Kohiman Bawa Berkah bagi Warga Muara Kaman

TENGGARONG – Sutaman, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Desa Cipari Makmur, Kecamatan Muara Kaman menggeluti produk olahan yang diberinya nama Kopi Hitam Mantap Muara Kaman (Kohiman).

Dia menyebutkan bahwa jika usaha kopinya semakin berkembang, maka hal itu akan menambah lapangan pekerjaan baru.

Misalnya, beberapa kelompok tani memiliki lahan kosong dan ditanami pohon biji kopi, hasil panennya pun ditampungnya.

Secara tidak langsung lahan kosong yang dimanfaatkannya menjadi pekerjaan baru bagi kelompok-kelompok tani di kecamatan tersebut.

“Kalau memang usaha kopi saya ini bisa berkembang, justru kan bisa untuk menambah tenaga kerja. Seperti itu. Bagi saya, pemikiran saya, itu sudah menambah tenaga kerja,” ucapnya ketika ditelepon via WhatsApp pada Kamis (16/11/2023).

Untuk mengembangkan usahanya, ia sudah mengurus sertifikat halal dan legalitas lain produknya. Proses tersebut dibantu oleh jajaran Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop-UKM) Kabupaten Kukar.

Jika produknya tidak bersertifikat, konsumen ragu membeli produk Kohiman. “Allhamdulillah ini sudah ada relawan yang menguruskan sertifikat halalnya. Allhamdulillah kemarin sudah beres,” ujarnya.

Dalam proses mengembangkan produknya, ia menghadapi beberapa kendala, salah satunya peralatan produksi.

Saat ini, ia masih memproduksi produknya menggunakan peralatan manual, salah satunya dapur tanah untuk menyangrai biji kopi. Usah menyangrai merupakan salah satu tahapan mengolah biji kopi.

Biji kopi berwarna hijau kekuningan yang baru dipanen harus disangrai hingga berwarna cokelat kehitaman. Tujuannya untuk mendapatkan aroma dan cita rasa di lidah penikmatnya.

“Numbuknya masih pakai lumpang. Kalau orang Jawa namanya lumpang sama alu. Kalau penggilingan sudah ada mesin, cuman kecil. Namanya swadaya sih, Pak. Jadi semampunya,” pungkas Sutaman. (adv/mt/fb)

Produk Kohiman sudah Tembus Pasar Nasional

TENGGARONG – Salah satu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) asal Kukar Sutaman memproduksi produk olahan kopi yang kemudian berhasil memasarkan produknya hingga Jakarta.

Pelaku UMKM asal Desa Cipari Makmur, Kecamatan Muara Kaman tersebut berhasil mengembangkan usaha olahan kopinya dengan nama Kopi Hitam Mantap Muara Kaman (Kohiman).

Dia mengungkapkan, selain memasarkan produknya di pasar lokal seperti Kukar dan Samarinda, produk Kohiman kerap dikirim kepada konsumennya di Jakarta.

“Sudah sampai ngirim ke Jakarta. Itu sering ke Jakarta,” ungkap dia saat diwawancarai via WhatsApp pada Kamis (16/11/2023).

Hal ini juga berkat bantuan Pemkab Kukar yang sering mengunjungi tempatnya. Menurut dia, kunjungan itu secara tidak langsung turut membantu mempromosikan produk kopinya.

Rata-rata setiap bulan ia menghabiskan 50 kilogram bahan baku biji kopi mentah untuk memproduksi Kohiman. Namun, 50 kilogram bahan baku tersebut tidak semuanya dijual kepada konsumennya.

Kata dia, 10 kilogram bahan baku diolahnya untuk diberikan secara gratis sebagai bagian dari promosi di masyarakat.

Hal itu merupakan strategi yang dilakukannya untuk memasarkan produk Kohiman dengan menyediakan tester.

Bermodal produk tester, masyarakat meracik sendiri kopinya sesuai dengan selera. Setelah diminum dan rasanya cocok, maka mereka akan berminat untuk membelinya.

“Kalau memang enggak cocok, enggak beli, itu enggak masalah. Karena memang kami ini sekeluarga sudah niat,” imbuhnya.

Kohiman dijual dengan harga Rp 30 ribu untuk rasa original dan Rp 35 ribu untuk rasa jahe. Beratnya 180 gram per bungkusnya. “Itu tergolong harga yang murah,” katanya.

Apalagi dibandingkan dengan harga bahan baku biji kopi mentah yang harganya masih tergolong tinggi.

Walau dijual dengan harga yang murah dan hasil keuntungannya itu tidak seberapa, yang penting usahanya ini bisa terus berjalan.

“Kalau banyak yang beli, untungnya juga akan banyak, pada prinsip nya seperti itu,” tutupnya. (adv/mt/fb)

Perjalanan Sutaman Mengembangkan Kohiman, Produk Kopi Asli dari Petani Muara Kaman

TENGGARONG – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Sutaman terlebih dahulu berjualan jajanan sebelum menekuni usaha Kopi Hitam Mantap Muara Kaman (Kohiman).

Selain penjual jajanan, ia juga berprofesi sebagai seorang petani sayuran di Desa Cipari Makmur, Kecamatan Muara Kaman.

Setelah itu, dia mulai melihat peluang lain dalam berwirausaha dengan mencoba membuat produk kopi pada tahun 2019.

Dasarnya, kata dia, produk olahan kopi di Kalimantan masih tergolong langka. “Setelah itu saya awalnya mencoba gitu. Saya coba kok bisa jalan ya; tetap bisa berjalan terus,” ucap dia saat diwawancari via WhatsApp pada Kamis (16/11/2023).

Karena minim bahan baku kopi, ia kerap mencari bahan bakunya dari Samarinda. Sejak saat itu, ia mencoba memikirkan cara agar bisa meningkatkan sektor pertanian di desanya.

“Saya pikir kalau dari Samarinda, enggak bisa memperkembangkan di wilayahnya desa sendiri,” sebutnya.

Sutaman pun berinisiatif menawarkan kepada masyarakat atau kelompok-kelompok tani di desanya untuk menanam pohon kopi.

Jika para petani memanen biji kopi mereka, ia sendiri yang menampung hasil panen mereka, agar para petani tidak kebingungan mencari pasar.

“Alhamdulillah, setelah tak terangkan, akhirnya kelompok-kelompok ini kan sanggup nanam,” ujarnya.

Dia menerima hasil panen dari kelompok tani tersebut. Usahanya pun bisa terus berjalan dan berkembang.

Setelah menampung bahan baku biji kopi dan diolah menjadi produk kopi, dia tak pernah merasa takut produknya tidak laku di pasar.

Pasalnya, ia bisa meminta bantuan pemerintah untuk memasarkan produknya. Produk kopinya juga sudah dalam bentuk kemasan sehingga dia tidak perlu menunggu pesanan terlebuh dahulu baru melakukan produksi.

“Seperti itu dalam pemikiran saya. Jadi, enggak takut nanti enggak jadi uangnya. Itu enggak ada, Pak. Memang sudah niatlah musyawarah dengan keluarga,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Kohiman: Kopi dengan Cita Rasa Lokal Kecamatan Muara Kaman Kukar

TENGGARONG – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kukar dari Desa Cipari Makmur, Kecamatan Muara Kaman, Sutaman mengaku telah menggeluti usaha kopi sejak tahun 2019.

Merk produknya tersebut dia namai Kopi Hitam Mantap Muara Kaman (Kohiman). Kohiman disediakan untuk masyarakat pecinta kopi dengan 2 varian rasa, yaitu rasa original dan rasa jahe.

Sutaman menerangkan, varian rasa yang diproduksinya karena permintaan konsumen produk kopi Kohiman.

Untuk bahan dasar produk kopi tersebut menggunakan buah kopi asli dan jahe.

“Jadi, jahe sama kopi itu Pak ya bahan dasarnya,” terang dia saat diwawancarai via WhatsApp pada Kamis (16/11/2023).

Ia menjual kopi dengan varian original Rp 30.000 per bungkus. Sedangkan rasa jahe dijualnya Rp 35.000 per bungkus. “Beratnya 180 gram per bungkus,” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa bahan dasar kopi yang dibuatnya berasal dari tanaman kopi milik kelompok tani yang menanam pohon kopi di Desa Cipari Makmur. Ia menampung hasil panen para petani yang tergabung dalam kelompok tani.

Dia menyebut saat ini ada 200 pohon kopi yang dikelola oleh kelompok tani. Ada juga dari beberapa desa terdekat.

“Hal ini sebenarnya kan awalnya kita ngopi bersama. Akhirnya teman-teman kelompok tani, desa lain juga alhamdulillah sudah ada. Dulunya enggak dirawat, sekarang dirawat. Saya siap menerima panennya itu,” terangnya.

Namun, kata dia, terkadang jika bahan bakunya telat didapatkannya, ia juga kerap berbelanja bahan baku produknya di Samarinda. “Supaya bisa enggak telat. Konsumen itu enggak kecewa,” sebutnya.

Sebagai informasi, masyarakat yang ingin membeli kopi asli dari UMKM lokal Kukar Kohiman ini bisa langsung ke rumah Sutaman di Desa Cipari Makmur, Kecamatan Muara Kaman, atau bisa mengordernya melalui WhatsApp: 081350878808. (adv/mt/fb)

Panji Greceq Jadi Salah Satu Koperasi Sehat Berkat Pembinaan Diskop-UKM Kukar

TENGGARONG – Koperasi Panji Greceq merupakan salah satu koperasi dengan kategori sehat di Kukar.

Dari ratusan koperasi di Kukar, koperasi tersebut masuk dalam 10 besar koperasi dengan kategori sehat. Koperasi tersebut berada di peringkat tiga besar.

Bendahara Koperasi Panji Greceq Ilham Noor menjelaskan bahwa pihaknya mendapatkan predikat sehat dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop-UKM) Kukar berkat keaktifan anggota koperasi dan integritas pengurus.

Kata dia, Koperasi Panji Greceq mendapat kategori sehat setelah dinilai oleh Diskop-UKM karena kelengkapan laporan dan rutin melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT).

“Kelengkapan laporan, terus kelancaran RAT, terus keanggotaan,” ucap dia saat ditemui pada Kamis (17/11/2023).

Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa pengurus dan anggota koperasi rutin melaksanakan RAT sebelum 15 Januari dan paling lambat pada bulan Maret.

“Kalau kita Kelurahan Panji paling lambat kemarin…itu bulan Maret, karena ada terkendala apa gitu, jadi bulan Maret,” ujarnya.

Dengan kategori sehat yang diterima koperasi, ia mengapresiasi kinerja Diskop-UKM Kukar yang selama ini selalu membina mereka.

Ilham mengukapkan bahwa pihaknya kerap dilibatkan dalam pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan Diskop-UKM Kukar.

Salah satunya baru-baru ini pelatihan sertifikasi manajemen yang diikuti oleh 2 orang pengurus koperasi mereka. Pada di akhir November, mereka juga akan dilibatkan kembali untuk mengikuti pelatihan manajemen pengelolaan koperasi simpan pinjam.

“Alhamdulillah ada terus perhatian mereka. Atas perhatian mereka juga (koperasi kami) jadi salah satu koperasi yang sehat,” ucapnya.

Ia berharap predikat sehat ini bisa membuat koperasi tersebut semakin berkembang dan tetap eksis sebagai salah satu koperasi yang melayani kebutuhan masyarakat, khususnya anggota Koperasi Panji Greceq.

“Makin berkembang lagi dan bertambah kepercayaan masyarakat terhadap koperasi Indonesia,” tutup dia. (adv/mt/fb)

Awal Mula dan Latar Belakang Pembentukan Koperasi Panji Greceq

TENGGARONG – Pada tahun 2006, Koperasi Panji Greceq berbentuk Lembaga Pengkredian Desa (LPD).

LPD adalah lembaga keuangan yang dimiliki desa, yang melakukan fungsi keuangan serta pengelolaan sumber daya keuangan yang menjadi milik desa di dalam bentuk simpan pinjam.

Hal ini disampaikan oleh Bendahara Koperasi Panji Greceq, Ilham Noor, saat ditemui pada Kamis (16/11/2023).

Dia mengatakan, pada tahun 2015 lembaga keuangan desa tersebut harus berbadan hukum. “Maka itu 2015 dijadikan koperasi, berdiri koperasi ini sejak 2015 itu,” jelasnya.

Koperasi Panji Greceq didirikan dengan jenis koperasi serba usaha. Namun, kata dia, untuk kegiatan yang berjalan sekarang masih seputar simpan pinjam untuk anggota koperasi.

“Karena penerusan dari LPD kemarin kan simpan pinjam,” terangnya.

Ia mengungkapkan bahwa anggota koperasi ini adalah warga Kelurahan Panji, Kecamatan Tenggarong.

“Kalau anggota sekarang ada 52. Itu Kelurahan Panji semua,” jelasnya.

Ilham menyebut antusias anggota dalam melakukan simpan pinjam di koperasi saat ini sangat baik.

Anggota yang aktif melakukan simpan pinjam juga aktif membayar angsuran peminjamannya.

“Cuman ada yang sedikit, paling 1-2 orang saja, cuma kita yang kita jemput bola,” ujarnya.

Kemudian, untuk limit peminjaman setiap anggota maksimal Rp 20 juta. Namun, sebut dia, ada kualifikasi khusus bagi anggota koperasi yang ingin melakukan peminjaman.

Ketika menjadi anggota baru, minimal sudah 3 bulan menjadi anggota, baru bisa mengajukan pinjaman ke koperasi. Maksimal peminjamannya Rp 10 juta.

Setelah menjadi anggota dan sering melakukan peminjaman, serta lancar dalam pengangsurannya, anggota dibolehkan meminjam maksimal Rp 20 juta.

“Misalkan anggota-anggota lama itu sudah berapa kali minjam, sudah bisa sampai Rp 20 juta,” pungkasnya. (adv/mt)