Program KKI Jauhkan Pelaku Usaha dari Pinjol dan Rentenir

TENGGARONG Pemkab Kukar di bawah kepemimpinan Edi Damansyah dan Rendi Solihin ingin melindungi masyarakat dari Pinjaman Online (Pinjol) dan rentenir. Keduanya pun mencetuskan Program Kredit Kukar Idaman (KKI).

Program KKI adalah program Bupati dan Wakil Bupati Kukar berbunga nol persen untuk para pelaku UMKM di Kukar.

Rincian pinjaman dalam KKI antara lain pedagang kaki 5 Rp 10 juta, wirausaha baru Rp 15 juta, dan pelaku usaha mikro Rp 25 juta.

“Itulah kebijakan dari Pak Bupati dengan Wakil, bagaimana masyarakat kita jangan terkena imbas dari Pinjol dan rentenir itu, sehingga dibentuklah KKI,” ucap Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Diskop-UKM Kukar Dianto Raharjo, Senin (30/10/2023).

Banyak pelaku UMKM di Kukar, sambung dia, mengajukan pinjaman ke bank lewat Program KKI.

Kata dia, Diskop-UKM Kukar hanya melakukan verifikasi kelengkapan berkas persyaratan pengajuan KKI.

Setelah diverifikasi dan dinyatakan lengkap, dinas tersebut akan meneruskan ke Bankaltimtara.

“Bankaltimlah yang melakukan verifikasi kelayakan usahanya, dan berapa besaran yang didapatnya, itu ranahnya Bankaltim,” jelasnya.

Sepanjang tahun 2023, Diskop-UKM Kukar mendapatkan informasi dari Bankaltimtara bahwa terdapat lebih dari seribu pelaku UMKM yang mengajukan pinjaman lewat Program KKI.

Dianto berpesan kepada para pelaku UMKM yang telah mendapatkan pinjaman lewat Program KKI menggunakan pinjaman tersebut sebaik-baiknya untuk menambah modal usaha, membeli bahan baku dan kebutuhan sarana prasarana usaha.

Masyarakat diharapkannya bisa memanfaatkan program ini sebaik mungkin untuk mengakomodasi kebutuhan usaha serta terhindar dari Pinjol dan rentenir.

Kebijakan Bupati Kukar juga diharapkannya dapat membantu para pelaku usaha untuk selalu eksis dalam berusaha.

“Maka diupayakan Program KKI, pinjaman kredit untuk para pelaku usaha yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Program Pemberdayaan Diskop-UKM Kukar Beri Kemudahan kepada Para Pelaku UMKM

TENGGARONG Sepanjang tahun 2023, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop-UKM) Kukar telah melaksanakan program pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Diskop-UKM Kukar, Dianto Raharjo menjelaskan, semua perencanaan program pengembangan dan pemberdayaan UMKM di Kukar sudah direalisasikan sekitar 80%.

Dalam program pemberdayaan UMKM, mereka telah memfasilitasi pengurusan legalitas hukum para pelaku UMKM, seperti sertifikat nomor induk berusaha, pengusaha kena pajak, dan sertifikat label halal untuk produk UMKM.

“Itu sudah tersebar di beberapa kecamatan,” ucap Dianto, Senin (30/10/2023).

Kemudian untuk program pengembangan UMKM, kata dia, Diskop-UKM Kukar memfasilitasi akses pemodalan, mengadakan kegiatan-kegiatan pameran, serta pelatihan penguasaan akses pemasaran produk secara digital.

Dalam akses pemasaran secara digital, sambung Dianto, para pelaku UMKM difasilitasi agar produk-produk mereka dipasarkan ke media sosial Diskop-UKM Kukar. Contohnya pemasaran melalui WhatsApp, Instagram, Tiktok, dan lainnya.

“Jadi, cukup di rumah aja mereka…udah tertayang bahwa mereka jualan produk ini, open date lagi PO, apalagi besok produk apa. Jadi, kita bantu lewat Medsos,” ujarnya.

Program ini, lanjut dia, merupakan bagian dari usaha mereka mempromosikan secara luas produk-produk para pelaku UMKM di Kukar.

Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dan informasi, produk-produk UMKM bisa dijangkau oleh banyak orang lewat telepon pintar (smartphone).

“Jadi, enggak perlulah jual panas-panas, tapi mereka cukup dengan IT. Ini bisa mempromosikan produknya,” terang dia.

Dianto mengungkapkan, program pemberdayaan dan pengembangan UMKM di Kukar merupakan bentuk keseriusan dan kepedulian Diskop-UKM Kukar terhadap para pelaku UMKM.

Dengan begitu, dia berharap para pelaku UMKM di Kukar bisa berkembang, maju, dan naik kelas. “Itulah program yang kita lakukan untuk memfasilitasi para pelaku usaha yang ada di Kukar,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Dianto Raharjo: Klinik UMKM Ibarat Puskesmas di Kecamatan

TENGGARONG Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Diskop-UKM Kukar Dianto Raharjo berharap Klinik UMKM di kecamatan dapat membantu masyarakat mengakses informasi tentang program-program Pemkab Kukar seputar dunia usaha.

“Harapannya untuk klinik ini nanti bisa membantu masyarakat yang ada di Kukar ini untuk bisa mencari informasi apa yang sudah dilakukan pemerintah terkait UMKM melalui Dinas Koperasi dan UKM,” ucap dia, Senin (30/10/2023).

Ia mencontohkan pelaku UMKM yang belum memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). Mereka bisa mengaksesnya melalui Klinik UMKM.

“Saya belum punya NIB, saya belum ada PKP, tanya pada petugas di Klinik, dan petugas Klinik UMKM yang akan memfasilitasi dan membantu para pelaku usaha memecahkan masalahnya,” ujar dia.

Klinik UMKM akan memberikan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan oleh para pelaku usaha, seperti fasilitasi dan pendampingan legalitas usaha, akses permodalan dan pelatihan yang akan dilaksanakan Diskop-UKM Kukar.

“Kalau memang di situ banyak nanti yang akan minta difasilitasi terkait NIB, PKP atau halal, kita akan adakan fasilitasi terhadap masyarakat di kecamatan itu untuk bisa mendapat legalitas semua,” jelasnya.

Klinik UMKM pun diibaratkannya Puskesmas dan rumah sakit. Jika ada warga yang mengalami sakit ringan, maka cukup dibawa ke Puskesmas, sehingga tidak perlu dirujuk ke rumah sakit yang jaraknya jauh.

“Sama kayak Klinik, masyarakat yang ingin mencari informasi terkait pembuatan NIB atau fasilitas lainnya berupa akses permodalan dan pelatihan-pelatihan yang ingin diketahui oleh pelaku usaha seperti itu, mereka enggak usah jauh-jauh ke Dinas Koperasi yang ada di Tenggarong. Mereka cukup cari informasi hanya di kecamatan saja,” terangnya.

Pendamping Klinik UMKM juga akan memberikan pemahaman kepada para pelaku usaha yang ingin mendapatkan informasi terkait perkembangan dunia usaha di Kukar.

“Klinik diharapkan menjadi perpanjangan tangan dari Dinas Koperasi dan UKM, sehingga masyarakat pelaku usaha bisa mengetahui program kegiatan apa yang sudah dilakukan oleh Dinas Koperasi dan bisa memenuhi kebutuhan dari masyarakat pelaku usaha kita,” pungkasnya. (adv/mt/fb)

Bymerr Collection Produksi Kerajinan Tangan yang Digemari Para Pejabat Kukar

TENGGARONG – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) asal Kukar Meriana mendirikan Bymerr Collection pada tahun 2016.

Ia membuat produk kerajinan tangan menggunakan teknik Sulam Tumpar, yang berasal dari suku Dayak Benuaq.

Produk itu seperti tas aneka model, masker, sendal kayu, bross, pouch, songkok, bandana, ikat pinggang, konektor manik, dan lain-lain.

Ia juga menerima pesanan costum atau request dari konsumen dengan menghubungi kontaknya: 085246995722.

Meri menceritakan bahwa saat pertama kali dia terjun ke dunia UMKM ini, produk yang dibuatnya adalah sendal doyo.

“(Tahun) 2016 itu saya cuma bikin dulu awalnya itu sandal itu, tapi doyo,” ungkap dia, Kamis (2/11/2023).

Ia membuat sandal doyo yang sempat diragukan akan mendapatkan tempat di hati konsumen Kaltim karena harganya tergolong mahal.

Pasalnya, sendal yang berbahan dasar kayu tersebut dibeli dari Surabaya, kemudian dirakitnya sendiri dengan menambahkan doyo.

“Jujur saja waktu saya bikin sendal doyo itu…mungkin diragukan,” ungkapnya.

Pejabat pertama yang membeli produknya adalah istri Bupati Kukar Edi Damansyah, yang waktu itu masih menjabat Wakil Bupati. Istri Kepala Dinas Pertambangan, Yuyun, juga ikut membeli produknya.

“Pertama kali sida bedua tuh yang berani beli barang saya,” terangnya.

Sejak saat itu, sambung dia, mereka sering memesan produknya, tetapi dengan sistem costum. Mereka meminta dibuatkan sepaket dengan tas, dompet, dan lainnya.

Kepada para konsumennya, ia mengaku belum pernah membuat produk tersebut. Namun, mereka meyakinkan bahwa Meri akan sukses menyelesaikan pesanan para konsumennya.

Kemudian, dia mencoba membongkar tas dan dompet yang rusak. Ia belajar secara otodidak. Produk itu pun berhasil diproduksi setelah Meri bekerja kerja menyelesaikan desain dan pengerjaannya.

“Saya coba, ternyata bisa. Selanjutnya saya rasa itu ndik baik, tapi ibunya kayaknya suka. Terus dia pesan sampai sekarang macam-macam aja dia minta,” pungkasnya. (adv/mt)

Pelaku UMKM asal Kukar Meriana Harumkan Nama Kaltim dalam Lomba Tingkat Nasional

TENGGARONG – Pelaku UMKM asal Kukar Meriana mengikuti lomba Enterprenuer Development yang diadakan Kemenkop-UKM RI di bidang kriya.

Dalam lomba tersebut, semula ia hanya ingin mengukur kemampuannya dalam menciptakan kerajinan tangan.

Dia juga ingin bertemu dengan para pelaku usaha se-Indonesia serta belajar dengan mereka terkait produk-produk yang sedang digemari masyarakat Indonesia.

Menurutnya, banyak inspirasi yang didapatkannya saat melihat produk orang lain. Hal itu dapat diaplikasikannya pada produk Bymer Collection yang tengah dikembangkannya.

“Terus melihat lagi cara penjualan orang. Itu aja. Saya lebihnya ke situ aja. Menambah pengalaman saja,” ungkap Meri, Kamis (2/11/2023).

Ia ingin melihat dan mengukur produknya bisa bersaing dengan produk di level yang lebih tinggi.

Meri tidak mau produk yang dibuatnya hanya jago kandang. Hal itulah yang ingin dibuktikannya.

“Dapat prestasi atau tidak, aku sih enggak masalah ya. Syukur-syukur masuk. Istilahnya saya bilang tadi, itu di luar dari ekspektasi saya,” terangnya.

Meriana mengaku sempat pesimis saat sampai di Bandung. Ia melihat banyak produk yang sangat bagus, yang jauh lebih berkualitas dibandingkan produk yang dibuatnya.

Dari segi produksi, produk mereka sangat bagus dibandingkan ia yang hanya banyak belajar secara otodidak serta memproduksi produknya secara manual.

Di ukur dari perbandingan harga produk, mereka menjual produk-produk mereka lebih murah dibandingkan produknya.

“Kita enggak sebagus yang di sana. Tahu aja kan? Kita di sini aja, kita beli di sana, baru kita bikin. Jadi, otomatis untuk harga jauh lebih mahal kita,” ucapnya.

Kemudian, ia sempat pesimis karena produk mereka jauh lebih berkualitas. Harganya pun lebih murah.

“Jadi, saya mindernya di situ sudah. Dari segi SDM-nya, dari segi harga, dari segi kualitas saya sudah minder,” ungkapnya.

“Tapi, ya enggak disangka kok bisa masuk 10 besar? Penilaian orang dari segi apa, saya enggak tau,” tutupnya. (adv/mt)

Meriana Masuk 10 Besar Lomba Tingkat Nasional yang Diadakan Kemenkop-UKM RI

TENGGARONG – Pelaku UMKM asal Kukar berhasil masuk dalam 10 besar nasional dari ribuan peserta pada lomba Enterprenuer Development yang diselenggarakan Kemenkop-UKM RI di bidang kriya.

Dia adalah Meriana, seorang pelaku UMKM dari Kukar, yang menekuni usaha produk-produk kerajinan tangan dengan teknik Sulam Tumpar yang diberinya nama Bymer Collection.

Sulam Tumpar merupakan kerajinan yang berasal dari suku Dayak Benuaq. Kerajinan ini berhasil membawa Meriana mendapatkan penghargaan di tingkat nasional.

Wanita yang akrab disapa Mery itu menceritakan bahwa ia mengikuti lomba setelah mendapatkan informasi dari media sosial Instagram Kemenkop-UKM RI yang mengumumkan kegiatan lomba Enterprenuer Development.

“Nah, di situ ada diumumkan lomba untuk pendampingan usaha. Dia ada 3 sektor dan saya ngambil di sektor kriya,” ungkap dia, Kamis (2/11/2023).

Ada 3 bidang yang dilombakan, salah satunya bidang kriya. Dari tiga bidang tersebut, ada ribuan peserta yang mendaftarkan diri.

Pada tahapan awal penyisihan di 3 bidang yang diikuti ribuan peserta tersebut panitia menyaringnya menjadi 500 peserta.

Setelah itu, panitia menyeleksinya kembali menjadi 300 peserta. Ratusan peserta itu dibagi menjadi 100 orang di setiap bidang.

“Saya masuk sektor kriya; masuk di 100 orang itu,” ungkapnya.

Ia mengikuti proses pendampingan selama satu bulan serta mengerjakan tugas-tugas lomba tersebut secara daring.

Setelah sebulan mendapatkan pendampingan, mereka dipanggil ke Kota Bandung Provinsi Jawa Barat untuk mengikuti pendampingan secara tatap muka.

Kemudian, kata Mery, di Bandung terdapat penyeleksian dari 100 orang ke 10 besar.

“Dari situ, ada penyeleksian lagi untuk ke 10 besar; dari 100 ke 10 besar,” terangnya.

Dia pun kembali ke Kukar tanpa memikirkan berhasil untuk masuk ke 10 besar dalam lomba tersebut.

Berhasil mengikuti pendampingan di Bandung merupakan penghormatan baginya. Apalagi produk-produk yang bersaing dengan produknya tergolong bagus dan berkualitas karena diproduksi dengan teknologi canggih.

Sedangkan Mery hanya membawa produk kerajinan tangan yang dibuat secara manual.

“Ternyata diumumkan saya masuk di 10 besar dan di antara 10 besar itu, hanya saya yang di luar. Sisanya dari Pulau Jawa semua,” imbuhnya.

“Jakarta pun enggak ada. Jadi, semuanya dari Jawa. Semua yang 10 orang itu hanya saya yang di luar Pulau Jawa; yang paling jauh,” pungkasnya. (adv/mt)