Jalankan Usaha Penyewaan Sound System, Kusnadi Layani berbagai Kegiatan Warga Kukar

TENGGARONG – Kusnadi membuka usaha jasa penyewaan sound system. Alat tersebut dapat disewa oleh berbagai kalangan untuk ragam acara.

Dalam menjalankan usaha tersebut, ia dibantu oleh anaknya. Semula, mereka hanya menyediakan satu boks sound system.

Awalnya, mereka hanya iseng menyediakan satu boks. Namun seiring waktu berjalan, keduanya menyewakan banyak boks sound system.

“Kami iseng-iseng aja sih bikin boks satu gitu kan. Lama-lama kan kayak nagih gitu kan. Jadi, bikin lagi, bikin lagi,” ucap Khusnul Yadaini, anak Kusnadi, sebagaimana dikutip dari kanal Youtube Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar pada Rabu (29/11/2023).

Jasa penyewaan sound system mereka pun perlahan dilirik oleh tetangga yang menyewanya untuk kegiatannya.

“Dari tetangga ini kami mulai dikenal oleh masyarakat sekitar dan luar,” ujarnya.

Karena itu, jasa mereka tak hanya dimanfaatkan oleh warga Tenggarong, tetapi juga warga dari beberapa kecamatan lain di Kukar.

“Dari situ lama-lama kami itu dikenal,” sebutnya.

Usaha mereka pun mulai dikenal luas sehingga banyak orang memakai jasa penyewaan sound system yang mereka sediakan.

Keduanya menyediakan sound system untuk ulang tahun, electone, jaranan, campur sari, tasmiyah, pernikahan, dan berbagai kegiatan lainnya.

Usaha mereka yang diberi nama Sekar Bumi Audio melayani jasa penyewaan sound system untuk melengkapi kebutuhan di berbagai acara.

Bagi Anda yang ingin memakai jasa Kusnadi bisa mendatangi Sekar Bumi Audio di Jalan Maduningrat atau area Pasar Tangga Arung, Kelurahan Melayu, Tenggarong. Anda bisa juga menghubungi WhatsApp 081349227220/081254885112.

Selain menyediakan jasa penyewaan sound system, mereka juga membuka kios yang menjual berbagai jenis pisang. (adv/mt/fb)

Muldani Buat Kerajinan Tangan Berbahan Limbah Kendaraan

TENGGARONG – Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah asal Kukar Muldani membuar furnitur dari limbah kendaraan saat pandemi Covid-19.

Pandemi membuat pemerintah membatasi semua aktivitas masyarakat di luar rumah untuk menghindari penyebaran virus tersebut.

Hal itu mendorong Muldani memikirkan cara untuk menghasilkan pendapatan saat pandemi Covid-19 melanda Kukar.

Ia pun membuat kerajinan tangan dari limbah kendaraan di bengkelnya menjadi berbagai macam furnitur seperti kursi dari limbah ban, meja, pot bunga, dan berbagai jenis kerajinan lainnya.

“Timbul pikiran begini begitu: aku enggak nyangka juga bahwa bisa bikin kayak kerajinan kayak gini,” terang dia sebagaimana dikutip dari kanal Youtube Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar pada Rabu (29/11/2023).

Muldani menjelaskan, furnitur dari bahan limbah kendaraan yang dibuatnya telah dipasarkan di Kecamatan Tenggarong dan Kota Bangun.

“Cuman paling banyak Kota Bangun. Kayaknya dari pihak sekolahan ya. Kalau enggak salah dulu sampai 600 biji pesannya,” ungkap dia.

Pembuatan furnitur ini, sambung dia, cukup mudah karena hanya bermodal limbah kendaraan, kawat, pewarna, dan pisau pemotong (cutter).

Ia memanfaatkan informasi yang tersebar di media sosial Facebook untuk memperkaya motif dan pewarnaan furnitur buatannya.

“Karena mau melihat motif-motif, akhirnya saya lihat Facebook. Karena melihat model, terpaksa buka Facebook. Soalnya awalnya model itu langsung bikin,” tuturnya.

Ia berharap pemerintah Kukar membantu meningkatkan dan memajukan usaha orang-orang berpenghasilan rendah, terutama modal untuk mendirikan dan mengembangkan usaha mereka.

“Kemauan banyak kalau tanpa modal kan bingung mau berbuat apa. Usaha ini yang penting bisa maju. Gitu aja. Harapan saya supaya bisa maju, sukses,” tutupnya. (adv/mt/fb)

Bengkel Fajar Motor Layani Reparasi berbagai Jenis Motor

TENGGARONG – Muldani mendirikan usaha reparasi motor. Padahal, ia tak memiliki latar belakang pendidikan formal di bidang otomotif.

Ia pun tak pernah mengikuti kursus dan pelatihan mekanik. Namun, keinginan belajar dan pengalaman panjang mendorongnya untuk membangun dan menjalankan usaha reparasi motor.

“Orang kadang-kadang kursus. Kalau saya, tidak. Langsung praktik teorinya,” beber dia sebagaimana dikutip dari kanal Youtube Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar pada Rabu (29/11/2023).

Usaha reparasi motor yang diberinya nama Bengkel Fajar Motor tersebut tidak pernah menghadapi kendala berarti.

Hanya saja, ia menjelaskan, usaha di bidang perbengkelan memiliki modal yang cukup besar.

Apabila seseorang mengantongi modal besar, sambung dia, usaha ini akan cepat berkembang. “Kemauan sama modal itu harus ada dua-duanya,” ucap Muldani.

Ia mengungkapkan bahwa modal usaha untuk mendirikan dan mengembangkan Bengkel Fajar Motor berasal dari tabungannya saat bekerja di kampungnya. “Dari situ saya bisa kembangkan,” terangnya.

Bengkel Fajar Motor milik Muldani melayani reparasi semua jenis motor, seperti tune up motor, servis, ganti oli, ganti ban luar dalam, penambalan ban dan lain-lain.

Ia juga menjual berbagai macam furnitur dan kerajinan tangan dari limbah kendaraan yang sebelumnya tak berguna, seperti kursi dari limbah ban, meja, pot bunga dan berbagai macam jenis kerajinan tangan lainnya.

Bagi Anda yang ingin mereparasi motor ataupun membeli kerajinan tangan dari limban kendaraan bisa mendatangi Bengkel Fajar Motor di Jalan Rondong Demang, RT 15, Kelurahan Panji, Tenggarong. Anda juga menghubungi nomor telepon 085821213583. (adv/mt/fb)

Tantangan Usaha Pembuatan Jajak Kutai: Harga Bahan Baku Naik, Harga Kue Tak Berubah

TENGGARONG – Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang menjalankan usaha Jajak Khas Kutai Nur Hasanah membeberkan tantangan yang dihadapinya dalam usaha tersebut.

Salah satunya, saat bahan baku untuk pembuatan kue naik, ia harus tetap mempertahankan harga jual kuenya.

Dia tidak ingin menaikkan harga jual kue karena tetap memikirkan pelanggannya.

Demi menjaga kualitas dan kenyamanan pelanggan, ia bahkan tidak mengurangi bahan baku dalam pembuatan kue tersebut.

“Karena kita menjaga kualitas tadi; kualitas rasa,” ucap dia sebagaimana dikutip dari kanal Youtube Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar pada Rabu (27/11/2023).

Hasanah menerangkan, bahan baku yang digunakan untuk pembuatan kue khas Kutai meliputi tepung, tepung beras, dan gula.

“Dulu ngalak (Kutai: ambil) di Hulu gula. Kalau sekarang ndik (tidak), di daerah Tenggarong maha (saja),” ujarnya.

Pembuatan kue cincin dan elat sapi, sambung dia, menggunakan gula khusus. Apabila gulanya tak sesuai, maka rasanya pun tidak akan enak.

“Gulanya tuh kalau kayak tole-tole itu langsung patah. Lagi, rasa baunya harum; rasanya manis,” terangnya.

Kue khas Kutai yang dijualnya disukai oleh semua kalangan: anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua.

“Kalau dari cincin, dari segala kalangan. Kalau elat sapi itu dari yang menengah sampai yang tua,” sebutnya.

Dia berencana memajukan usaha yang telah lama ditekuninya. Ia juga akan melakukan kreasi-kreasi dalam pembuatan kue tersebut.

Saat ini, ia menjual 5 jenis kue khas Kutai, antara lain roti balok, jajak cincin, elat sapi, roti gembong, dan tole-tole.

“Sering juga kok bikin…jajak kering. Kalau bulan puasa kami bikin kue basah. Nah, kalau bulan puasa kurang jajak cincin, tapi kue basah,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Jajak Khas Kutai Jual Ragam Kue dan Roti, Layani Pemesan untuk Hajatan

TENGGARONG – Fatmah dan keluarganya merupakan pelaku usaha yang menjual kue khas Kutai di Tenggarong.

Anak perempuan Fatmah, Nur Hasanah menceritakan, kue khas Kutai yang mereka buat pertama kali adalah roti gembong.

Setelah usahanya berjalan dan berkembang, mereka membuat roti balok dan cincin. Saat itu, belum ada satu pun orang di Tenggarong yang menjual kue cincin selain Fatmah.

“Makanya itu coba-coba pertama bikin 2 kilo, habis itu 5 kilo, makin lama, makin banyak,” ucap dia sebagaimana dikutip dari kanal Youtube Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar Rabu (29/11/2023).

Kata dia, kue cincin semula dijual Fatmah adalah titipan dari orang-orang dari wilayah Hulu Kukar.

Pengiriman dari Hulu ke Tenggarong, sambung Hasanah, memiliki kekurangan. Sesampai di Tenggarong, kue tersebut berminyak.

Karena itu, mereka berinisiatif membuat sendiri kue cincin. “Sampai sekarang alhamdulillah laku,” ujarnya.

Bagi Anda yang ingin mencoba berbagai jenis kue khas Kutai buatan Fatmah bisa mendatangi tempat usahanya di Jalan Mangkurawang, RT 1, Nomor 3, Kelurahan Mangkurawang, Kecamatan Tenggarong.

Usaha yang diberi nama Jajak Khas Kutai Hj. Fatmah ini menjual roti gembong, roti balok, tole-tole, elat sapi, jajak cincin dan lain-lain.

Mereka juga melayani pemesanan katering kue kering dan kue basah untuk acara perkawinan dan hajatan lainnya. Jika berminat memesannya, Anda bisa menghubungi melalui nomor telepon 081353378248 dan 081331785555. (adv/mt/fb)

Penjual Kue Keroncong Diberi Puluhan Rombong, Kepala Desa Teluk Dalam Apresiasi Diskop-UKM Kukar

TENGGARONG – Kepala Desa Teluk Dalam Sopian mengapresiasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop-UKM) Kukar karena telah memberikan rombong kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desanya.

Pemkab Kukar melalui Diskop-UKM Kukar memberikan 42 rombong untuk para pelaku UMKM yang berjualan kue keroncong di Teluk Dalam.

Dia menyambut baik bantuan tersebut. Pasalnya, rombong-rombong itu sangat membantu warganya yang mengelola usaha kue keroncong.

“Kami Pemerintah Desa Teluk Dalam mengucapkan ribuan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara,” ucap dia usai Wabup Kukar Rendi Solihin menyerahkan puluhan rombong kepada para pelaku UMKM, Jumat (24/11/2023).

Ia berpesan kepada warganya agar mengelola dan menata dengan baik rombong saat berjualan kue keroncong.

Sopian juga berharap bantuan tersebut dapat mendukung pengembangan usaha para pelaku UMKM, sehingga kue keroncong semakin terkenal di publik.

Dia mengungkapkan bahwa kue keroncong merupakan produk di bidang kuliner andalan desa yang terletak di Kecamatan Tenggarong Seberang tersebut.

Di sepanjang jalan di Teluk Dalam, sambung Sopian, para pengguna jalan akan mendapati pelaku-pelaku UMKM berjualan kue keroncong.

“Jajak keroncong ini sampai terkenal di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Ia juga menyinggung masukan dari para pelaku UMKM kepada Pemkab Kukar, khususnya terkait lokasi untuk mereka berjualan kue keroncong.

Sopian mendukung penggunaan simpang Jembatan Mahakam dijadikan lokasi berjualan para pelaku usaha kue keroncong.

“Jajak keroncong khususnya, rencananya akan kami pusatkan di sini,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Pelaku UMKM Teluk Dalam Minta Wabup Kukar Fasilitasi Pembuatan Label Produk

TENGGARONG – Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin menerima aspirasi para pedagang kue keroncong Desa Teluk Dalam pada Jumat (24/11/2023).

Aspirasi tersebut disampaikan kepada Wakil Bupati saat menyerahkan bantuan rombong kepada para pelaku usaha di Teluk Dalam, Kecamatan Tenggarong Seberang.

Kata Rendi, salah satu aspirasi pelaku-pelaku usaha tersebut adalah mereka meminta difasilitasi pembuatan label produk UMKM.

Dia menyatakan bahwa Pemkab Kukar bisa menjawab aspirasi tersebut lewat pelatihan pembuatan label dan kemasan produk.

Para pelaku usaha diminta untuk berkoordinasi dengan Klinik Wirausaha Pemuda Mandiri yang di bawah Dispora Kukar.

“Itu bisa nanti difasilitasi untuk pelatihan-pelatihan, baik pemasaran ataupun kemasan,” terangnya.

Para pelaku UMKM juga meminta Pemkab Kukar membantu pengembangan produk kerupuk dan amplang dari sarang burung walet.

Rendi pun mempersilakan mereka membuat proposal yang ditujukan kepada Pemkab Kukar.

“Kalau nanti di kecamatan bisa, kecamatan yang akan mengurus. Kalau tidak bisa, nanti dari dinas terkait yang akan urus,” tuturnya.

Rendi mengaku belum mengetahui pasti dinas yang mengurus produk yang berasal dari sarang burung walet.

Ia mengungkapkan bahwa Pemkab dan DPRD Kukar hanya mengatur pengelolaan sarang burung walet.

“Baru retribusi. Kalau enggak salah waktu itu terkait dengan sumber bahan bakunya yaitu sarang walet,” tutupnya.

Koordinator pelaku UMKM Desa Teluk Dalam Patmiwati mengaku selain berjualan kue keroncong, pihaknya sudah meluncurkan produk baru berbahan dasar sarang burung walet.

Mereka memberi nama produk tersebut kerupuk dan amplang walet. Produk baru ini sudah dipasarkan dan dikirim ke luar negeri.

Pihaknya mengirimnya ke mancanegara setelah mendapatkan bantuan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kukar dan Disperindag Kukar.

Dia mengungkapkan, para pembuat kerupuk dan amplang walet memiliki sejumlah tantangan untuk memproduksi produk baru tersebut, salah satunya mereka belum mempunyai mesin penggiling.

“Kami sangat membutuhkan mesin untuk menggilingnya. Kami sangat mohon dukungannya,” ujar dia. (adv/mt/fb)

Wabup Rendi Terima Aspirasi Para Pelaku UMKM Desa Teluk Dalam

TENGGARONG – Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin menerima banyak aspirasi dan masukan dari para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Desa Teluk Dalam.

Aspirasi dan masukan tersebut disampaikan para pelaku UMKM saat ia menyerahkan bantuan rombong di Teluk Dalam pada Jumat (24/11/2023).

Salah satu aspirasi mereka adalah meminta difasilitasi lapak berjualan, label produk, dan bantuan untuk pengembangan produk baru mereka yang diberi nama keripik dan amplang walet.

Rendi menyampaikan bahwa penempatan lapak untuk berjualan di pinggir jalan umum sejatinya tidak diperbolehkan.

Meski begitu, ia menyarankan para pelaku UMKM mengirimkan surat izin penggunaan pinggir jalan umum kepada Pemkab Kukar untuk dijadikan lokasi berjualan.

“Siapa tahu memang nanti kita bisa, karena memang belum padat,” ucap Rendi.

Ia menyebutkan bahwa setiap sore hari di sepanjang jalan umum Teluk Dalam selalu ramai penjual dan pembeli.

Pinggir jalan umum tersebut, sambung dia, masih tergolong jarang digunakan oleh para pengguna jalan.

Karena itu, Rendi membuka kemungkinan bagi Pemkab Kukar mengeluarkan izin penggunaannya untuk berjualan.

Apabila diizinkan, ia mendorong para pelaku usaha kue keroncong membuat kesepakatan dengan para pedagang lain di Teluk Dalam.

Kata dia, Pemkab Kukar akan selalu mendukung keputusan bersama para pedagang. Hal ini bertujuan meningkatkan pendapatan para pelaku UMKM.

“Nanti gini aja Pak Sekcam, tolong difasilitasi. Nanti dirundingkan di tingkat kecamatan. Siapa tahu memang ini jalan dilalui dan sore selalu banyak pedagang di sini,” ujarnya.

“Nanti akan difasilitasi dari kecamatan, Bu. Nanti silakan koordinatornya Bu Kades bertemu sama Pak Sekcam, biar nanti langsung dibikinkan berita acara; kira-kira kesepakatannya seperti apa,” ucapnya saat berdialog dengan para pedagang Teluk Dalam. (adv/mt/fb)

Pelaku UMKM Desa Teluk Dalam Luncurkan Produk Baru

TENGGARONG – Koordinator pelaku UMKM Desa Teluk Dalam Patmiwati mengaku selain berjualan kue keroncong, pihaknya sudah meluncurkan produk baru berbahan dasar sarang burung walet.

Mereka memberi nama produk tersebut kerupuk dan amplang walet. Produk baru ini sudah dipasarkan dan dikirim ke luar negeri.

Pihaknya mengirimnya ke mancanegara setelah mendapatkan bantuan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kukar dan Disperindag Kukar.

Dia mengungkapkan, para pembuat kerupuk dan amplang walet memiliki sejumlah tantangan untuk memproduksi produk baru tersebut, salah satunya mereka belum mempunyai mesin penggiling.

“Kami sangat membutuhkan mesin untuk menggilingnya. Kami sangat mohon dukungannya,” ujar dia pada Jumat (24/11/2023).

Pelaku UMKM Desa Teluk Dalam, Ningsih menambahkan, pihaknya juga aktif memproduksi kue keroncong.

Kue tersebut sudah memiliki label yang dipasang di dalam kemasan. Label itu berasal dari Pemerintah Kabupaten Kukar.

Pemasangan label dalam kemasan, lanjut dia, bertujuan memperkenalkan kue keroncong kepada masyarakat. Selain itu, ia berharap kue tersebut bisa teridentifikasi sebagai makanan khas kukar.

“Jadi, untuk teman-teman masing-masing ada namanya, tapi minimal ada yang lebih untuk Desa Teluk Dalam. Intinya ada yang lebih. Identitas kami yang lebih dari itu,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Pelaku UMKM Desa Teluk Dalam Minta Bantuan kepada Wabup Rendi Solihin

TENGGARONG – Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin menerima saran dan masukan dari pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Desa Teluk Dalam.

Saran dan masukan tersebut disampaikan pelaku UMKM saat Rendi menyerahkan rombong kepada para pelaku UMKM Teluk Dalam pada Jumat (24/11/2023).

Koordinator pelaku UMKM Desa Teluk Dalam Patmiwati menyampaikan, selain membutuhkan rombong, para pelaku usaha di desa tersebut berharap memiliki lapak untuk berjualan.

Rombong, sambung dia, memang dapat digunakan untuk berjualan. Namun, para pelaku usaha di desa tersebut belum memiliki tempat khusus untuk berjualan kue keroncong.

Sebagian besar pelaku UMKM, ungkap Patmiwati, berjualan kue tersebut di depan rumah mereka. Sebagian dari mereka pun masih menggunakan tempat yang disewa dari warga sekitar.

“Siapa tahu di sini bisa (berjualan di simpang Jembatan Mahakam dari arah Tenggarong). Di sana rombongnya, di sini tempat parkirnya. Kalau memang dibolehkan, kami sangat memerlukan, Pak,” ucapnya kepada Rendi.

Menurut dia, lokasi tersebut sangat strategis untuk para pelaku usaha menjual kue keroncong. “Kami sangat membutuhkan itu,” ujarnya. (adv/mt/fb)