Pengrajin Asal Tenggarong Sopian Ingin Adakan Pelatihan Alat Musik Tradisional

TENGGARONG – Pengrajin alat musik tradisional asal Tenggarong Kabupaten Kukar Sopian berkeinginan mengadakan pelatihan untuk membuat dan memainkan alat musik tradisional.

Dia menyampaikan keinginan besarnya membuat pelatihan tersebut terwujud melalui kerja sama dengan dinas-dinas terkait di lingkungan Pemkab Kukar.

“Membuat alat musik apa pun itu yang ada di Kutai khususnya dan nanti bisa dimainkan, sekaligus dia bisa membuat alat musik dan bisa memainkan. Nah, itu impian saya ke depannya,” ucap dia sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Diskop-UKM Kukar pada Senin (20/11/2023).

Pelatihan tersebut, sambung Sopian, bertujuan mencetak generasi penerus yang bisa membuat dan memainkan alat musik tradisional.

Sebagai pengrajin, pembuat, dan pemain musik tradisional yang kian berumur, dia ingin memiliki pengganti yang dapat melakonkan peran serupa dengannya di masa depan.

“Selama ini masih memang belum ada ya penerus atau pengganti saya ketika saya sudah tua. Ya sekarang sudah tua, artinya masih mampu,” ujarnya.

Ia menambahkan, pengrajin alat musik tradisional di Kukar sudah memiliki nama besar serta menjadi kiblat bagi daerah-daerah lain di Indonesia.

Selain dia, banyak pengrajin di Kukar yang harus menyiapkan generasi penerusnya agar kekayaan seni dan budaya daerah ini tetap lestari di masa depan.

“Saya kepinginnya ada generasi penerus. Pemuda-pemuda atau putra daerah,” ucapnya.

Sopian mempersilakan siapa pun yang ingin belajar musik tradisional kepadanya. Ia akan sangat terbuka menerima orang-orang yang ingin belajar darinya.

Dia bersyukur sejak 2015 sampai sekarang tak hanya masyarakat umum yang mendatanginya, tapi juga sekolah-sekolah sudah mulai melakukan pengadaan alat musik tradisional.

Ia pun berharap Pemda Kukar bisa bersama-sama mengembangkan dan melestarikan alat musik tradisional.

“Bisa dipakai dan bisa diterapkan di sekolah-sekolah pada khususnya gitu. Kira-kira begitu ke depannya,” tutupnya. (adv/mt/fb)

Alat Musik Tradisional Buatan Sopian Dipesan Pemkot Samarinda hingga Sanggar Seni

TENGGARONG – Pengrajin alat musik tradisional terkenal asal Tenggarong Kukar Sopian membuat berbagai macam alat musik tradisional.

Keahlian itu didapatkannya setelah puluhan tahun belajar tentang servis dan membuat alat musik tradisional serta memainkannya.

Pria yang akrab disapa Pak Om ini juga sudah puluhan tahun aktif sebagai seorang seniman. Ia mempelajari seni ketika masih bermukim di Pulau Jawa.

Berbagai alat musik tradisional yang dibuatnya berupa gendang dayak, gendang jawa, gedang kutai, dan lain-lain.

“Termasuk gambus, sampeq, sampai ke suling dan lain sebagainya,” ucap dia sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar pada Senin (20/11/2023).

Ia menyebutkan pada tahun 2001 hingga 2005 bahan baku untuk pembuatan berbagai alat musik tradisional sangat mudah didapatkannya.

Dia mencontohkan bahan kayu nangka, mahoni, meranti, dan sungkai yang mudah didapatkannya di Kaltim.

“Alhamdulillah saya tidak kesulitan ya, karena memang banyak sekali saya pesan ke Jonggon, ke Separi itu. Mereka sekalian satu pikap diantar ke sini,” ungkapnya.

Setelah semakin berkembang sebagai pengrajin alat musik tradisional, pada tahun 2015 ia memulai membuat alat musik tradisional gamelan seperti gong, saron, dan kelentangan.

Sejak saat itu, dia dipercaya oleh Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Samarinda untuk membuat alat musik tradisional.

“Dari saat itulah saya mulai dikenal oleh Pemda setempat,” katanya.

Selain itu, banyak sanggar seni yang kerap memesan alat musik tradisional darinya, khususnya seni tradisional Kutai dan Dayak.

“Juga kebanyakan teman-teman Jawa, kuda lumping segala ya. Kesenian karawitan dan sebagainya itu mesan kepada saya,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Sopian Belajar Otodidak Cara Membuat dan Memperbaiki Alat Musik Tradisional

TENGGARONG – Sopian membuat dan memperbaiki alat musik tradisional. Keterampilannya tersebut dipelajarinya secara otodidak.

Ia semakin rajin membuat alat musik tersebut saat pembelinya merasa cocok dengan buatannya.

“Lalu mereka memercayakan saya untuk membuat lebih banyak,” ucap dia sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Dinas Koperasi dan UKM Kukar pada Senin (20/11/2023).

Setelah alat musik buatannya diminati oleh banyak orang, Pemda Kukar mengetahui keahlian Sopian.

Perhatian Pemda Kukar kepada laki-laki tersebut muncul seiring semakin langkanya pengrajin alat musik tradisional di daerah ini.

Pemda Kukar menilai usaha melestarikan alat musik tradisional semakin berkurang di tengah alat musik modern yang semakin marak di pasar.

Hal ini pula yang semakin meningkatkan motivasi Sopian untuk membuat alat musik tradisional.

“Akhirnya saya mencoba dan saya memberanikan diri untuk membuat secara manual,” ujarnya.

Pada tahun 2004, ia meminjam alat-alat manual dan elektrik dari temannya untuk membuat alat musik tradisional.

Setelah usahanya berkembang, ia membuat gendang, gambus, dan sampeq.

“Waktu itu saya belajar dengan almarhum Pak Adul. Memang pengrajin gambus di Kutai sini almarhum itu,” terangnya.

Kala itu, almarhum Adul juga mengajarkan Sopian cara kerja serta cara memainkan alat musik tradisional.

“Saya harus tahu bagaimana karakternya, suaranya, cara menata benang senarnya,” tutur dia.

Pada tahun 2007, ia diminta oleh Kepala SMA Negeri 2 Tenggarong untuk membina siswa di bidang seni tari dan seni musik.

Selain mengundangkannya untuk mengajarkan para pelajar, pimpinan sekolah tersebut juga memesan alat-alat musik tradisional kepada Sopian.

“Sekaligus saya aplikasikan di sana untuk memberi pelajaran alat musik dan tari,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Sopian: Pengrajin Alat Musik Tradisional yang Punya Ragam Keterampilan

TENGGARONG – Sopian adalah seorang seniman di Tenggarong. Ia juga merupakan salah satu pengrajin alat musik tradisional.

Dia memiliki bakat seni musik dan tari semenjak tinggal di Pulau Jawa.

Saat bermukim di Samarinda pada tahun 1989 sampai sekitar tahun 1990, ia kerap memainkan alat musik.

Namun, tak ada tukang servis alat musik di Samarinda. Dia pun mencoba untuk menyervis sendiri alat musiknya.

“Itu belum bisa nyervis ya. Terpaksa. Nah, bagus. Pada akhirnya saya bisa nyervis,” terang dia sebagaimana dikutip dari chanel YouTube Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kukar pada Senin (20/11/2023).

Belakangan, Sopian juga membuat alat manual berupa gendang yang biasa dipakainya sendiri.

Pada tahun 2000, pria yang karib disapa Pak Om itu memutuskan untuk hijrah ke Tenggarong.

Di Ibu Kota Kabupaten Kukar ini, ia mendapatkan pertanyaan dari seseorang terkait tukang servis alat musik.

“Bisakah nyervis. Bisa saya bilang. Dibawalah alat musik pedalaman. Kaget saya,” ujarnya menirukan dialog dengan seorang penanya tersebut.

Pak Om pun berusaha mempelajari alat musik tradisional tersebut. Perlahan ia bisa memasang tali dan perlengkapan musik lainnya.

“Saya pelajari, bisa. Lalu, saya servislah. Dia akuinya bahwa servisannya bisanya baik dan bagus,” ucapnya.

Setelah memperbaiki alat musik tradisional milik temannya yang bersuku Dayak Tunjung itu, seiring waktu ia semakin terampil dalam menyervis alat musik tradisional.

Keahliannya menjadi buah bibir di tengah masyarakat. Informasi tentang keahlian Pak Om pun menyebar dari mulut ke mulut.

Satu per satu warga Tenggarong mendatanginya untuk menyervis alat musik seperti gendang, gambus dan lain-lain.

“Karena saya tahu cara memainkannya dan cara kerjanya bisa, akhirnya insyaallah saya baiki; servis bisa,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Dapur Pelangi Dibangun dan Dibesarkan dengan Modal Minimalis

TENGGARONG – Dapur Pelangi adalah penjual camilan yang menjadi pesaing berat bagi usaha serupa di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Semula, Dapur Pelangi menjual donat dengan harga Rp 5 ribu dapat 4 biji. Namun, saat ini variannya sudah jauh lebih banyak, juga dengan harga yang berbeda-beda.

Hal ini disampaikan Owner Dapur Pelangi Tony Anggara dan Renty Sari saat ditemui di tempat usaha Dapur Pelangi, Sabtu (18/11/2023).

Ketika membangun dan menjalankan usaha tersebut, mereka berstatus sebagai pegawai kantor. Kala itu, keduanya tak memiliki toko dan karyawan seperti saat ini.

Mereka berjualan donat, kue sus, kue pay, dan brownies dengan cara menitipkannya ke pasar. Saat itu, mereka menjual donat dengan harga Rp 1.250 per biji atau Rp 5 ribu dapat 4 biji.

“Setahun nitip gitu, cuman jualannya 3 produk: donat, sus, pay, dan brownies. Ya, dari situ mulai terkumpul modal-modal sedikit,” ujar Tony.

Setelah itu, mereka memasarkan produk camilan Dapur Pelangi di media sosial.

Tony dan Renty juga berjualan kue ulang tahun. Namun, kue ulang tahun tak bertahan lama karena proses pembuatannya lumayan sulit dan memakan banyak waktu.

Butter cream itu ribet bersihkannya. Harus pakai Sunlight. Sunlight-nya harus banyak. Habis itu, pakai air panas. Kami udah enggak sanggup lagi, kotornya lagi, habis itu clemotan,” terang Tony.

Keduanya pun membuat pizza dengan modal mixer tangan dan open hook lama nomor 3.

“Jadi, modalnya cuman mixer. Ada open hook yang kecil yang nomor 3, orang bahari masih pakai. Sama mixernya punya Mama. Itu-itu aja 2 modelnya,” ungkap dia.

Belakangan, Tony dan Renty memutuskan untuk berhenti bekerja di kantor. Mereka memilih untuk fokus mengurus usaha dan anak.

“Alhamdulillah perhitungannya betul. Perhitungan penjualannya. Jadi, bisa nabung untuk beli-beli alat. Kita sisihkan aja. Kalau misalnya ada untung sekian di akhir bulan, kita simpan lagi untuk usaha gitu. Jadi, modalnya itu ada,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Owner Dapur Pelangi Bagikan Kian-Kiat Berwirausaha

TENGGARONG – Owner Dapur Pelangi Tony Anggara dan Renty Sari berpesan kepada setiap orang yang ingin berbisnis agar tidak takut memulai usaha.

Kuncinya, kata mereka, usaha yang digeluti harus benar-benar dipelajari dan dipersiapkan secara matang.

Keduanya berpendapat, berbisnis tak bisa hanya sekadar bermodal keinginan, tetapi tidak memahami cara menjalankannya.

“Jangan jua tegak misalnya bahasa itu jatuh, sejatuh-jatuhnya, karena ndik ada persiapan,” terang mereka saat ditemui di tempat usaha Dapur Pelangi, Sabtu (18/11/2023).

Pasangan suami istri ini menganalogikan memulai bisnis seperti seseorang yang ingin berenang ke sungai. Hal pertama yang harus dipelajari adalah cara agar bisa berenang supaya tidak tenggelam.

Dalam berwirausaha pun begitu. Seseorang harus mempelajari terlebih dahulu prinsip-prinsip kewirausahaan agar tidak jatuh dalam lubang kegagalan saat menjalankan usaha.

“Kalau misalnya dipelajari dulu, apa-apanya yang mau diterjuni ini dipelajari dulu, biar ndik gagal,” sebut Renty.

Ia juga menyoroti sebagian orang ingin berwirausaha, namun masih bekerja di tempat lain.

Dia menyarankannya agar tidak keluar dari tempat kerja tersebut. Sarannya, pekerja itu harus menjalankan keduanya secara perlahan.

Saat ingin berwirausaha, seseorang harus benar-benar mempersiapkannya secara matang agar tak salah dalam mengambil keputusan.

“Kalau bisa itu sudah jalan sepertiganya kah, baru berhenti gitu. Maksudnya, jangan langsung berhenti-berhenti, enggak ada persiapan,” sarannya.

Langkah itu bertujuan untuk menghindari stres yang timbul ketika usaha yang baru dimulai belum menghasilkan apa pun.

Dalam berwirausaha, sambung dia, ada proses yang harus dilalui. Sebab, setiap usaha tak ada yang langsung besar.

“Sekarang kan kayaknya setiap orang itu bisa bikin usaha. Ya kan? Tinggal bisa bertahannya atau enggak. Itu kan pasarnya dulu dipelajari. Jangan asal nyemplung,” terangnya.

Tony menambahkan bahwa berwirausaha harus berkelanjutan. Setiap orang bisa membuat usaha, tetapi belum tentu mampu mempertahankannya.

“Supaya berlanjut, ya kita belajar ilmunya. Sebelum start, kita sudah harus tahu nih, kita mau nyebur di daerah yang mana; apa persiapan kita,” tutupnya. (adv/mt/fb)

Dapur Pelangi Pasarkan Produk Camilan di Media Sosial

TENGGARONG – Owner Dapur Pelangi Tony Anggara dan Renty Sari mengaku 90 persen melakukan pemasaran produk mereka melalui media sosial Instagram dan WhAtsapp.

Keduanya menargetkan penjualan produk kepada anak-anak muda yang sering bermain media sosial. Meski begitu, camilan yang mereka buat bisa dinikmati oleh semua kalangan.

“Target market kami ini ya anak-anak muda yang mayoritas punya Instagram, yang kalau gabut scroll Instagram atau lihat Instagram temannya,” ungkap mereka saat ditemui di tempat usaha Dapur Pelangi, Sabtu (18/11/2023).

Setiap hari mereka membuat pengumuman open order di WhatsApp dan Instagram dari pukul 09.00 Wita hingga 17.00 Wita.

Promosi di media sosial menghasilkan 50-80 persen closing menjadi pesanan. Sedangkan sisanya mendatangi toko Dapur Pelangi.

“Misalnya dikasih tahu anaknya, dikasih tahu teman kantornya, coba di sini segala macam. Banyak juga yang datang langsung ke sini,” ucap Tony.

Dia akan terus memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produk-produk Dapur Pelangi. “Kita maksimalkan saja teknologi yang ada,” ujarnya.

Walaupun terdapat iklan berbayar yang memiliki jangkauan lebih luas, interaksi lebih besar, serta ekspos lebih besar, ia tetap memilih melakukan promosi secara gratis.

Pasalnya, promosi penjualan produk menggunakan media sosial masih bisa diakses secara gratis.

Mereka belum mau menggunakan promosi berbayar karena keduanya khawatir banyak order yang masuk di Dapur Pelangi tak terlayani dengan baik.

“Kita udah ngiklan barbar nih, ternyata pas kembali ke sini, kita enggak mampu memanajemen,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Dapur Pelangi Buka Lapangan Kerja, Bangun Kesejahteraan Karyawan

TENGGARONG – Owner Dapur Pelangi Tony Anggara dan Renty Sari mengaku bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru setelah bekerja keras membangun usaha tersebut.

Keduanya bersyukur karena Dapur Pelangi bisa menebarkan manfaat untuk warga Kabupaten Kutai Kartanegara.

“Intinya kan maunya di situ. Buka usaha itu bukan cuman kami aja yang bermanfaat. Orang lain juga dapat manfaatnya,” beber Tony saat ditemui di tempat usaha Dapur Pelangi, Sabtu (18/11/2023).

Saat ini, pasangan suami istri tersebut mempekerjakan karyawan sebanyak 9 orang. Semua karyawan tersebut berjenis kelamin perempuan dan belum menikah.

Selama para karyawan bekerja di Dapur Pelangi, mereka bisa membangun kemandirian secara finansial.

Karyawan Dapur Pelangi umumnya masih berusia 18 tahun. Karyawan paling tua berusia 21 tahun.

“(Sebanyak) 9 anggota ini, 7 motornya baru di sini. bosnya masih pakai Scopy tua. Ada yang 1 tahun sudah ambil kreditan motor. Kan bersyukur,” ujar Tony.

“Jadi, memang usia mereka segitu sudah bisa beli motor sendiri, sudah hebat. Di mana kami masih kuliah dibiayai ortu, mereka sudah bisa beli barang sendiri, itu hebat,” imbuhnya.

Tony membagi tugas karyawan-karyawan Dapur Pelangi menjadi tiga tim: 4 orang tim produksi, 1 orang admin, dan 4 waiters yang mengelola order masuk.

Renty mengungkapkan bahwa Dapur Pelangi tak menjual produk jadi. Camilan-camilan yang dijual UMKM tersebut dibuat secara mandiri.

“Kami tuh enggak ada yang jual produk jadi. Jadi, kami bikin dari awal semua,” terang Renty.

Kata dia, produk terbaru Dapur Pelangi berupa dimsum pun diproduksi sendiri, bukan difrozen.

“Dari giling-giling sendiri, adonan sendiri, bukan dimsum yang misalnya frozen dibeli, itu enggak. Itu dari produk sendiri. Semuanya produksi sendiri,” tutupnya. (adv/mt/fb)

Dapur Pelangi Tawarkan Ragam Camilan yang Dijual dengan Harga Murah Meriah

TENGGARONG – Dapur Pelangi menjual aneka camilan seperti donat, pizza, dan dimsum dengan rasa yang tidak akan mengecewakan para pecinta camilan.

Owner Dapur Pelangi Tony Anggara dan Renty Sari Ayu mengungkapkan bahwa siapa pun yang ingin menikmati camilan tersebut bisa memesannya di rumah produksi Dapur Pelangi.

Alamatnya di Jalan Arwana, Kelurahan Timbau, Kecamatan Tenggarong. Konsumen juga bisa mengordernya secara online melalui Instagram @dapur_pelangiii atau WhatsApp dengan nomor 081258017882.

Camilan Dapur Pelangi memiliki aneka harga yang murah meriah dengan kualitas baik: Donat topping mix rasa isi 6 dijual dengan harga Rp 20 ribu dan isi 9 harga Rp 30 ribu.

Pilih rasa isi 6 dengan harga Rp 24 ribu dan isi 9 dijual dengan harga Rp 35 ribu. Pilih rasa dan ganti topping isi 6 harga Rp 26 ribu dan isi 9 harga Rp 8 ribu.

Kemudian, donat topping chocolova berupa mix rasa dengan isi 6 harga Rp 30 ribu dan isi 9 harga Rp 44 ribu. Lalu, pilih rasa isi 6 harga Rp 34 ribu dan isi 9 harga Rp 49 ribu.

Donat topping jadul isi 6 harga Rp 24 ribu dan isi 9 harga Rp 36 ribu. Donat bomboloni isian lebih sedikit dan mix rasa dari isi 6 sampai 10 donat dijual dari harga Rp 20 ribu hingga Rp 33 ribu. Pilih rasa dari harga Rp 24 ribu sampai Rp 38 ribu.

Isian lumer dengan mix rasa isi 6 sampai 10 donat, dari harga Rp 23 ribu hingga Rp 37 ribu. Pilih rasa dari harga Rp 27 ribu sampai Rp 42 ribu.

Donat pizza dari mix 4 rasa sampai 1 rasa, dijual mulai dari harga Rp 37 ribu hingga Rp 45 ribu.

Pakai topping chocomaltine mix 4 rasa sampai dengan 1 rasa, dijual dengan harga mulai Rp 40 ibu sampai Rp 48 ribu.

Harga masyarakat yang ingin mengetahui harga menu camilan Dapur Pelangi berupa pizza, spaghetti, dimsum, curos, brownies, cake, roti sisir, dan aneka camilan lainnya bisa langsung menghubungi kontak yang tertera di atas. (adv/mt/fb)

Pemilik Dapur Pelangi Konsen Pasarkan Produk di Kaltim

TENGGARONG – Pemilik Dapur Pelangi Tony Anggara dan Renty Sari Ayu memasarkan produk mereka di Tenggarong dan daerah-daerah di sekitarnya.

Tony mengungkapkan bahwa sebelumnya mereka mendapatkan konsumen yang melakukan jasa titip (jastip) melalui teman ataupun keluarga.

“Kayak ada keluarganya yang bawakan dari sini, ikut jastip, yang bisa bawa aman sampai keluar kota,” sebutnya saat ditemui di tempat usaha Dapur Pelangi, Sabtu (18/11/2023).

Ia belum menjual produk Dapur Pelangi ke luar daerah karena keduanya menjaga kualitas dan kepercayaan konsumen terhadap produk mereka.

Apabila mereka mengirim donat ke luar daerah, saat sampai di tempat tujuan, produk tersebut berantakan dan tampilannya tak sama lagi dengan saat dikirim di lokasi pengiriman.

Namun, lanjut dia, bila ada konsumen yang mau menggunakan jastip melalui teman ataupun keluarga, maka ia akan menerimanya dengan senang hati.

“Biasanya yang jastip tuh jauh-jauh sampai Kota Bangun, Muara Kaman, Kutai Barat tuh. Awal-awalnya dulu masih banyak. Kalau Kutai Barat tuh biasanya konsumen lama, singgah sini bawakan yang di sana gitu. Sekalian nitip itu,” terangnya.

Dapur Pelangi menjual aneka macam camilan seperti donat topping, donat isi, donat bomboloni, roti manis, roti sisir dan lain-lain.

Mereka juga menjual camilan pizza dengan sembilan varian, di antaranya brownies, cake, curos, spageti, dan dimsum.

“Pokoknya yang camilan-camilan. Basisnya kita macam-macam camilan kita sediakan di sini,” ujarnya. (adv/mt/fb)