menyebut bahwa cuaca yang tidak menentu menjadi kendala.

Sedangkan, dia harus mengejar banyak target pesanan yang harus diselesaikan untuk dikirimkan ke perusahaan.

Muginem berharap bisa melakukan penjualan produk kerupuk nasi ini lebih meluas lagi.

“Senang produk lokal bisa diperjualbelikan di Bandara. Tentu ini semua membutuhkan waktu dan proses panjang,” pungkasnya. (adv/lt/mt)

Bupati Kukar Apresiasi Ratusan UMKM di Pasar Ramadan

TENGGARONG – Bupati Kukar Edi Damansyah mengapresiasi ratusan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berpartisipasi dalam kegiatan Lorong Pasar Ramadan yang dilaksanakan oleh Masjid Agung Sultan Sulaiman Tenggarong.

Ratusan pelaku UMKM tersebut berasal dari 3 kawasan berbeda yang di tahun-tahun sebelumnya melaksanakan Pasar Ramadan sendiri.

Yakni di Jalan S. Parman Kelurahan Melayu, Panjaitan Kelurahan Loa Ipuh, dan Masjid Agung Sultan Sulaiman.

“Karena setiap Ramadan ada pasar Ramadan yang dilaksanakan di titik itu (Jalan S. Parman, Panjaitan, dan Masjid Agung Sultan Sulaiman),” ucap dia saat membuka kegiatan Lorong Pasar Ramadan pada Selasa (12/3/2024) sore.

Ia mengungkapkan, banyak masyarakat yang menyampaikan masukan-masukan kepada pemerintah daerah berkaitan dengan Pasar Ramadan yang dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya.

Mereka mengeluhkan aktivitas Pasar Ramadan khususnya di Jalan Panjaitan dan S. Parman.

“Bahwa aktivitas ini mengganggu arus kepentingan umum, arus jalan umum. Itu selalu ada (masukan ke pemerintah),” ungkapnya.

Maka dari itu, Pemkab Kukar berupaya kegiatan yang rutin dilakukan setiap bulan suci Ramadan ini bisa terfasilitasi dengan baik.

Oleh karenanya, pengelolaan aktivitas yang berkaitan dengan Pasar Ramadan di Kota Raja dialihkan ke kawasan Masjid Agung Sultan Sulaiman. “Khususnya di Jalan S. Parman dan Jalan Panjaitan,” beber Edi.

Dia sangat mendukung Masjid Agung Sultan Sulaiman Tenggarong agar bisa dijadikan kawasan yang produktif untuk pergerakan ekonomi kerakyatan.

Ia mendorong keberadaan masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk melakukan ritual-ritual keagamaan saja.

Akan tetapi, juga bisa difungsikan untuk mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Oleh karena itu, pihaknya telah membangun beberapa kios di kawasan masjid untuk mendukung para pelaku usaha mikro.

Edi berharap dengan itu bisa menciptakan keseimbangan fungsi masjid sebagai tempat ritual keagamaan dan ibadah sosial.

“Kedua itu (ibadah ritual dan sosial) memang wajib kita laksanakan di dalam keyakinan kita umat muslim yang selalu kita laksanakan secara Istiqomah,” tutup dia. (adv/mt)

Ratusan UMKM Ramaikan Pasar Ramadan di Masjid Agung Sultan Sulaiman Tenggarong

TENGGARONG – Ratusan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) meramaikan kegiatan Lorong Pasar Ramadan yang dilaksanakan oleh Masjid Agung Sultan Sulaiman Tenggarong.

Ratusan UMKM tersebut menjual berbagai macam hidangan menu untuk berbuka puasa, kuliner khas Ramadan, hingga busana-busana muslim.

Ketua Panitia Lorong Pasar Ramadan, Akhdar Rivai mengatakan ada 115 UMKM yang mengisi Lorong Pasar Ramadan ini berasal dari Kecamatan Tenggarong.

Ratusan UMKM itu adalah gabungan dari 3 kawasan berbeda yang di tahun-tahun sebelumnya melaksanakan Pasar Ramadan sendiri.

Yakni, Pasar Ramadan di Jalan S. Parman Kelurahan Melayu, Jalan Panjaitan Kelurahan Loa Ipuh, dan Masjid Agung Sultan Sulaiman.

Kata dia, keberhasilan ini berkat kesepahaman antara para pelaku UMKM, pemerintah dan pengelola masing-masing Pasar Ramadan.

“Tidak ada kesulitan kami untuk menyatukannya (para pelaku UMKM),” ujar dia pada Selasa (12/3/2024) sore.

Sementara itu, Bupati Kukar Edi Damansyah mengapresiasi Badan Pengelola beserta Badan Pelaksana Masjid Agung Sultan Sulaiman Tenggarong yang berhasil menjadi koordinator Lorong Pasar Ramadan tahun 1445 Hijriah.

Baginya, hal ini sangatlah penting dalam rangka melakukan pemberdayaan masyarakat khususnya para pelaku UMKM sekitar.

“Ini bagian dari suatu peningkatan pengembangan yang sangat positif dan sangat baik,” sebut dia.

Ia menyebut, pengelolaan Masjid Agung Sultan Sulaiman saat ini sangatlah bagus.

Kata dia, Masjid tidak hanya sebagai tempat untuk memfasilitasi kegiatan peribadatan saja, tetapi juga dijadikan kawasan yang produktif seperti memfasilitasi tempat untuk pelaku UMKM dapat berjualan.

“Sehingga para pelaku usaha mikro khususnya yang melakukan aktivitas usaha kuliner khususnya di Tenggarong, terkhususnya di setiap waktu bulan Ramadan ini difasilitasi dengan baik,” pungkas Edi. (adv/mt)

Putri Lestari Hasilkan Omset Puluhan Juta Perbulan

TENGGARONG – Pemilik usaha Ptrshop Putri Lestari mengaku bisa menghasilkan omset puluhan juta rupiah perbulan.

Dalam sehari, bisa menghasilkan Rp 500 ribu sampai 1 juta dari hasil penjualan produknya.

“Jadi sebulan bisa Rp 15 juta sampai Rp 30 juta,” ungkap dia pada Selasa (12/3/2024).

Perempuan muda yang masih mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas Agama Islam Unikarta ini mengatakan, penghasilan tersebut tidak serta merta didapat dalam waktu singkat.

Di awal menjalankan usaha tahun 2018, dalam sebulan Putri mendapatkan keuntungan kotor itu Rp 500 ribu dari modal Rp 1 juta.

Setelah setahun berjalan, omsetnya mulai naik secara bertahap.

Bahkan, dia pernah mengalami masa terpuruk dalam berjualan yaitu saat pandemi Covid-19.

Kala itu, ia pun pernah harus melakukan penjualan produk dengan harga yang lebih rendah dari biasanya.

“Mau ndik mau harus on sale harga (dijual dengan harga lebih rendah dari biasanya). Omset jua menurun. Karena, pas itu ongkir online shop murah-murah. Jadi orang banyak belanja di Tiktok langsung,” terang Putri.

Dia mengungkapkan, penjualan terbesar selain daerah Sebulu, yaitu Tenggarong Samarinda, dan Kutai Barat (Kubar).

“Di Kubar agak banyak dari Samarinda dengan Tenggarong. Karena saya punya reseller di sana (Kubar),” katanya.

Putri menerangkan, untuk kebutuhan produk didapatkan dari supplier yang ada di luar daerah.

Seperti produk-produk kecantikan, itu ia ambil dari Jakarta, Yogyakarta serta Bandung.

Sedangkan, untuk produk-produk tas, dia dapatkan hanya dari Bandung. “Terus bisa buat brand tas kita sendiri dengan syarat-syarat tertentu,” ujar Putri.

Saat ini, dia sudah memiliki produk tas dengan brand sendiri karena sudah memenuhi syarat. Diantaranya, surat kepemilikan, surat izin usaha serta surat-surat penunjang lainnya dan juga dengan syarat minimal pembelian.

“Cuma untuk dari segi desain sendiri itu belum ada kak. Masih dalam proses produksi, tapi saya akan launching dalam waktu dekat ini” sebutnya.

Ia berharap bisa memotivasi anak-anak muda yang ingin berwirausaha agar tidak ragu.

Walaupun, tidak bisa dipungkirinya bahwa merintis usaha dari awal itu tidaklah mudah. “Tetapi jika ada kemauan pasti ada jalan,” ujar dia.

Putri juga berharap bisa membuka cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Hal itu menjadi menjadi tantangan tersendiri baginya untuk bisa membesarkan usaha.

“Apakah saya bisa mengembangkan bisnis saya meskipun dengan kesibukan saya yang sangat padat sekarang ini,” serunya.

Ia juga membuka peluang bagi yang ingin menjadi reseller produk Ptrshop hanya dengan memposting produk di sosial media dengan sistem Pre Order.

“Jadi mereka gak perlu modal awal. Ketika ada yang pesan barulah barang diambil ke saya. Dan mereka bisa langsung dapat keuntungan dari penjualannya,” pungkas Putri. (adv/mt)

Seorang Perempuan Muda Sebulu Bangun Bisnis Fashion dan Kecantikan

TENGGARONG – Sorang perempuan yang masih muda asal Kecamatan Sebulu Putri Lestari membangun usaha di bidang fashion dan kecantikan.

Dia menjual berbagai kebutuhan perempuan itu seperti tas, skincare, makeup dan berbagai macam produk lainnya.

Bisnis tersebut ia beri nama Ptrshop yang diambil dari nama Putri Lestari dan bahasa inggris dari kata toko.

Putri telah mulai berwirausaha sejak masih menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Sebulu tahun 2018.

Di usianya yang masih 16 tahun, minat yang tinggi di bidang fashion dan kecantikan itulah yang membuatnya berhasil mendirikan bisnis tersebut

“Sebetulnya motivasinya karena memang adanya ketertarikan di dunia fashion dan suka juga dengan makeup. Apalagi sesuatu terkait kecantikan,” terang dia pada Selasa (12/3/2024).

Pada awal menjalankan bisnis, produk-produknya dijual hanya melalui media sosial Facebook @ptrshop copy, Instagram @ptrshopcopy dan WhatsApp.

Hal itu dia jalani dikarenakan belum memiliki modal yang besar untuk dapat mendirikan sebuah toko.

“Dikarenakan uang saku anak SMA itu kan terbatas, makanya saya coba untuk berjualan online,” katanya.

Ia mengungkapkan bahwa modal awal berjualan itu didapat dari uang beasiswa Program Indonesia Pintar senilai Rp 1 juta.

“Itu dana awal untuk berwirausaha dan saya mulai dari PO (Pre Order) barang,” ungkap Putri.

Setelah merintis usaha sejak tahun 2018, dia pun berhasil membuka toko sendiri setelah 3 tahun berjalan.

“Saya bisa membuka toko sendiri 2021 sampai sekarang,” ucapnya

Saat ini Putri sedang dalam proses pengembangan dengan membuka cabang toko di Tenggarong.

Kata dia, hal itu dilakukan untuk semakin memperluas pemasaran khususnya produk tas yang dipakai di acara formal.

Karena dari penilaiannya saat ini untuk tas seperti itu masih belum terjual banyak.

Padahal, dari segi harga itu sangatlah terjangkau untuk kalangan menengah.

“Tenggarong juga sekarang sudah mulai berjalan bagus UMKM nya. Makanya saya coba mau buka di Tenggarong untuk membantu sedikitnya untuk perekonomian,” pungkas dia. (adv/mt)

Koperasi Perkebunan Belayan Sejahtera Gelar RAT sekaligus Resmikan Minimarket

TENGGARONG – Koperasi Perkebunan Belayan Sejahtera Desa Muai Kecamatan Kembang Janggut menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku 2023 sekaligus meresmikan unit usaha baru Minimarket Belayan Mart.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Minggu (6/3/2024) serta dirangkai dengan pembagian doorprize.

RAT tersebut dihadiri oleh Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar Thaufiq Zulfian Noor, Ketua Koperasi Perkebunan Belayan Sejahtera Jamaluddin beserta pengurus, pengawas, anggota dan para tokoh pendiri.

Ketua Koperasi Perkebunan Belayan Sejahtera, Jamaluddin mengatakan, mereka telah memiliki beberapa unit usaha yang dijalankan.

Diantaranya unit usaha Tandan Buah Segar, Sarana Produksi Perkebunan, Alat Berat, Simpan Pinjam dan Warung Kopi.

Ditambah dengan Minimarket Belayan Mart, ia berharap dapat diterima oleh warga Desa Muai. “Dan dapat bersaing dengan market-market yang lainnya,” harap dia.

Ia mengatakan, Koperasi Perkebunan Belayan Sejahtera saat ini dipimpin oleh generasi milenial anak-anak para petani.

Kehadiran para generasi ini dinilainya banyak membawa perubahan yang positif bagi koperasi.

Para pengurus yang diisi mayoritas anak muda ini, kata dia, berhasil membawa digitalisasi ke dalam koperasi.

“Para pengurus memulai dengan database berbasis digital dan menghidupkan kembali infrastruktur organisasi,” terangnya.

Jamaluddin menerangkan, sejak pertengahan tahun 2021 mereka telah mulai melakukan pemetaan di kebun-kebun anggota.

Dia menyebut, selanjutnya hal tersebut diolah sebagai database untuk memanajemen pengelolaan kebun serta meningkatkan produktifitas anggota berbasis analisa digital.

“Kelompok-kelompok tani yang sebelumnya pasif, mulai diaktifkan kembali perannya untuk mengorganisir anggota,” kata dia.

Selain itu, pihaknya juga melakukan digitalisasi untuk sistem pembayaran.

“Petani anggota mulai diarahkan untuk bergeser dari pembayaran cash ke pembayaran digital,” pungkas Jamaluddin. (adv/mt)