Uhuy Keripik Tempe telah ada sejak 2021

TENGGARONG – Pemilik Uhuy Keripik Tempe Iksan Adi Saputro mengaku telah berwirausaha sejak tahun 2021.

Selama dalam waktu 3 tahun ini, usahanya secara perlahan terus mengalami perkembangan.

Sebelum menjual keripik tempe, ia pernah menjalankan usaha pembuatan rak bunga di tahun 2021.

Namun, bisnisnya itu hanya bertahan selama 4 bulan.

Ide usaha itu Iksan dapatkan karena pernah juara 1 pada lomba pembuatan rak bunga saat masih menempuh pendidikan di SMA.

“Iseng-iseng lah saya posting ke sosial media. Dan terus tu ada yang mau minta buatkan rak bunga. Cuma sebentar aja bikin itu, habis itu beralih ke keripik tempe,” terang dia pada Kamis (14/3/2024).

Ia mengungkapkan, menggunakan media sosial Whatsapp dan Instagram untuk memasarkan produk.

Selain itu, Iksan juga menitipkan ke warung-warung di daerah Loa Kulu.

“Keripik tempe saya ini sudah dibeli selain di daerah Loa Kulu, ada juga pelanggan di Tenggarong dan Samarinda,” katanya.

Dalam seminggu, dia bisa memproduksi 3 sampai 7 kilogram keripik tempe.

Akan tetapi, ia juga dalam seminggu pernah tidak melakukan produksi karena sepi pembeli.

Iksan kerap mendapatkan banjir pesanan saat menjelang hari besar agama Islam.

“Biasanya di hari raya pesanan itu 7 kilo sampai 15 kilo. Dan di tahun ini sudah ada orang 1 orang pesan 3 kg. Biasanya orang pesan itu seminggu sebelum hari raya,” tutur dia.

Bagi masyarakat Kukar yang ingin membeli keripik tempe untuk acara-acara ataupun camilan di rumah dengan rasa yang berkualitas asli dari Loa Kulu, bisa langsung menghubungi kontak Iksan Adi Saputro 085248361300. (adv/mt)

Produk Keripik Tempe Asli Loa Kulu

TENGGARONG – Seorang pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) asal Kecamatan Loa Kulu Iksan Adi Saputro membuat produk keripik dari tempe.

Olahan dari bahan dasar tempe tersebut dia beri nama Uhuy Keripik tempe.

Nama Uhuy di produknya itu diambil dari ucapan spontan yang sering diucapkan saat bercanda sesama teman.

Selain itu, ia mengaku dapat masukan dari sang pacar untuk menggunakan nama Uhuy. Karena, dianggapnya sangat menarik serta mudah diingat.

“Terus tu rame lagi ibaratkan ngomong secara langsung misalkan uhuy leh diganti uhuy ada keripik tempe ni rasanya gurih dan lezat. Disitu namanya langsung saya cantumkan menjadi Uhuy Keripik Tempe,” katanya pada Kamis (14/3/2024).

Laki-laki yang masih menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Pertanian Unikarta ini mengungkapkan bahwa tertarik menjalankan bisnis tersebut karena bergerak di bidang agroindustri pengolahan hasil pertanian.

Pasalnya, bahan baku untuk membuat tempe yang paling utama ialah dari kedelai.

Lalu, bahan dasar untuk membuat keripik tempe itu juga berasal dari produksi tempe milik ibunya.

“Terus ibu saya kerja sama dengan temannya. Jadi saling kolaborasi misalkan di tempat saya habis stoknya, itu ambil stok tempat teman ibu,” terang Iksan.

Selain itu, sambung dia, usaha itu dijalankannya sembari mengisi waktu kosong di perkuliahan.

Kemudian, keuntungan yang didapatnya menjual keripik itu bisa digunakan untuk membayar praktikum, persiapan penelitian serta mengerjakan skripsi.

“Supaya tidak terlalu membebani orang tua dalam pembiayaan tersebut,” ungkap dia.

Iksan menyebut bahwa keripik tempe tersebut diproduksi bersama ibunya.

Dalam sekali produksi, kata dia, bisa memakan waktu yang cukup lama karena melalui berbagai proses.

Pertama, kedelai yang dicampur dengan ragi serta tepung akan dimasukkan ke dalam plastik lontong dan dijemur didalam ruangan untuk proses fermentasi menjadi tempe.

Proses fermentasi itu bisa cepat selesai dalam 1 hari jika cuaca dalam kondisi panas.

Namun, apabila dalam kondisi hujan maka bisa memakan 2-3 hari.

Kedua, setelah proses fermentasi selesai, tempe itu akan dipotong tipis-tipis agar memiliki kualitas rasa yang renyah serta langsung dilakukan penggorengan. Untuk expirednya bisa taha sampai 14 hari,” jelasnya. (adv/mt)

Camilan Kerupuk Berbahan Dasar Nasi

TENGGARONG – Seorang Pelaku Usaha asal Desa Mulawarman Kecamatan Tenggarong Seberang Muginem menjual camilan kerupuk dari bahan dasar nasi.

Usaha ini dijalankan karena hobinya yang suka memasak.

Dia menjelaskan kerupuk nasi itu difermentasi dengan campuran adonan tepung kanji serta dikukus serta dilakukan penjemuran.

Untuk bahan-bahan yang diperlukannya untuk membuat kerupuk nasi tergolong mudah dicari. Ia bisa mendapatkan di Desa Separi dan Samarinda.

Muginem pernah dibantu pendampingan oleh Bumdes bersama perusahaan batu bara PT. Pama untuk melakukan inovasi pangan yang termasuk jarang ada.

“UMKM Kerupuk Nasa nasi, dituntut dari perusahaan untuk mengembangkan produk kuliner lain. Jadi ada kue basah dan kering,” jelasnya pada Rabu (13/3/2024).

Menurut pengakuan dari beberapa pelanggan yang mengatakan bahwa kerupuk nasinya itu memiliki ciri khas rasa yang unik.

Hal tersebut membuat kerupuk nasinya berhasil menarik banyak minat dari masyarakat.

“Dari beberapa (pelanggan) khususnya ada juga dari pendampingan Unmul (Universitas Mulawarman) menyebut seperti ada rasa dagingnya. Padahal tidak menggunakan daging,” terang dia.

Berhasil menarik banyak minat pelanggan serta dengan harga yang kurang dari Rp 10 ribu, membuat produk kerupuk nasinya mudah didagangkan ke banyak toko.

Sedangkan melalui agen grosirnya, untuk kemasan 500 gram dihargai Rp 27 ribu.

“Alhamdulillah produk kita juga sudah dijualkan di Bandara Sepinggan sebagai oleh-oleh khas Kalimantan,” ungkap Muginem.

Dalam proses produksi, ia menyebut bahwa cuaca yang tidak menentu menjadi kendala.

Sedangkan, dia harus mengejar banyak target pesanan yang harus diselesaikan untuk dikirimkan ke perusahaan.

Muginem berharap bisa melakukan penjualan produk kerupuk nasi ini lebih meluas lagi.

“Senang produk lokal bisa diperjualbelikan di Bandara. Tentu ini semua membutuhkan waktu dan proses panjang,” pungkasnya. (adv/lt/mt)