Berhasil Membuat Inovasi Nugget dari Pisang, Nofrimal : Kami Modal Nekat Saja

TENGGARONG – Nofrimal Rahmad Melta mengaku bahwa keberhasilan bersama sang teman bernama Fadlullah membuat inovasi nugget yang umumnya isian daging menjadi pisang itu hanya bermodalkan nekat saja.

Pasalnya, untuk menjual sesuatu yang baru ada tersebut harus dengan upaya pemasaran yang lebih extra supaya bisa dikenal oleh banyak orang, dibandingkan jika hanya menjual sesuatu yang telah banyak dijajakan orang.

Hal tersebut tentu membutuhkan pengorbanan serta waktu yang panjang.

“Nah jadi disitu tantangan kami bagaimana supaya inovasi kami ini bisa menembus pasar kuliner di Tenggarong ini aja dulu,” ucap dia, Rabu (27/3/2024).

Walaupun tergolong baru, ia mengatakan bahwa antusias pelanggan yang membeli produk mereka sudah lumayan cukup.

Dalam sehari, mereka bisa menjual 5 mika pisang nugget.

Menurut pengakuan dari pelanggan, Nofrimal mengungkapkan bahwa mereka suka dengan pisang nugget tersebut karena miliki cita rasa yang gurih.

“Alhamdulillah testimoni mereka mengatakan ‘kak gurih banget rasanya mirip kayak yang isian daging’. Gitu kata mereka,” katanya.

Dia menyebut bahwa mereka berencana bisnis ini tidak hanya untuk mengisi menu takjil atau camilan di bulan Ramadan saja.

Akan tetapi, jika peluang usaha pisang nugget ini menjanjikan maka mereka akan terus melanjutkannya.

” Jadi kami pikirkan matang-matang dulu. Karena namanya orang berbisnis itu kan melihat peluang dulu. Kalau memang menjanjikan, kenapa tidak diambil kesempatan itu,” tutur Nofrimal.

Ia berharap inovasi baru mereka ini bisa bersaing di pasar kuliner yang terus berkembang di Tenggarong ini.

“Kami mau masyarakat tahu bahwa sekarang nugget ini sudah ada yang isinya pisang yang tidak kalah rasanya dengan isian daging. Apalagi yang doyan-doyan nyemil itu wajib banget coba ini. Dijamin nagih,” pungkas dia. (adv/mt)

2 Pemuda Tenggarong lakukan Inovasi Kuliner

TENGGARONG – Pemuda asal Tenggarong Nofrimal Rahmad Melta dan Fadlullah melakukan inovasi usaha di bidang kuliner.

Inovasi yang mereka hasilkan yaitu menciptakan nugget dengan isian pisang.

“Umumnya nugget itu kan isiannya dari daging. Nah, kami buatnya isian pisang,” beber Nofrimal, Rabu (27/3/2024).

Ia mengungkapkan untuk merealisasikan inovasi tersebut, mereka membutuhkan waktu 7 hari dengan melakukan berbagai percobaan.

Pada akhirnya di hari ke-7, mereka pun berhasil membuat pisang nugget dengan kualitas rasa yang tidak kalah dengan isian daging.

“Awalnya kami itu memikirkan apa yang bisa dijadikan usaha. Apalagi ini kan momentum puasa orang ramai cari takjil. Akhirnya kepikiran lah buat pisang nugget ini,” ungkap dia.

Nofrimal mengatakan, saat ini proses produksi pisang nugget tersebut dikerjakan di rumah Fadulullah.

Pasalnya, mereka belum memiliki outlet sendiri untuk melakukan proses produksi hingga penjualan.

“Untuk sekali produksi itu mungkin ada bisa memakan waktu sampai 2 jam. Karena mengolah bahannya dulu dari tepung, baru kasih telur, kasih pisang dan seterusnya,” bebernya.

Ia menerangkan, bahan-bahan yang mereka gunakan untuk membuat pisang nugget yakni tepung terigu, gula, telur dan lain-lain.

Lalu, untuk menambah cita rasa, mereka menambahkan topping dengan beraneka rasa, diantaranya coklat, tiramisu, matcha, strawberry, vanila, keju dan campuran.

“Jadi pelanggan itu bisa pesan toppingnya itu dicampur. Contohnya coklat campur strawberry ataupun campuran lainnya,” jelas dia.

Nofrimal menjelaskan, untuk satu mika isi 8 pisang nugget mereka jual mulai dari harga dari Rp 13 ribu.

Dikarenakan masih jualan secara online, untuk semua pesanan pisang nugget itu mereka yang langsung melakukan antaran ke tempat pelanggan dengan ongkos kirim (ongkir) Rp 2 ribu untuk wilayah Tenggarong

“Jadi totalnya Rp 15 ribu kalau pesan satu mika. Kalau pesan 2 mika, ongkirnya tambah Rp 2 ribu lagi, jadi Rp 30 ribu,” pungkasnya.

Bagi warga Tenggarong yang ingin membeli pisang nugget mereka, bisa langsung memesan melalui nomor Whatsapp 082255289058/085347773181 atau melalui akun Insatgram @nofrimal_melta. (adv/mt)

Nanda Tri Rahayu Menjalankan Usaha Cilok sejak 2021

TENGGARONG – Pemilik Cilok Amang Panjaitan Nanda Tri Rahayu telah menjalankan usaha sejak tahun 2021.

Usaha cilok ini adalah warisan milik almarhum ayahnya yang telah ada sejak tahun 2013.

Dikarenakan sayang untuk ditutup serta telah memiliki banyak pelanggan, ia pun melanjutkan dagangan mendiang ayah mereka tersebut.

“Alhamdulillah rezekinya dari sini mempertahankan itu kemarin. Sempat mau berpikir untuk tutup waktu almarhum meninggal. Tetapi, ternyata pelanggan sudah pada nanyain, jadi kita buka kembali,” terangnya pada Sabtu (23/3/2024).

Selama kurun waktu 4 tahun mendagangkan cilok, pasang surut dalam dunia usaha telah dialaminya.

Walaupun demikian, Cilok Amang Panjaitan ini tetap terus dijalankanya.

“Gimanapun kondisinya karena kadang namanya juga kita sudah punya pelanggan ya dari tahun 2013, jadi khawatirnya ketika tutup pelanggan akan hilang,” ujar dia.

Di awal menjalankan usaha, dia sendiri yang berjualan secara langsung.

Namun, dikarenakan telah menikah, ia pun sekarang memperkerjakan 2 orang karyawan untuk menjaga stan Cilok Amang Panjaitan.

“Dulu saya sendiri yang jualan langsung sebelum menikah. Karena sudah menikah jadi harus ada karyawan,” katanya.

Dalam sehari, ia bisa mendapatkan keuntungan mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu.

“Tetapi itu juga tidak menentu. Ya namanya juga jualankan kadang berubah-rubah pendapatan,” sebut Nanda.

Dia menerangkan, untuk satu biji cilok dibandrol dengan harga Rp 500.

Akan tetapi, lantaran bahan baku telah mengalami kenaikan, Nanda pun juga harus menyesuaikan harga perbiji cilok.

Sekarang, perbiji dihargai Rp 1000, tetapi dengan ukuran yang lebih besar.

“Alhamdulillah pelanggan juga tidak bermasalah dengan itu,” tutur dia.

Selain berjualan langsung, Nanda juga mendagangkan secara online melalui media sosial Instagram dan via Gofood.

“Itu pesan antar itu setiap hari berjalan selain berdagang di lokasi stan,” ucapnya.

Ia berharap usaha Cilok Amang Panjaitan ini bisa terus berkembang serta bisa merealisasikan keingingan untuk membuka cabang.

“Terus tetap bertahan pelanggannya, kalau bisa makin nambah. Dan insya Allah kami selalu menjaga rasa dari awal sampai sekarang,” tutup Nanda. (adv/mt)

Cilok Ayam Amang Panjaitan, Terenak di Tenggarong

TENGGARONG – Salah satu produk komoditas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Tenggarong Cilok Ayam Amang Panjaitan merupakan cilok terenak di Tenggarong.

Pemilik Cilok Amang Panjaitan, Nanda Tri Rahayu mengatakan, warga Tenggarong khususnya yang ada di Jalan Panjaitan dan sekitarnya itu sangat mengenal cilok ini.

Pasalnya, Cilok Amang Panjaitan ini telah ada sejak tahun 2013.

Selain itu, rasa ciloknya itu juga yang tidak pernah berubah sejak di awal buka pada tahun tersebut.

“Jadi kami itu sudah punya pelanggan tetap. Ibaratnya mereka kalau mau makan cilok, ya pasti belinya ke kami,” ujar dia, Sabtu (23/3/2024).

Ia mengungkapkan, salah satu alasan pelanggan menyukai Cilok Amang Panjaitai ini karena memiliki rasa yang khas berbeda dari cilok lainnya.

Perbedaan tersebut terletak pada bumbu ayam serta sambal kacangnya yang dibuat dengan rempah-rempah rahasia.

“Nah jadi banyak yang suka cilok kami ini ya rasanya itu. Kalau sudah pernah makan cilok kami pasti tahu lah rasanya seperti apa,” tutur dia.

Nanda menerangkan, untuk bahan dasar membuat cilok itu sama seperti pada umumnya, yakni menggunakan tepung-tepungan dan lain-lain yang bisa didapatkan di pasaran.

Lalu, menggunakan ayam serta rempah-rempah untuk membuat sambal kacang.

Namun, untuk racikan bumbu ayam yang menjadi ciri khas Cilok Amang Pajaitan itu diambil langsung dari kampungnya di Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.

“Selain bumbu racikan ayam itu diambil di Tenggarong semua. Karena bumbu ayamnya ini ngambil dari kampung saya, jadi kita stok banyak itu 3 bulan sekali baru ambil lagi,” jelasnya.

Untuk informasi, Cilok Amang Panjaitan sekarang pindah ke Jalan Loa Ipuh berdekatan dengan Gedung Velyny Sport Center.

Bagi masyarakat yang ingin membeli Cilok Amang Panjaitan itu bisa langsung datang ke lokasi dari pukul 17.00-22.15 Wita atau bisa order secara online melalui media sosial Instagram @cilokayam_amang dan Whatsapp ke nomor 087761652478. (adv/mt)

Camilan Legendaris Tenggarong, Kacang Ijo Fatonah

TENGGARONG – Produk Kacang Ijo Goreng Fatonah adalah salah satu camilan legendaris yang ada di Tenggarong.

Pemilik Kacang Ijo Goreng Fatonah, Miftah mengungkapkan bahwa produk tersebut telah ada sejak tahun 1980.

Kata dia, bisnis tersebut telah turun temurun dari nenek mereka yang dilanjutkan oleh anak cucunya.

“Jadi kami yang cucu-cucunya ini yang melanjutkan pemasarannya terus-menerus sampai sekarang,” ucapnya pada Selasa (19/3/2024).

Ia mengatakan, untuk produksi Kacang Ijo Goreng Fatonah ini mereka lakukan hanya di rumah.

Walaupun hanya skala rumahan, produknya ini kerap dikirim ke luar Kalimantan seperti Semarang hingga Jakarta.

“Jadi kami enggak ada bikin stan di mana-mana. Cuma di rumah aja kami kelola warisan leluhur kami ini,” ujar dia.

Fatmah menerangkan, sekali produksi mereka bisa menghabiskan 10 kilo kacang hijau per dua hari.

“Kalau banyak yang pesan misalnya mau oleh-oleh ke Surabaya, ke Jakarta, itu di banyakin lagi volume penggorengannya,” terangnya.

Dikarenakan merupakan camilan yang telah lama ada, mereka telah memiliki pelanggan yang tetap.

“Alhamdulillah penjualannya ada terus karena kan jarang ada yang kayak gini,” beber dia.

Ia mengungkapkan, mereka selalu menjaga kualitas produk dengan bahan-bahan berkualitas.

Seperti kacang hijau itu harus lah kualitasnya paling bagus yang dicari di pasar.

Bahkan, untuk minyaknya pun harus menggunakan yang berkualitas seperti merk Sunco.

“Kalau enggak (pakai minyak Sunco), enggak bisa mekar kacangnya. Kalau nggak mekar itu kan itu dia banyak minyaknya, ngisap kayak gitu. Ini juga susah gorengnya kan nggak bisa langsung banyak, dia sedikit-sedikit,” tutur Fatmah.

Dia berencana akan memasukan produk Kacang Ijo Goreng Fatonah ini ke pasar swalayan modern seperti Indomaret, Alfamidi, maupun Eramart.

Pasalnya, produknya ini sudah mendapatkan sertifikat halal yang menjadi salah satu syarat utama untuk bisa dimasukan ke pasar swalayan tersebut.

“Baru aja dapat sertifikat halalnya. Insyaallah habis ini kami masukan ke sana (pasar swalayan modern),” pungkasnya. (adv/mt)

Puluhan UMKM di Kukar Terima Sertifikat Halal

TENGGARONG – Sebanyak 20 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kukar menerima sertifikat halal dari Lembaga Pendamping Produk Halal (LPH) Kaltim.

Mereka bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kukar yang dilaksanakan di Taman Eks Tanjung Tenggarong pada Selasa (19/3/2024).

Ketua LPH Kaltim, Mukmin menyebut sertifikat halal ini wajib dimiliki oleh seluruh pelaku UMKM.

Kata dia, hal tersebut juga merupakan program dari pemerintah yang mewajibkan pelaku UMKM memiliki sertifikat halal.

“Mulai tahun ini 17 Oktober sudah berlaku wajib,” tegasnya saat diwawancarai awak media.

Sebelum para pelaku UMKM menerima sertifikat halal, pihaknya telah melakukan pelatihan-pelatihan serta melakukan proses verifikasi administrasi dan produk.

“Jadi harus melalui langkah-langkah seperti itu,” sebut dia.

Setelah melakukan pendaftaran, ia mengatakan sertifikat halal akan terbit setelah 21 hari kerja.

Akan tetapi, ada beberapa jenis produk yang tergolong ringan itu prosesnya lebih cepat. “Itu bisa sampai 10 hari kerja atau 12 hari kerja,” jelas Mukmin.

Dia menerangkan, pelaku UMKM yang melakukan pendaftaran sertifikasi halal itu gratis 100 persen apabila masuk dalam kategori self declare. “Itu langsung dari program pemerintah jadi digratiskan bagi UMKM,” terangnya.

Mukmin menyebut, produk UMKM akan mudah diterima dipasaran jika telah ada label halal.

Bahkan, untuk memasukkan produk ke pasar swalayan modern seperti Eramart, Alfamidi maupun Indomaret itu juga akan lebih mudah.

“Iya saya bilang kalau enggak ada sertifikat halal, nanti juga kepercayaan diri (pelaku UMKM) juga berkurang,” ujar dia.

Ia berharap para pelaku UMKM agar bisa menyadari pentingnya memiliki izin usaha, salah satunya sertifikasi halal.

Apalagi, sekarang ada program dari pemerintah yang menggratiskan bagi para pelaku UMKM untuk mendapatkan sertifikat halal.

Maka tidak ada alasan bagi para pelaku UMKM untuk tidak dapat memiliki sertifikat halal.

“Kami juga berharap kepada pemerintah membantu fasilitasi kegiatan seperti ini tidak hanya di Tenggarong. Juga di zona Loa Kulu kah, Loa Janan dan lain sebagainya,” pungkas Mukmin. (adv/mt)

Muhammad Junaidi Berencana Kembangkan Bisnis

TENGGARONG – Pemilik Kentucky Ayam Ka Juna Muhammad Junaidi berencana ingin bisa mengembangkan bisnis lebih besar lagi.

Salah satunya, ia ingin bisa membuka franchise.

Dia menyebut, potensi usaha di bidang kuliner ini masih sangat terbuka lebar untuk terus maju.

Pasalnya, bisnis tersebut tidak akan pernah ada habisnya.

“Namanya manusia pasti membutuhkan makan. Terus potensi di tempat kita ini peluangnya besar. Cuma tinggal kreativitas dan inovasinya aja lagi untuk bisa berkembang,” ucapnya, Sabtu (16/3/2024).

Melalui bisnis Kentucky Ayam Ka Juna ini, ia juga ingin bisa menciptakan lapangan pekerjaan.

Di awal-awal membuka usaha, dia pernah memperkerjakan karyawan.

Akan tetapi, dikarenakan pendapatan masih belum stabil, Ajun pun harus mengelola secara mandiri.

“Mau tidak mau hak ibaratnya ndik ada yang dapat dibagi keuntungan sama karyawan. Kan mentok-mentok itu maha jua (penghasilannya),” ungkap dia.

Ia berencana akan melakukan inovasi-inovasi baru dalam mengembangkan usaha Kentucky Ayam Ka Juna.

“Mau tidak mau harus melakukan inovasi baru supaya tidak kalah saing,” beber Ajun.

Dia berharap kepada Pemkab Kukar khususnya instansi terkait yang menangani pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar terus memberi perhatian secara menyeluruh.

Salah satunya dalam memfasilitasi pelaku usaha di bidang kuliner untuk mengurus sertifikasi halal, mereka harus gencar melakukan sosialisasi agar semua UMKM tahu akan informasi tersebut.

Selama ini, ia merasa informasi yang kurang tersebut membuat para pelaku UMKM kuliner sulit untuk berkembang.

“Karena kalau dilihat untuk di daerah kita ini untuk pembuatan sertifikasi halalnya itu agak susah. Mungkin kurangnya informasi terkait cara pengurusannya dan lain-lain,” tutup Ajun. (adv/mt)

Pemilik Kentucky Ayam Ka Juna Manfaatkan Sumber Daya yang ada

TENGGARONG – Pemilik Kentucky Ayam Ka Juna Muhammad Junaidi mengaku memanfaatkan sumber daya yang ada dalam mengelola usaha.

Misalnya, mulai dari tugas memasak, melayani pelanggan dan lain-lainnya, dia kerjakan secara mandiri.

Bahkan, sampai pada pemasaran serta promosi melalui media sosial Facebook dan Whatsapp, ia bisa tangani dengan baik.

“Alhamdulillah lancar-lancar aja segalanya,” katanya, Sabu (16/3/2024).

Untuk bahan dasar ayam mentah, pria yang karib disapa Ajun ini mengungkapkan juga memanfaatkan salah satu pedagang di pasar Sebulu.

Pedagang tersebut sudah menjadi langganannya untuk membeli ayam mentah.

“Nah kebetulan langganan itu ibaratnya mau dibayarnya nanti aja kalau sudah laku jualanku. Jadi dia mandik repot dah urusan itu,” sebut dia.

Ia mengatakan, sebagian besar bahan dasar untuk membuat ayam kentucky dibeli di pedagang yang ada di Sebulu.

Namun, untuk bahan tepung ia ambil di daerah Tenggarong. “Karena kalau tepung itu murahnya di Tenggarong,” terang Ajun.

Dia menerangkan bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk membuat ayam kentucky itu antara lain ada tepung terigu, bumbu-bumbu rempah pilihan, dan tepung perenyah.

“Nah tepung perenyah ini yang molah ayam kami beda dengan yang lain. Biasanya kalau ayam yang lain ndik pakai perenyah itu dia kerupuknya itu agak keras,” jelasnya.

Ajun mengatakan, di awal membuka ayam kentucky ini dalam sehari bisa menghabiskan 30 kilogram ayam.

Akan tetapi, lambat laun karena banyak pesaing yang menjual dagangan yang sama serta dengan jarak tidak terlalu jauh, ia paling mentok menghabiskan 5 sampai 10 kilogram ayam dalam sehari.

Sebab, masing-masing lidah orang dalam menilai makanan ini berbeda-beda.

“Ya jadi masyarakat bebas mau milih makan di mana. Macam-macam lah penilaian sida. Ada yang suka bumbunya, ada jua yang melihat ukurannya. Kalau kami ya ukurannya standar aja dari harga Rp 6 ribu sampai Rp 15 ribu,” pungkas Ajun. (adv/mt)

Seorang Pemuda Sebulu buka Outlet Ayam Kentucky

TENGGARONG – Seorang pemuda asal Kecamatan Sebulu Muhammad Junaidi membuka usaha outlet ayam kentucky.

Di dalamnya, ia juga menjual ayam geprek serta berbagai macam jenis minuman.

Bisnis tersebut dia beri nama dengan brand Kentucky Ayam Ka Juna.

Pria yang karib disapa Ajun ini memulai usaha ayam pada bulan Mei tahun 2023.

Sebelum menggeluti usaha ini, dia pernah menjalankan beberapa bisnis lain.

Ia pernah membuka konter yang menjual pulsa, kartu perdana, paket kuota, serta aksesoris-aksesoris handphone.

“Dulu kan lagi musim rame-ramenya urang bebeli kartu paket segala macam. Tetapi, lambat laun selama 2 tahun berjalan mulai mengalami kemunduran sejak masuknya wi-fi indihome,” ungkapnya, Sabtu (16/3/2024).

Oleh karenanya, Alumni Fakultas Agama Islam Universitas Kutai Kartanegara ini meninggalkan usaha konter tersebut.

Ajun pun mencoba membuka jasa pencucian motor.

Namun, usahanya itu bertahan hanya sampai 5 bulan.

“Itu pun omzetnya hanya sampai pada mentok itu 5 juta aja,” terang dia.

Dalam kurun waktu hampir satu tahun menjalankan usaha Kentucky Ayam Ka Juna, ia mengungkapkan telah mengumpulkan penghasilan sampai Rp 60 juta.

Awal membuka usaha itu, Ajun mengeluarkan modal awal sebesar Rp 10 juta.

Modal tersebut diambil dari uang pribadi dan juga meminjam kepada orang tuanya.

Uang itu ia gunakan untuk membeli alat masak, bahan baku, spanduk serta perlengkapan lainnya.

Di bulan pertama membuka usaha, dia berhasil balik modal serta mendapatkan keuntungan Rp 5 juta.

“Di bulan pertama sampai bulan ke-4 itu rame pelanggan. Nah, pas masuk bulan ke-5, di situ mulai mengalami penurunan. Sebenarnya kalau kemarin diawal itu kalau sebulan bisa dapat keuntungan itu Rp 5 juta sampai Rp 10 juta,” pungkasnya. (adv/mt)

Pemilik Naturls tambah Usaha Baru

TENGGARONG – Pemilik Naturls.id Ririn Rahmahdini mengaku telah menambah jenis usaha baru.

Selain menjual masker, dia juga membuat aksesoris wanita.

Bisnis aksesoris wanita ini memiliki nama brand yang berbeda, yakni Prettypastelsz.

Nama tersebut memiliki arti cantik serta memiliki warna yang menarik.

Dikarenakan banyak penjual-penjual aksesoris, perempuan muda yang masih mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kutai Kartanegara ini pun memiliki strategi menarik minat pelanggan dengan menghadirkan warna-warna muda atau kalem.

Hal tersebut ia lakukan agar brand Prettypastelsz ini memiliki ciri khas berbeda dari pada yang lain.

“Yang saya ketahui di era sekarang sepertinya remaja lebih suka warna-warna yang tidak mencolok. Jadi dari situ lah ide saya buat memberi nama bisnis ini Prettypastelsz,” serunya.

Ririn mengungkapkan, baru memulai usaha aksesoris ini pada 5  November 2023.

Bisnis barunya ini dijalankan bermula dari suka membeli aksesoris berbahan manik-manik.

Karena mendapatkan banyak referensi pembuatan aksesoris di media sosial Instagram dan Tiktok, dia pun mencoba belajar membuatnya.

Sejak saat itu, ia terus merasa tertantang untuk membuat aksesoris dengan model-model yang lebih baru.

Pada akhirnya, Ririn pun mencoba memberanikan diri untuk menjualnya melalui media sosial, car free day ataupun pasar malam.

“Sekarang lagi ramai pembeli aksesoris ini,” tutur dia.

Ia menjual aksesoris buatannya tersebut mulai dari harga Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu dengan berbagai macam model.

Kata dia, antusias pelanggan sangat luar biasa. “Apalagi kalau setiap pasang stan di pasar malam,” sebut Ririn.

Dia mengatakan, berhasil menjual aksesoris wanita ini dengan modal awal hanya Rp 250 ribu.

“Alhamdulillah permintaan nya kan lumayan itu kak. Jadi keuntungannya bisa di putar lagi buat beli peralatan yang lain,” katanya.

Ririn berharap bisa membangun brand yang lebih kuat serta dapat menciptakan inovasi-inovasi baru secara berkala.

“Serta bisa memperluas jaringan bisnis lebih jauh lagi,” harap dia.

Ia juga berharap kepada pemerintah daerah agar bisa selalu memberi wadah pembinaan serta dukungan dalam berwirausaha.

“Selain dengan usaha pribadi, tetapi juga dengan wadah-wadah perhatian dari Pemkab Kukar,” tutupnya. (adv/mt)