Helvina Berwirausaha sejak Masih Sekolah Tingkat Pertama

TENGGARONG – Pemilik Queen Shop Helvina mengaku telah terjun ke dunia usaha sejak masih menempuh pendidikan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Muara Kaman.

Kala itu dia sudah menjalankan usaha kerajinan tangan dari kain flanel yang diolah menjadi gantungan kunci, bantal, boneka dan lain-lain.

Bisnis tersebut terus berjalan sampai ia duduk di bangku perkuliahan di Tenggarong.

Di saat bersamaan, Helvina juga merangkap sambil berjualan hijab. “Karena dulu pernah diminta jadi brand ambassador hijab salah satu butik di Tenggarong,” ungkap dia, Rabu (7/3/2024).

Semakin berganti tahun, ia pun mencoba untuk beralih ke usaha lain seperti berjualan di online shop yang banyak diminati oleh masyarakat.

Melalui online shop, dia menjual barang seperti speaker costum, Alquran costum, dan lain-lain.

“Yang paling baru ini jual mahar hantaran pernikahan waktu saya sudah menikah,” katanya.

Helvina mengatakan, berkaca dari pengalamannya berwirausaha, hal utama untuk memulai bisnis adalah menyiapkan modal walaupun tidak banyak.

Pasalnya, modal sangat diperlukan untuk membeli bahan maupun keperluan lainnya.

Selain itu, seorang wirausaha juga harus memiliki perencanaan serta keberanian untuk memulai bisnis yang ingin dikerjakan.

“Agar usahanya bisa terus berjalan. Terus bisa lebih mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Dan juga menggeluti dibidang usaha ini menurutku lebih efisien dari segi waktu dan keuangan bisa menyesuaikan sendiri,” tutur Helvina.

Menurut dia, menjadi seorang wirausaha itu sangat menjanjikan dari segi ekonomi jika dijalankan dengan serius.

“Terus selalu berpikir positif bahwasanya akan ada aja rezeki lewat usaha yg kita jalani. Percaya diri dan menemukan ide baru,” bebernya.

Ia berharap, pemerintah daerah bisa terus memperhatikan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di Kukar.

“Kedepannya juga pemerintah bisa melakukan pengembangan produk lokal unggulan dari hulu hingga ke hilir, ataupun dari hilir ke hulu sebagai basis usaha UMKM,” tutup dia. (adv/mt)

Seorang Perempuan Muara Kaman Bangun Usaha Online Shop

TENGGARONG – Seorang wirausaha perempuan asal Kecamatan Muara Kaman Helvina membangun usaha online shop.

Usaha tersebut beri nama Queen Shop yang diambil dari nama anak perempuannya Queensa Shabira Al Thafunnisa.

Dia menggunakan akun media sosial Instagra @by.umma_na untuk melakukan promosi serta pemasaran.

Ia menjual beberapa produk seperti speaker costum, Alquran costum dan lain-lain.

Selain itu, Helvina juga berbagai macam perlengkapan pernikahan seperti seperangkat mahar, hantaran, undangan dan suvenir.

Dia mengaku mulai menjual perlengkapan pernikahan tersebut sejak 3 tahun yang lalu.

Hal itu bermula saat ia bersama suami menikah, membeli seperangkat mahar serta hantaran itu dirasa sangat mahal.

Oleh karenanya, mereka pun membuat secara mandiri dengan segala kreativitas yang dimiliki.

Dari pengalaman tersebut, mereka menjadikannya sebuah ide usaha untuk membantu para calon pengantin.

“Kenapa? Karena ingin mempermudah para calon pengantin di luar sana yang tidak mempunyai budget yang banyak, tetapi masih bisa merasakan moment yang spesial,” beber dia, Rabu (7/3/2024).

Helvina menerangkan, untuk mahar dihargai mulai dari Rp 250 ribu, undangan Rp 2 ribu dan kotak hantaran Rp 40 ribu.

“Harga dari kami termsuk murah. Karena pada umumnya untuk mahar tu Rp 450 ribuan,” katanya.

Dia mengungkapkan, untuk penjualan perlengkapan pernikahan tidak menentu setiap bulannya.

Ia menyebut, mereka kerap mendapat banyak pemesanan di waktu tertentu saja.

Misalnya pada bulan-bulan ramai orang melaksanakan pernikahan, diantaranya bulan Syawal, Rabiul Awal, Jumadil awal dan Zulhijjah.

“Nah di bulan tersebut biasanya alhamdulillah ada aja yang order. Iya bisa 3-5 calon pengantin tiap bulannya,” ungkap Helvina.

Ia mengatakan, sejak awal menjalankan usaha menggunakan modal dari tabungan pribadi dan penghasilan menjadi guru Alquran.

“Mun usaha yang sekarang dari uang bulanan dari suami. Jadi kalau ada keuntungan dari penjualan itu aku sisihkan untuk mutar lagi. Bisa jua dari DP (uang muka) orang yang pesan mahar atau hantaran,” pungkasnya. (adv/mt)

Rumah Jahit Alda Buat Inovasi Baru

TENGGARONG – Rumah Jahit Alda membuat inovasi baru dari kain perca atau sisa-sisa kain jahitan.

Pemilik Rumah Jahit Alda, Ada Al Ali Murobbaniyah mengaku selalu mendapati banyak sisa-sisa kain setelah menyelesaikan pesanan baju pelanggan.

Dari pada dibuang, kata dia, sisa kain tersebut diolah lagi menjadi barang kecil-kecilan.

Ia pun berhasil mengolah kain perca itu menjadi sebuah dompet minimalis.

Saat ini perempuan yang karib disapa Alda itu sudah memproduksi sekitar seribu dompet.

Ribuan dompet itu diproduksi bersama karyawannya beserta 12 orang siswa SMKN 2 Tenggarong yang magang di tempatnya.

“Itu kami semua buat sama-sama dari kain perca,” terangnya pada Kamis (8/3/2024).

Dompet yang dibuatnya itu bisa digunakan untuk menyimpan barang-barang berukuran kecil. Diantaranya handphone, uang, kunci dan lain-lainnya.

“Karena memang dia dari sisa-sisa kain aja kan enggak banyak, jadinya kami manfaatkan bikin dompet kecil-kecil aja yang untuk bisa naruh kayak HP,” sebut dia.

Ia menyebut walaupun hanya dari sisa kain, dompet yang diproduksinya itu sangat layak untuk dipakai. Pasalnya, dari segi bentuk itu sama seperti dompet pada umumnya.

“Jadi bagus dia kayak yang dijual orang-orang itu. Biarpun kami buat dari sisa-sisa kain maha,” ujar Alda.

Dia mengungkapkan, sudah melakukan pengemasan ribuan dompet tersebut untuk dijual di online shop.

Ia menjual dengan harga yang bervaratif menyesuaikan dengan bahan dompet dan cukup murah.

Untuk dompet dari bahan batik dijual dengan harga Rp 10 ribu, bahan brukat Rp 8 ribu, dan bahan kain polos Rp 5 ribu.

“Ukurannya sama cuman beda motif atau bahannya saja. Bisa jua request bahannya mau di mix (campur),” jelasnya.

Alda berharap dompet yang mereka produksi ini dapat menarik banyak minat dari masyarakat.

Semakin banyak yang melakukan pemesanan, maka ia bisa memberdayakan siswa magang untuk membantu produksi.

“Jadi nanti mereka juga dapat penghasilan dari penjualan dompet. Di sisi lain saya bisa buat lapangan pekerjaan juga,” pungkasnya. (adv/mt)