Seorang Perempaun Asal Sebulu Bangun Bisnis Kuliner

TENGGARONG – Seorang perempuan asal Kecamatan Sebulu Fatmawati membangun usaha di bidang kuliner.

Dia menjual berbagai macam menu makanan dan minuman yang kekinian.

Untuk makanan, ia menyediakan makanan berat seperti mie, rice bowl ayam katsu, ayam geprek dan lain-lain.

Perempuan yang akrab disapa Emma itu juga berbagai camilan diantaranya donat, kromboloni, pisang krispi, pizza, dessert dan masih banyak lagi.

Lalu, untuk menu minuman, ada smoothies dengan aneka macam rasa, dan berbagai minuman kekinian lainnya.

Usahanya itu diberi nama Gerai NiceTry.

Ia mengungkapkan bahwa usaha Gerai Nice Try ini telah dijalaninya sejak tahun 2018.

Namun, bisnisnya tersebut sempat berhenti lama.

Dia pun baru memulai kembali Gerai Nice Try ini pada tahun 2022.

“Dari 2022 sampai sekarang ini sudah mulai aktif lagi terus,” katanya, Rabu (24/4/2024).

Emma mengungkapkan bahwa camilan donat adalah menu paling banyak diminati pelanggan.

Dalam sehari, 2 kilogram adonan atau 120 buah donat itu ludes diserbu oleh pelanggannya.

Apalagi saat pasar malam Rabu, ia bisa menghabiskan 3-4 kilogram adonan donat. “Itu habis dalam sehari segitu,” ungkap dia.

Ia mengatakan bahwa yang membuat donat Gerai Nice Try ini disukai oleh pelanggan karena memiliki cita rasa butter yang rajam, lembut, gurih, serta manis.

Lalu, donat yang dia buat itu memiliki ketahanan di dalam suhu ruang bisa sampai 2 hari.

Meskipun demikian, rasa donatnya pun tidak mengalami perubahan.

Emma menyebut, berbeda dengan donat yang dijual zaman dahulu jika disimpan dalam waktu yang lama itu teksturnya menjadi keras.

“Terus ndik terlalu menyerap minyak jua. Beda mun donat zaman dulu tu nyerap minyak,” terangnya.

Emma berharap, usaha yang telah dijalankan selama bertahun-tahun ini bisa terus berkembang serta dapat lebih dikenal lagi oleh masyarakat secara luas.

“Enggak cuman di sekitar Sebulu ya kan. Mudahan bisa mencakup jangkauan yang lebih luas,” ujar dia.

Selain itu, ia berencana ingin membuat kelompok Forum Kewirausahaan Pemuda Sebulu yang menghimpun para pelaku usaha di wilayah tersebut.

Kelompok tersebut ingin dibentuk bertujuan agar para pelaku usaha di Sebulu bisa berkembang bersama-sama.

“Kalau Tenggarong kan sudah ada tuh. Nah rencana kami itu ndak bikin di sini di Sebulu. Jadi ya ibaratnya itu biar usaha-usaha pemuda Sebulu itu lebih maju,” tutupnya. (adv/mt)

Seorang Pedagang Pasar Tangga Arung Sukses Membuat Songkok Khas Kutai

TENGGARAONG – Seorang pedagang Pasar Tangga Arung Tenggarong Badaruddin berhasil membuat songkok khas Kutai secara mandiri.

Keterampilan itu dia pelajari secara otodidak dengan membongkar beberapa songkok khas Kutai untuk memperhatikan secara detail cara pembuatannya.

Beberapa kali uji coba yang beurujung kegagalah, hingga akhirnya ia pun berhasil membuat songkok atau kopiah tersebut.

“Jadi dicoba terus akhirnya dapat hak meulah sorang,” ujarnya kepada media ini, Sabtu (20/4/2024).

Ia mengungkapkan, awal mula membuat sendiri songkok khas Kutai ini karena kekecewaannya saat memesan kopiah tersebut dengan seseorang.

Pria yang karib disapa Badar itu menceritakan, pesanan tersebut dalam waktu yang lama belum juga selesai, padahal uang muka sebagai tanda jadi pemesanan telah diberikan.

Belum juga menerima pesanan, ia pun langsung mendatangi seseorang tersebut untuk menanyakan progres pesanan songkok yang dipesan.

“Soalnya kan udah saya kasih DP (uang muka). Terus didatangi itu belum jadi-jadi songkoknya. Terus pas ditanyain uangnya DP sya itu mana, ternyata itu sudah dipakai orang. Nah itu yang membuat saya kecewa,” ungkap dia.

Sekarang ia telah berhasil memproduksi kopiah tersebut dengan jumlah yang banyak.

Hasil olahan tangannya itu pun banyak diminati pedagang-pedagang Pasar Tangga Arung.

Mereka kerap memesan kepadanya untuk dijual kembali.

Ia mengatakan, satu orang pedagang dalam sekali pesan bisa mencapai 20 sampai 30 buah songkok.

“Bahkan ada yang sampai 50 biji yang pesan. Karena mau dijual lagi kan, jadi ngalak banyak sida. Mana temurah jua mun ngalak banyak gaktu,” kata Badar.

Songkok khas Kutai yang dia produksi ini menggunakan 3 jenis bahan kain, yaitu beludru contessa, beludru martin, dan bludru import dari Korea.

Dari 3 jenis kain tersebut memiliki kualitas yang berbeda-beda.

Ia menjelaskan, untuk kualitas standar itu menggunakan bahan bludru contessa. Kualitas menengah memakai bludru martin. Sedangkan kualitas paling bagus itu bludru impor dari Korea.

“Kalau bahan bludru martin sama impor Korea itu belinya di Jawa karena harganya murah kalau beli di sana. Mun bludru contessa itu beli di sini aja permeter,” terang dia.

Untuk melakukan penjualan serta promosi ia menggunakan media sosial Instagram, Whatsapp, Facebook dan Shope.

Dengan bantuan media sosial tersebut, dia kerap mendapatkan pelanggan hingga di luar pulau Kalimantan.

Seperti beberapa daerah di Jawa, Sumatera, sampai ke wilayah Sulawesi.

“Jadi mereka yang beli ke saya songkok Kutai ni bilang bahwa suka dengan modelnya bagus. Terus ada orang Jawa yang beli dibawanya sampai Mekkah, sampai orang Arab sana makai,” ungkap Badar.

Selain itu, dia juga menerima pesanan kostum sesuai keinginan pelanggan.

Misalnya, diberi tambahan motif batik, diberi logo, dan variasi-variasi lainnya.

“Bubuhan kayak Kerajaan itu biasanya mereka request kostum ada talinya, terus ada yang pakai lambang dari kerajaannya gitu. Kadang sida yang pesan ni bawa sorang kainnya untuk variasi-varianya itu dan temurah harganya kalau kain dari sida,” tutup dia. (adv/mt)