Kula Kopi Sajikan Ragam Kopi yang Nikmat dan Berkualitas

TENGGARONG – Dalam upaya memberikan pengalaman meminum kopi yang tak terlupakan, Kula Kopi menyajikan berbagai macam varian kopi yang tak hanya nikmat tetapi juga menghadirkan keunikan dalam setiap cangkirnya.

Menyasar pecinta kopi sejati, Kula Kopi menawarkan atmosfer yang nyaman dan kopi berkualitas tinggi.

Pemilik Kula Kopi Salehuddin Muhammad menjelaskan bahwa pihaknya menyajikan beragam menu kopi yang inovatif dan berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau.

Kata dia, Kula Kopi menggunakan dua jenis biji kopi dalam produknya: kopi arabica dan robusta.

“Menu best seller dan diminati konsumen dari Kula Kopi ini ialah kopi kula dan kopi aren,” ungkap pria yang akrab disapa Ale ini pada Senin (26/2/2024).

Selain menyajikan kopi, Kula Kopi juga menawarkan variasi minuman non-kopi yang segar dan menggugah selera. Berbagai pilihan minuman seperti choco classicchoco cheese, dan strawberry milk cheese tersedia di Kula Kopi.

Hal ini memberikan alternatif yang menarik bagi para pelanggannya yang ingin mencoba ragam variasi minuman yang tersedia di kafe tersebut.

“Yang sering diminati konsumen untuk non-kopi yaitu choco cheese dan strawberry milk cheese,” ungkapnya.

Ia mengaku telah membangun kerja sama dengan Grab Food. Langkah ini untuk memperluas jangkauan dan memudahkan akses bagi para konsumen Kula Kopi.

Dia juga memanfaatkan media sosial untuk menunjang strategi pemasaran usahanya.

“Saya biasanya memasarkan produk minuman kami melalui media sosial kayak Instagram dan WhatsApp,” ungkapnya.

Selain itu, Ale memasarkan produknya secara langsung dari mulut ke mulut kepada kenalan dan teman-temannya.

Strategi tersebut berdampak secara langsung kepada para konsumen Kula Kopi.

Dia berharap Kula Kopi dapat berkembang pesat sehingga bisa bersaing dengan kedai kopi lain di Kutai Kartanegara.

“Semoga Kula Kopi dapat berkembang lebih baik lagi,” pungkasnya.

Jika ingin merasakan kenikmatan kopi yang disajikan Kula Kopi dengan berbagai macam menu kopi dan non-kopi, Anda bisa langsung ke tokonya atau cek Instagram @kulakopi.tgr(adv/ha/jt)

Hobi Menjadi Peluang Usaha

TENGGARONG – Seorang pelaku usaha kecil dan menengah yang berlokasi di Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Salehuddin Muhammad menjadikan hobi meminum kopi sebagai peluang usaha.

Pemilik Kula Kopi tersebut menjelaskan bahwa motivasi awalnya membangun usaha tersebut karena hobi dan kegemarannya terhadap minuman yang berjenis kopi-kopian.

“Awalnya saya suka minum kopi dan sering keluar malam sendiri untuk ngopi,” katanya saat diwawancarai oleh wartawan media ini pada Sabtu (26/02/2024).

Dia juga menjelaskan awal mula tercetusnya nama Kula Kopi. Nama tersebut berasal dari bahasa Kutai yang berarti “kamu kopi”. Hal itu bermakna menawarkan orang untuk meminum kopi.

“Jadi, orang Kutai kalau pagi biasanya nanya dan menawari orang untuk ngopi dengan bahasa Kutai (kopi kula?),” ucapnya.

Pria yang karib disapa Ale ini juga menerangkan logo Kula Kopi yang berbentuk biji kopi dengan lingkarannya. Logo itu bermakna sebagai lingkaran khusus kepada pelanggan, jika ingin meminum kopi maka ia akan mendatangi Kula Kopi.

Sebelum membangun usaha tersebut, dia bersama istrinya melakukan riset dalam rentan waktu yang cukup lama, seperti tempat, pemasaran, bahan, dan sebagainya.

Saat memutuskan mendirikan usaha tersebut, dia sempat menghadapi kendala tempat untuk membangun usahanya.

Namun, hal itu tidak menggugurkan niatnya untuk membangun usaha. Ale dan istrinya dengan cerdas mengakali keterbatasan itu dengan menggunakan strategi pemasaran take away.

Kula Kopi memiliki target pasar tersendiri. “Target pembeli Kula Kopi ini ialah karyawan dan wisatawan dari luar Tenggarong,” jelasnya.

“Sejauh ini penjualan di Kula Kopi per harinya sebanyak 70 hingga 100 gelas,” ungkapnya.

Sebagai penutup, ia menyampaikan saran kepada siapa pun yang ingin memulai usaha.

“Membuka usaha diperlukan inisiatif diri untuk memulai, tidak takut dan berani ketika melihat peluang,” tutupnya. (adv/ha/jt)

Koperasi di Bawah Naungan PT MGRM Kembangkan Kafe dan Mini Market

BERITAALTERNATIF.COM – Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda) PT Mahakam Gerbang Raja Migas (MGRM) tengah mengembangkan usaha koperasi berupa kafe dan mini market.

Pengembangan usaha ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mendiversifikasi usaha serta memberikan kontribusi positif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Direktur Utama Perseroda PT MGRM Efri Novianto menilai pengembangan koperasi sebagai langkah strategis yang dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dan memberikan dampak positif.

Kata dia, koperasi tersebut sengaja menjalankan usaha kafe karena mayoritas karyawan PT MGRM menyukai kopi.

Hal ini menjadi awal tercetusnya pendirian kafe yang mendorong pemberdayaan dan kesejahteraan anggota koperasi tersebut.

“Koperasi biasanya mengandalkan pihak ketiga. Kalau di MGRM kita upayakan bisa diperdayakan secara mandiri,” ujarnya saat diwawancarai wartawan Berita Alternatif pada Senin (26/2/2024).

Dalam upaya memberdayakan usaha koperasi di bidang mini market, sambung dia, PT MGRM menggunakan sistem yang seimbang dan adil.

Dana yang didapatkan koperasi dari insentif anggota setiap bulan Rp 125 ribu dialokasikan untuk pengadaan sembako.

Ia menegaskan bahwa sistem ini digunakan untuk menyejahterakan anggota. Karena itu, keuntungan yang diambil hanya 5 persen per bulan.

“Sebagian kecil kita alokasikan beli barang di koperasi. Semisal ada insentif tersebut kita ambil sekitar Rp 100 ribu, lalu kita konversi ke sembako,” ujarnya.

Efri mengungkapkan langkah PT MGRM sebagai badan usaha milik daerah dalam pengendalian inflasi melalui pengelolaan pangan.

Dia mengatakan bahwa bahan pokok seperti beras di mini market berasal dari petani lokal yang bekerja sama dengan MGRM.

“Beras tersebut kualitasnya unggul. Sebanding dengan beras-beras yang berada di super market,” paparnya.

Ia berharap koperasi ini bisa menyejahterakan anggotanya, sebab prinsip utama koperasi adalah dari anggota untuk anggota.

“Dari keuntungan yang kita ambil sekitar Rp 5 ribu kita menginginkan sistem ini ideal. Tentunya dengan koperasi harus tetap hidup,” tutupnya.

Keuntungan dari pengelolaan mini market dan kafe ini dibagi antara koperasi sebagai pengelola dan MGRM sebagai pemodal. (adv/lt/jt/fb)

Dirut PT MGRM Bangun Koperasi untuk Tingkatkan Kesejahteraan Anggota

TENGGARONG – Direktur Utama Perseroda PT Mahakam Gerbang Raja Migas (MGRM) Efri Novianto mengambil langkah progresif dengan menerapkan model koperasi yang dianggap ideal sebagai strategi untuk menyejahterakan para anggotanya.

Dia memaparkan bahwa koperasi yang ideal ialah koperasi yang sifatnya gotong royong dengan mengandalkan iuran anggota.

Gotong royong yang dimaksudnya ialah saling bersinergi membangun koperasi. Hasil iuran anggota akan dialokasikan untuk belanja kebutuhan pokok demi mengembangkan usaha koperasi.

“Kemudian jika ada keuntungan akan diadakan Rapat Anggota Tahunan atau RAT. Jika ada dividen yang didapat akan dibagikan ke anggota,” jelas Efri saat ditemui di Kantor PT MGRM pada Senin (26/2/2024).

“Idealnya koperasi hidup dari iuran anggota. Di kita, koperasi sinergi dengan MGRM dalam hal permodalan dengan sistem bagi hasil,” sambungnya.

Kata dia, bisnis utama MGRM terbatas pada hulu dan hilir Migas, sehingga koperasi dengan sistem bagi hasil didorongnya untuk mengembangkan bisnis di luar itu, misalnya penyediaan bahan pokok atau sembako melalui mini market, kafe, bahkan tour and travel yang dibangun melalui bekerja sama dengan beberapa OPD.

“Saat ini kita juga mengembangkan bisnis suplly ayam beku di beberapa outlet seperti Ayam Setia dan Arkys,” terangnya.

Dalam mengembangkan usaha koperasi di bidang peternakan, pihaknya membangun sinergi antara BUMD dengan para peternak lokal, sehingga usaha tersebut dapat dikelola secara optimal.

“Tentunya koperasi harus tetap hidup sehingga kita bergerak di bidang peternakan juga,” ungkapnya.

Barang koperasi, khususnya sembako, diharapkannya bisa terjual. Ia pun mendorong pengalokasian insentif bulanan karyawan dalam bentuk sembako.

“Ada 10 karyawan tetap dan 5 karyawan kontrak. Setiap bulan mereka mendapatkan insentif berupa sembako kurang lebih Rp 150 ribu,” terangnya. (adv/lt/fb)

Lisbakery Miliki NIB untuk Tingkat Usahanya

TENGGARONG – Pemilik Lisbakery Lilis mengaku telah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) demi meningkatkan usahanya.

Walaupun usahanya masih skala rumahan, ia menyebut NIB sangat diperlukan jika nanti ada pengecekan legalitas usaha maupun untuk pengembangan bisnis

Meski sering terlewatkan oleh sebagian wirausaha, kata dia, memiliki legalitas seperti NIB ini sangatlah penting bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar bisnis yang dijalankan tersebut memiliki izin serta terdaftar secara resmi di database.

“Alhamdulillah kita sudah punya NIB. Dari NIB terdaftar di database. Terus juga kita dapat bantuan kemarin dari Diskop Provinsi (Kaltim),” jelasnya pada Kamis (22/02/2024).

Ia mengungkapkan, ada kejadian unik dibalik bantuan alat masak yang didapatnya dari Diskop-UKM Provinsi Kaltim.

Lilis mengatakan, hal itu berawal dari seorang pelanggan yang membeli kue Lisbakery bertanya tentang usahanya.

Setelah itu, dia pun diminta untuk mengisi formulir yang disodorkannya dan melengkapi administrasi untuk mengajukan bantuan ke Diskop-UKM Kaltim.

“Tanya-tanya dan cek peralatan, alhamdulillah dapat bantuan,” ungkap Lilis.

Dia berharap bantuan yang diterimanya itu juga bisa didapatkan oleh para pelaku UMKM lainnya.

Oleh karenanya, sangatlah penting bagi pelaku usaha untuk memiliki legalitas seperti NIB serta sertifikat-sertifikat usaha lainnya sebagai penunjang.

“Lisbakery Insyallah kedepannya akan mengurus sertifikat halal dan terus meningkatkan kualitas untuk pelanggan,” tutupnya. (adv/lt/mt)

Lisbakery Buat Kue yang Padukan Konsep Tradisional dan Kekinian

TENGGARONG – Pemilik Lisbakery Lilis menyajikan kue yang dibuat variatif dengan memadukan konsep tradisional dan kekinian.

Dia mengaku telah lama membangun usaha tersebut. Namanya pun berganti-ganti.

Seiring waktu berjalan, ia memilih nama Lisbakery, yang awalannya merupakan bagian akhir dari namanya.

Lilis membuat kue yang variatif, antara lain kue basah, pastry, dan jajanan asin.

Dia sengaja menyediakan kue yang bermacam-macam untuk menjawab kebutuhan konsumen yang kerap menyukai kue yang variatif.

“Lisbakery menjual berbagai macam kue: ada yang digoreng, ada yang dioven juga. Sering itu customer request ‘bisakah dibuatkan ini.’ Ya kita buatkan,” jelasnya pada Kamis (22/2/2024).

Ia mengelola usahanya secara mandiri. Namun, sesekali Lilis dibantu oleh anaknya saat menerima banyak permintaan dari para pelanggannya.

“Karena kita jual juga di depan rumah, jadi sebisa mungkin bagi waktu untuk menerima orderan sebelum hari H dan menyetok menu harian,” terangnya.

Salah satu menu terlaris di Lisbakery ialah untuk-untuk. Menu tersebut, kata Lilis, laris karena masih hangat dan harganya terjangkau.

Jajanan yang dijualnya dihargai Rp 2.500 sampai Rp 16 ribu.

Setiap hari dia bisa mengantongi pendapatan Rp 500 ribu dari penjualan kue-kue tersebut.

Dia berharap usahanya menjual kue tradisional dan kekinian bisa terus dikenal masyarakat.

“Semoga Lisbakery bisa membuat berbagai macam kue; mengasah skill membuat kue seperti bakery-bakery di luar sana,” tutupnya. (adv/lt/fb)

Pempek Urang Hulu Frozen Food Gunakan Ikan Belida dan Udang sebagai Bahan Dasar

TENGGARONG – Pempek Urang Hulu Frozen Food telah menyajikan pempek berbahan dasar ikan belida dan udang.

Pemilik usaha Pempek Urang Hulu Frozen Food Nur Apni menyediakan dua jenis pempek: rasa ikan belida dan udang.

Selain itu, Apni menjual kuah pempek dengan rasa pedas dan manis. Langkah ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan konsumen yang menyukai pempek dengan cita rasa yang berbeda-beda.

Dia membeli ikan belida dan udang dari para pedagang di Kecamatan Kota Bangun. “Kadang juga beli di Muara Kaman,” jelasnya kepada media ini, Rabu (21/2/24).

Dalam sebulan ia dapat menghabiskan ikan belida dan udang 75 kilogram hingga 200 kilogram.

Apni berkomitmen untuk terus menghasilkan pempek berbahan dasar ikan belida dan udang tanpa menggunakan pengawet.

“Saya tidak menggunakan bahan pengawet untuk pempek yang saya buat dan jual,” ungkapnya.

Pempek yang dibuatnya tak kalah berkualitas dibandingkan produk serupa di Kota Bontang, yang acap disebut-sebut sebagai pusat produksi pempek di Provinsi Kalimantan Timur.

“Kata konsumen saya sih rasa bisa bersaing dan tidak kalah dengan pempek Bontang,” ucapnya.

Apni berpesan kepada para pemuda yang ingin membangun usaha agar tak pantang menyerah serta berkomitmen mengembangkan usahanya secara perlahan.

“Terus mencoba, pantang menyerah, dan tetap berkomitmen dengan apa yang telah kita mulai,” pungkasnya. (adv/ha/fb)

Pempek Urang Hulu Suguhkan Cita Rasa yang Khas

TENGGARONG – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Kutai Kartanegara Nur Apni terus menciptakan inovasi rasa serta berkomitmen meningkatkan kualitas produknya.

Usaha yang diberinya nama Pempek Urang Hulu tersebut telah menyuguhkan produk makanan yang menjadi favorit warga Provinsi Kalimantan Timur.

Dia membangun usaha tersebut karena terinspirasi dari kebiasaan anaknya yang menyukai pempek.

“Daripada beli, mending bikin sendiri,” jelasnya kepada media ini pada Rabu (21/2/24).

Ia membuka usaha itu setelah mengikuti pelatihan dan kursus pembuatan pempek.

“Saya mengikuti pelatihan dan kursus dengan Bunda Linda di Tenggarong,” ungkapnya.

Apni mendapatkan dukungan dari keluarga dan tetangganya dalam menjalankan usaha tersebut setelah mereka mencoba pempek yang diproduksi Pempek Urang Hulu.

“Saya memberikan pempek yang saya buat. Keluarga dan tetangga suka dan cocok. Maka dari itu, saya jual,” katanya.

Dia telah memasarkan produknya ke Kota Samarinda, Balikpapan, hingga kecamatan-kecamatan lain selain Tenggarong, salah satunya Kecamatan Muara Badak.

Pempek yang dibuatnya digemari oleh masyarakat karena rasa khas ikan belida yang digunakannya sebagai bahan dasar pembuatan pempek.

Usahanya pun terus berkembang. Sejalan dengan itu, dia mendapatkan sertifikat halal.

Ia juga telah mengajukan label kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Pada tahun 2022 juga saya mengajukan proses labeling ke BPOM,” ungkapnya.

Walaupun usahanya terus berkembang, Apni menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan usaha tersebut.

Dia kerap kesulitan mendapatkan ikan dan tepung, yang harganya acap meningkat dari waktu ke waktu.

Meski begitu, ia berharap usaha Pempek Urang Hulu terus berkembang serta dapat bersaing dengan produk-produk lain.

“Harapan saya ke depannya usaha pempek saya dapat berkembang lebih baik lagi dan dapat dikenal dan bersaing dengan yang lain,” pungkasnya.

Bila ingin merasakan pempek dengan cita rasa yang lezat dan berkualitas, Anda bisa memesannya di Pempek Urang Hulu lewat akun Instagram @pempek_urang hulu(adv/ha/fb)

Naficture Gunakan Konsep All Things You Need

TENGGARONG – Pemilik Naficture Anis Zahrotun Nafisah menggunakan konsep all things you need pada usaha yang dijalankannya.

Dia menyebut konsep itu diartikan bisa menyediakan segala kebutuhan pelanggan yang berkaitan dengan suvenir.

Namun, karena menjalankan bisnis sembari mengerjakan tugas akhir sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unikarta, ia mengalami kendala dalam membagi waktu.

Oleh karena itu, perempuan yang akrab disapa Nafis itu tak bisa menerima semua permintaan pelanggan.

Berkat promosi yang dilakukannya secara masif di akun Instagram usahanya, dia kerap mendapatkan pesanan dari luar Kaltim.

“Belum bisa stok buket banyak karena keterbatasan waktu karena sambil mengerjakan skripsi. Insyaallah setelah selesai (kuliah) bisa fokus ke usaha ini,” ucapnya kepada awak media beritaalternatif.com, Selasa (20/2/2024).

Ia mengaku ingin fokus mengembangkan usahanya serta bisa memiliki toko yang memiliki ciri khas tersendiri.

Lalu, di dalamnya akan diisi produk-produk karya buah tangannya dan juga stok bunga-bunga asli.

Dia mengaku belum pernah mendapatkan pembinaan dari pemerintah daerah walaupun telah menjalankan usaha sejak masih duduk di bangku SMK.

Program-program bantuan yang dibuat oleh Pemkab Kukar, kata Nafis, juga masih kurang gencar disosialisasikan sehingga tidak banyak diketahuinya.

Ia mencontohkan program pendampingan untuk pembuatan nomor induk berusaha.

“Saya rasa masih kurang banyak tahu info tersebut dan kalaupun ada tolong persyaratannya itu dipermudah untuk UMKM,” pungkasnya. (adv/nf/mt)

Anis Zahrotun Nafisah Bangun Usaha Suvenir

TENGGARONG – Seorang pelaku usaha asal Tenggarong Anis Zahrotun Nafisah membangun bisnis yang menyediakan berbagai macam suvenir seperti foto polaroid, stiker, hampers, dan buket.

Ia mengaku telah mulai berwirausaha sejak masih duduk di bangku kelas satu SMK tahun 2017. Kala itu, dia membuka jasa cetak foto polaroid yang tengah viral di kalangan anak muda.

Dia mengaku, modal awal yang digunakan untuk menjalankan bisnisnya tersebut adalah dari uang beasiswa.

Perempuan yang karib disapa Nafis itu memberi nama Nfsapolaroid sebagai nama brand-nya. Ia melakukan promosi melalui aplikasi WhatsApp, serta bersambung lidah dari teman ke teman lainnya.

Setelah menjalankan bisnis itu cukup lama, dia pun mengembangkan usahanya.

Ia tidak hanya menyediakan jasa cetak foto polaroid saja. Nafis juga mengganti nama brand-nya itu menjadi Naficture atau gabungan dari Nafisah dan Picture pada tahun 2019.

“Banyak Olshop (Online Shop) bermunculan. Jadi, akhirnya buka jasa cetak stiker. Berkembang lagi cetak foto bisa ditambah pakai bingkai. Terus juga ada hampers,” terangnya kepada awak media beritaalternatif.com, Selasa (20/2/2024).

Pada pertengahan tahun 2021, ada seorang teman yang memintanya untuk membuatkan buket bunga sebagai hadiah.

Padahal, ia tidak memiliki kemampuan dasar untuk membuat buket.

Karena temannya merupakan pelanggan setianya, dia pun mencoba untuk memenuhi permintaan temannya.

Setelah berhasil, Nafis pun mulai menekuni usaha itu. Dengan menjual mulai dari harga Rp 20 ribu, dia bisa memperoleh omset sebesar Rp 17 juta per bulan.

“Kalau foto polaroid mulai dari harga Rp 700 rupiah; stiker dari 500 rupiah. Sementara buket itu dari Rp 20 ribu sampai harga yang tidak bisa ditentukan. Karena kadang isinya ada money buket atau barang-barang yang harganya lumayan mahal, misalnya rokok,” jelasnya.

Perempuan yang juga merupakan mahasiswi semester akhir di Unikarta ini mengatakan, perbedaan buket Naficture dengan buket dari brand lain terletak pada perpaduan warna kertas dan isi buket.

“Dari kata customer itu lebih cocok dan sinkron antara isi buketnya sama warna kertasnya. Kalau kata anak-anak sekarang tuh lebih estetik,” pungkasnya.

Sebagai informasi tambahan untuk masyarakat yang sedang mencari hadiah berupa foto, stiker, hampers, maupun buket, bisa mengunjungi Instagram Naficture atau mengunjungi tokonya di Jalan Gunung Pegat, Beringin 5, Gang Karya, RT 40, Kelurahan Melayu, Tenggarong. (adv/nf/mt)